Saat ini, suplemen sudah menjadi suatu kebutuhan. Di Amerika, lebih dari setengah populasi orang dewasa telah mengkonsumsi suplemen untuk membantu menjaga kesehatan, menurunkan berat badan, membentuk tubuh, dan masih banyak lagi tujuan lainnya. Di Indonesia, kondisi seperti itu juga tak jauh berbeda.
Sebagai konsumen, apa yang mungkin tidak Anda sadari adalah bahwa tidak semua suplemen yang beredar di pasar saat ini sama. Beberapa di antaranya mungkin menyimpan bahaya bagi kesehatan Anda. Suplemen-suplemen tersebut adalah suplemen “ASPAL” alias “asli tapi palsu” yang tidak terjamin keamanannya bagi kesehatan Anda.
Suplemen tidaklah sama dengan obat-obatan, sehingga US FDA (Food and Drugs Administration) di Amerika Serikat maupun Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan) di Indonesia tidak mengatur efektivitas dan keamanannya. Untuk mengawasi keamanan produk suplemen bagi konsumen, setiap perusahaan suplemen harus mematuhi pedoman GMP atau Good Manufacturing Practices. Akan tetapi, tidak semua perusahaan suplemen sudah menerapkan pedoman tersebut. Itulah sebabnya, banyak produk suplemen yang beredar di pasaran tidak aman dan justru membahayakan konsumennya.
Beberapa kasus yang sering terdengar dari penggunaan suplemen “aspal” adalah timbulnya gangguan jantung, pembuluh darah, ginjal, hati, dan sebagainya. Akan tetapi, ingat bahwa suplemen pada dasarnya ditujukan untuk membantu memasok tubuh Anda dengan nutrisi penting yang Anda butuhkan, yang tidak tercukupi dari makanan sehari-hari saja.
Lalu, kenapa ada kejadian gangguan kesehatan seperti yang disebutkan? Bukankah konsumsi suplemen bertujuan untuk meningkatkan kesehatan Anda? Itu semua karena adanya penyimpangan pada produk suplemen yang Anda konsumsi, entah itu adanya ketidaksesuaian antara label suplemen dengan isi suplemen yang sebenarnya, adanya kontaminasi pada suplemen, bahkan ada juga suplemen yang dijual dengan harga murah ternyata bukanlah suplemen dengan kualitas Food Grade atau suplemen yang memenuhi standar untuk dikonsumsi manusia, melainkan suplemen Animal Grade atau suplemen yang diperuntukkan bagi hewan.
Inilah alasan mengapa Anda harus berhati-hati dalam memilih suplemen yang baik bagi Anda. Demi keselamatan Anda, carilah informasi sebanyak mungkin tentang suplemen yang akan Anda gunakan. Untuk mengetahui kandungan dan efek samping yang terdapat dalam suplemen “aspal”,
tanpa Anda sadari peredaran suplemen aspal telah marak disekitar Anda. Bahkan beberapa di antaranya menyimpan bahaya bagi kesehatan Anda. Inilah sebabnya mengapa Anda harus meningkatkan kewaspadaan terhadap peredaran dan penggunaan suplemen “aspal” ini.
Fakta Seputar Penggunaan Suplemen “Aspal”
John Coolidge, seorang warga Signal Mountain, Tennessee, yang berusia 55 tahun, pernah mengkonsumsi suplemen yang mengklaim dapat meningkatkan kesehatannya. Akan tetapi, pada awal Februari 2008, dia mulai mengalami gejala-gejala mulai dari diare, nyeri sendi, rambut rontok, gangguan pernafasan, bahkan kuku jari tangan dan kakinya patah.
Akhirnya, setelah muncul ratusan keluhan lain yang menunjukkan reaksi negatif akibat konsumsi produk suplemen tersebut, FDA turun tangan. FDA segera melakukan inspeksi terhadap fasiltas di perusahaan suplemen tersebut serta kandungan dalam suplemen tersebut. Apa hasilnya? Sebagian besar sampel yang diperiksa FDA ditemukan mengandung selenium dalam jumlah lebih dari 200 kali lipat dari jumlah yang tertera di label suplemen tersebut, serta jumlah kromium yang sangat berlebih yaitu sampai 17 kali lipat dari jumlah konsumsi kromium yang dianjurkan.
Sebuah kasus lain menimpa seorang polisi di Amerika Serikat membuatnya harus kehilangan pekerjaan hanya karena sang polisi tersebut mengkonsumsi suplemen diet untuk menurunkan berat badannya. Menurut label suplemen yang dikonsumsinya, kandungannya terdiri dari vitamin E, centella, senna, cascara, dan beberapa bahan “alami” lainnya, tanpa menyebutkan adanya amfetamin di dalamnya. Akan tetapi, tes urine menunjukkan bahwa dirinya positif mengkonsumsi salah satu jenis obatan-obatan terlarang tersebut.
Pada bulan Agustus 2009, FDA menemukan lebih banyak lagi produk yang mengandung berbagai obat-obatan tanpa menyebutkannya di labelnya. Sekarang, lebih dari 140 produk yang terkontaminasi telah diidentifikasi, tetapi hanya mewakili sebagian kecil dari suplemen terkontaminasi yang beredar di pasar dunia. Berbagai macam suplemen makanan ditemukan telah terkontaminasi dengan bahan tanaman beracun, logam berat, atau bakteri. Dan yang paling mendapat perhatian adalah suplemen yang terkontaminasi oleh obat-obatan berbahaya yang bisa menimbulkan gangguan kesehatan serius.
Analisis yang dilakukan oleh FDA juga telah menemukan bahan stimulan sibutramine pada sebuah produk suplemen sebesar tiga kali lipat dari dosis maksimal yang diperbolehkan. Beberapa kontaminan berupa obat-obatan berbahaya yang ditemukan dalam suplemen yang juga bisa menimbulkan efek samping berbahaya antara lain rimonabant yang bisa memicu bunuh diri, fenproporex yang bisa menyebabkan baik kecanduan maupun bunuh diri, furosemide dan obat diuretik yang dapat menyebabkan dehidrasi dan hipokalemia, serta kontaminan lainnya, seperti benzodiazepin dan antidepresan yang akan memberikan peningkatan risiko ketergantungan. Bahkan tak sedikit pula suplemen yang ditemukan telah terkontaminasi oleh anabolic steroid, yang menjadi salah satu obat illegal jika dikonsumsi tanpa sepengetahuan dokter, dikarenakan efek sampingnya yang sangat berbahaya.
Setelah mengetahui bahwa tidak semua suplemen itu sama, dan ternyata masih banyak suplemen di sekitar kita yang berbahaya bagi kesehatan, ini artinya Anda harus lebih hati-hati lagi dalam memilih suplemen sebelum Anda mengkonsumsinya. Pastikan Anda melihat dulu apakah produk suplemen Anda diproduksi oleh perusahaan yang telah menerapkan praktek GMP atau tidak. Perusahaan suplemen yang telah bersertifikasi GMP akan memberikan Anda jaminan perlindungan terhadap kesehatan Anda.
[sumber;duniafitnes.com]