Senin, 03 September 2012

Sukses Berkelanjutan dengan IPE


Sukses Berkelanjutan dengan IPE
Ciputra ;  Founding father Ciputra Group,
Entrepreneur of The Year Ernst & Young (2007)
JAWA POS , 03 September 2012


INTEGRITAS, profesionalisme, dan entrepreneurship (IPE) mohon dipertimbangkan menjadi budaya atau falsafah perusahaan/lembaga kita semua. Pilihan terhadap nilai nilai IPE merupakan hasil refleksi saya yang mendalam tentang apa yang membuat sebuah perusahaan/lembaga bisa tumbuh dengan pesat, sanggup menjadi pelopor sekaligus menjadi pemenang di tengah persaingan. 

Integritas sengaja saya taruh sebagai yang pertama karena saya berpendapat bahwa dua nilai utama yang lain, yaitu profesionalisme dan entrepreneurship, harus ditopang oleh integritas. Pendapat saya ini sejalan dengan Warren Buffet, top entrepreneur di dunia, yang pernah berkata: ''Somebody once said that in looking for people to hire, you look for three qualities: integrity, intelligence, and energy. And if your don't have the first, the other two will kill you.'' Mempekerjakan seseorang harus punya integritas, kecerdasan, dan energi. Bila kita tak punya yang pertama, dua yang lain akan membunuhmu. 

Kita bersama patut terus-menerus menjiwai nilai-nilai IPE dan menghidupkannya dalam praktik kerja sehari-hari demi membangun perusahaan/lembaga kita untuk masa depan bersama. 

Saya melihat IPE seakan kombinasi sinergis dari roh, tubuh, dan jiwa. Bagi saya, integritas adalah ''roh'' atau sesuatu yang kekal dalam diri kita; berkaitan dengan relasi kita kepada Tuhan. Oleh karena itu, saya menyandingkan pengertian integritas dengan SQ (spiritual quotient) atau the adaptive use of spiritual foundation to facilitate everyday problem solving and goal attainment. Yakni, bagaimana nilai-nilai spiritual kita bersinar di dalam hidup kerja sehari-hari dan menuntun kita pada prestasi berkelanjutan. 

Sebagai contoh adalah kejujuran. Terbukti bahwa tanpa kejujuran tidak ada perusahaan yang dapat bertahan. Bahkan, perusahaan sukses sekalipun bisa rontok tiba-tiba ketika nilai-nilai kejujuran tidak dapat dipegang teguh lagi. Contoh lain adalah komitmen untuk melakukan apa yang sudah kita katakan atau walk the talk. Saya pernah menyampaikan bahwa untuk perusahaan/lembaga kita, janji adalah utang dan utang harus dibayar. Itulah praktik integritas yang harus selalu kita pelihara.

Sedangkan untuk ''tubuh'' adalah profesionalisme. Tubuh kita, yang di dalamnya terdapat otak, sangat penting untuk mewadahi segala upaya kita meraih keunggulan. Tanpa tubuh yang sehat, kita tidak mungkin berprestasi. Tanpa profesionalisme, perusahaan tidak mungkin menjadi pemimpin pasar. 

Sebuah perusahaan hanya dapat memiliki operasi yang sehat bila para pengelolanya memiliki kecakapan memecahkan masalah yang terjadi setiap hari. Jadi, profesionalisme adalah hal yang harus kita miliki untuk bisa meraih keberhasilan dari hari ke hari. 

Sebagai contoh profesionalisme adalah pelayanan unggul baik kepada pelanggan. Pelayanan unggul adalah pelayanan yang membuat pelanggan selalu kembali kepada kita dan bahkan menceritakan kepada pihak lain keunggulan kita.

Entrepreneurship bagi saya adalah ''jiwa'' sesuatu yang ada dalam diri yang memberikan dorongan semangat dan membuat kita selalu bergerak ke depan ingin memiliki masa depan yang lebih baik. Inilah inti sari entrepreneurship, yaitu melakukan inovasi terus-menerus. 

Saya juga menyandingkan entrepreneurship dengan EQ (emotional quotient). EQ adalah gabungan dari personal competence dan social  competence.                                Personal competence adalah kemampuan manusia untuk mengelola diri dan menginovasi diri sehingga selalu mampu menciptakan peluang baru. Sedangkan social competence adalah kemampuan manusia untuk mengelola relasi secara unggul sehingga terjadi hubungan yang harmonis, baik dengan atasan, sesama rekan kerja, bawahan, mitra pelanggan, pemasok, lingkungan, maupum dengan pemerintah 

Inilah ringkasan dari konsep LPE berkaitan dengan roh, tubuh, dan jiwa; serta SQ, IQ, dan EQ.

Integrity adalah ''roh'' yang memiliki sifat kekal. Itu menggambarkan relasi kita dengan Tuhan atau SQ, yang mendorong kita untuk setia, jujur, dan walk the talk.

Professionalism adalah ''tubuh'' manusia termasuk di dalamnya otak manusia atau IQ, yang memampukan untuk melakukan analisis, berpikir kritis, dan memiliki keahlian. 

Entrepreneurship adalah ''jiwa'' manusia yang menggelorakan bersemangat untuk melakukan perubahan membangun masa depan yang lebih baik. EQ membuat kita mampu menginovasi diri dan membangun tim yang dapat berinovasi. 

Integrity dan professionalism sudah banyak memperoleh perhatian dan bahasan. Dua hal itu juga sudah kerap kami lakukan, bahkan menjadi kebiasan kerja di tempat kami. Kini saatnya bagi kita semua untuk mengobarkan semangat corporate entrepreneurship, yaitu ''jiwa'' dan semangat berinovasi yang diterapkan di tempat kerja. 

Melalui semangat entrepreneurship ini kita akan menciptakan kurva ''S'' yang baru sehingga usaha bisnis kita atau produk kita tidak terjebak kepada pola umumproduct life cycle, yaitu naik melalui stage introduction, growth, kemudian menjadi rata di stage maturity, lantas melengkung ke bawah terperosok kepada stage decline yang ujungnya adalah binasa atau tersingkir dari pasar.

Sekali lagi, melalui IPE (integritas, profesionalisme, dan entrepreneurship), kami berhasil mencapai tingkat kesuksesan sekarang ini. Dan, dengan terus mengobarkan jiwa IPE yang merupakan budaya/falsafah tritunggal perusahaan/lembaga kita, kita akan meningkatkan kesuksesan tersebut.

Saya juga mengusulkan agar dilakukan tes psikologi untuk karyawan baru dan juga fit and proper test untuk kenaikan calon pimpinan. Tes tersebut dibagi menjadi: integrity-SQ, professionalism-IQ, dan entrepreneurship-EQ. Pelaksanaannya silakan diserahkan ke lembaga psikotes. 
◄ Newer Post Older Post ►