Baca Sebelumnya : Sejarah Dakwah Islam di Seoul Korea Selatan
Umat Muslim usai shalat berjamaah di Masjid Sentral Seoul, Distrik Itaewon, Seoul, Korea Selatan. |
Namun sekarang, masjid-masjid sudah banyak tersebar hampir di seluruh kota besar di Korea Selatan. Masjid terbesar adalah Masjid Sentral Seoul yang berlokasi di distrik Itaewon.
“Kami punya lebih dari 10 masjid di kota-kota besar, seperti Gwangju, Busan, dan Daegu. Masjid di sini bukan sekadar tempat shalat, tapi juga tempat berkumpul komunitas Muslim, terutama usai shalat Jumat. Mereka saling bercerita dan mendengarkan satu sama lain,” kata Haseeb Ahmad Khan, pengusaha asal Pakistan yang sudah 10 tahun tinggal di Korea Selatan.
“Contohnya, jika ada jamaah yang sakit, mereka bersama-sama datang menjenguk ke rumah sakit. Atau, jika ada yang butuh pertolongan, mereka akan mencari cara untuk bisa memberikan bantuan,” sambung Haseeb seperti dikutip indonesia.faithfreedom. org.
Masjid juga menjadi pusat informasi bagi warga lokal yang ingin belajar Islam. Masjid-masjid di Korea Selatan menyediakan bahan-bahan bacaan dan audio yang diberikan gratis buat mereka yang ingin mempelajari Islam.
Masjid Sentral Seoul juga melaksanakan dengan baik semua fungsi itu. Asal tahu saja, ini adalah masjid pertama dan satu-satunya di Seoul, sekaligus menjadi masjid terbesar di Korea Selatan. Karena letaknya di Distrik Itaewon, masjid ini sering juga disebut Masjid Itaewon Seoul.
Selama ini, Pemerintah Korea Selatan selalu memberikan perhatian besar kepada Masjid Sentral Seoul. Setiap kali ada isu terkait umat Islam, pemerintah setempat langsung menempatkan aparat keamanan di areal masjid untuk memproteksi masjid dan umat iIslam yang beribadah di sana. Masjid ini memang beberapa kali mendapatkan teror.
Masjid Sentral Seoul menjadi magnet utama kaum Muslimin di kota ini. Bagi Muslim asal Indonesia, masjid ini menjadi rumah untuk bersilaturahim dengan sesama Muslim Indonesia karena begitu banyaknya warga Indonesia yang beribadah di masjid ini, selain jamaah dari Timur Tengah dan orang Korea sendiri.
Hal lain yang menarik dari masjid ini adalah khutbah Jumat dibawakan dua kali, yakni menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Korea. Usai shalat Jumat, biasanya semua jamaah diberi bingkisan gratis berupa satu buah roti besar dan satu kotak susu segar.
Itu sebabnya, seusai shalat Jumat, banyak jamaah yang tidak langsung meninggalkan masjid. Mereka istirahat sejenak di masjid sambil menikmati bingkisan tadi dan berbincang- bincang dengan sesama jamaah. Momen inilah yang dimanfaatkan para jamaah untuk bersilaturahim dengan saudara-saudara seiman.
Populasi Muslim di Seoul Korea Selatan terus meningkat
Hari demi hari, tahun demi tahun, jumlah populasi Muslim di Korea Selatan terus bertambah. Data mutakhir menyebutkan, jumlah populasi Muslim di Korea Selatan mencapai 145 ribu-160 ribu orang.
Dari jumlah tersebut, diperkirakan 50 ribu di antaranya adalah penduduk asli Korea. Sedangkan, sisanya merupakan pendatang dari Indonesia, Malaysia, Pakistan, dan negara-negara Timur Tengah.
Jumlah orang Islam di Korea Selatan tersebut mungkin terbilang kecil, hanya sekitar 0,4 persen, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Korea Selatan yang mencapai 47 juta berdasarkan sensus 2005. Namun, untuk rentang dakwah yang baru dimulai pada 50-an, jumlah ini sungguh fantastis.
Mayoritas penduduk Korea Selatan menganut agama Buddha. Populasinya mencapai 40 persen dari total penduduk. Kristen Protestan menempati urutan kedua, sekitar 30 persen. Agama ini disebarkan oleh para penginjil asal Amerika Serikat.
Kemudian disusul agama Katolik di posisi ketiga, sekitar 20 persen. Di luar itu, ada kelompok-kelompok kecil penganut Konghucu, aliran Won, Jeungsan, Daegong, dan lain-lain yang tidak mencapai satu persen.
Sementara itu, data lain dari Korea Muslim Federation (KMF) menyebutkan, jumlah Muslim di Korea Selatan sekarang ini mencapai 120 ribu-130 ribu, terdiri dari Muslim Korea asli dan para warga negara asing.
Jumlah orang Korea asli yang menganut agama Islam sekitar 45 ribu orang, selebihnya didominasi pekerja migran asal Pakistan dan Bangladesh.[sumber;republika.co.id]