Orang-orang mungkin seringkali  mengalami stres yang berkepanjangan atau  stres kronis dalam menghadapi  kehidupan sehari-harinya. Saking seringnya  stres kadang sudah tidak  merasakan atau mengabaikan gejala-gejala  stresnya.
"Jika berada di bawah stres kronis, yaitu menderita serangan harian stres dari pekerjaan atau kehidupan pribadi yang sedang dalam kekacauan, mungkin akan menunjukkan gejala yang cukup biasa atau tidak parah. Jika mengalami tanda dan gejala stres, luangkan waktu setiap hari untuk melakukan kegiatan yang diinginkan, seperti pergi untuk berjalan-jalan," kata Stevan E. Hobfoll, PhD, ketua departemen ilmu perilaku di Rush University Medical Center.
Berikut 10 tanda stres yang seringkali diabaikan seperti dikutip dari FoxNewsHealth, antara lain:
1. Migrain
"Sebuah  penurunan mendadak  dalam stres dapat memicu migrain. Dengan mematuhi  jadwal tidur dan  jadwal makan dapat untuk meminimalkan faktor pemicu  migrain lainnya,"  kata Todd Schwedt, MD, direktur dari Headache Center  Universitas  Washington.
2. Kram perut saat periode menstruasi
Perempuan  yang mengalami stres  dapat dua kali lebih mungkin mengalami kram perut  saat menstruasi yang  menyakitkan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh  ketidakseimbangan  hormon yang diinduksi oleh stres.
3. Sakit rahang
"Rahang yang sakit dapat menjadi tanda kerot (miring) di malam hari (bruxism). Bruxism biasanya terjadi selama tidur dan dapat diperburuk oleh stres," kata Matthew Messina, DDS, dari American Dental Association.
4. Mimpi aneh
Mimpi  biasanya mendapatkan  progresif lebih positif saat tidur, sehingga akan  bangun dalam suasana  hati yang lebih baik daripada saat akan pergi  tidur. Tetapi ketika  sedang stres, maka akan bangun lebih sering.  Sehingga mengganggu proses  tersebut dan memungkinkan gambaran mimpi yang  tidak menyenangkan  berulang kali sepanjang malam. 
"Kebiasaan  tidur yang baik  dapat membantu mencegah hal tersebut. Tidur yang baik  yaitu mencukupi  waktu tidur selama 7-8 jam setiap malam, serta  menghindari kafein dan  alkohol sebelum tidur," kata Rosalind Cartwright,  PhD, seorang profesor  emeritus psikologi di Rush University Medical  Center.
5. Perdarahan gusi
Menurut  analisis dari 14 studi  sebelumnya di Brazil, orang yang stres memiliki  risiko lebih tinggi  untuk mengalami penyakit periodontal.
"Tingkat  kronis peningkatan  kortisol hormon stres dapat mengganggu sistem  kekebalan tubuh dan  memungkinkan bakteri untuk menyerang gusi," kata  Preston Miller, DDS,  dari American Academy of Periodontology.
6. Jerawat
"Stres  dapat meningkatkan  peradangan yang menyebabkan jerawat," kata Gil  Yosipovitch, MD,  profesor dermatologi klinis di Wake Forest University.
7. Menginginkan cokelat dan lebih banyak makanan manis
Menginginkan cokelat dan lebih banyak makanan manis dapat dipicu oleh hormon stres, yang bisanya terjadi pada wanita.
8. Kulit gatal
Sebuah  studi baru di Jepang  yang melibatkan lebih dari 2.000 orang menemukan  bahwa orang-orang yang  mengalami mengalami gatal kronis (dikenal sebagai  pruritus) dua kali lebih mungkin mengalami stres. 
"Meskipun  masalah gatal yang  cukup menjengkelkan juga dapat menimbulkan stres,  namun kemungkinan  bahwa perasaan cemas atau tegang juga memperburuk  kondisi yang  mendasarinya seperti dermatitis, eksim, dan psoriasis.  Respons stres  dapat mengaktifkan serabut saraf, sehingga menyebabkan  sensasi gatal,"  kata Yosipovitch.
9. Alergi
Dalam  sebuah penelitian di  tahun 2008 oleh peneliti dari Ohio State  University College of Medicine  menemukan bahwa, penderita alergi  memiliki gejala lebih parah setelah  berada dalam kecemasan. 
"Hormon stres dapat merangsang produksi IgE, protein darah yang menyebabkan reaksi alergi," kata Janice Kiecolt Glaser, PhD.
10. Bellyaches (gangguan atau sakit perut)
Kecemasan  dan stres dapat  menyebabkan sakit perut, bersamaan dengan sakit kepala,  sakit punggung  dan insomnia. Satu studi yang melibatkan 1.953 pria dan  wanita  menemukan bahwa, mereka mengalami yang stres dengan tingkat  tertinggi  lebih dari 3 kali lebih mungkin untuk mengalami sakit perut.
Hubungan  yang tepat antara  stres dan sakit perut masih belum jelas, tetapi satu  teori menyatakan  bahwa usus dan berbagi jalur saraf otak, dapat bereaksi  terhadap stres.
Solusi Stres ; Nikmatilah Stres, Karena Tak Punya Stres Bisa Bahaya 
Stres tinggi dikenal sebagai biang  segala penyakit, namun stres tidak  semuanya buruk. Stres tetap  dibutuhkan dalam kadar yang tepat untuk  dapat merangsang sistem otak.  Jarang terkena stres juga dapat berdampak  buruk bagi kesehatan.
Kehidupan yang bebas dari stres sering dianggap sangat membahagiakan dan menyehatkan. Tapi nyatanya stres juga bisa menyehatkan otak. Maka itu nikmatilah beberapa stres yang muncul agar terhindari dari bahaya kesehatan.
Menurut penelitian terbaru seperti dilansir Time, orang yang paling bahagia dan sehat adalah orang yang memiliki setidaknya beberapa paparan stres dan pengalaman negatif.
Meski banyak penyakit yang dipicu atau diperparah dengan tingkat stres yang tinggi, namun stres tidak semuanya buruk. Stres dalam kadar sedang tetap diperlukan untuk perkembangan tubuh yang sehat. Yang berbahaya adalah stres dengan kadar besar dan tidak berkendali, terutama di usia awal kehidupan.
Tinjauan baru menambahkan bukti bahwa sistem otak berfungsi sama seperti otot, harus diperkuat melalui latihan secara bertahap dengan meningkatkan beban pada tahap pembangunan yang tepat.
Tetapi otot juga akan 'layu' tanpa olahraga dan terluka jika tiba-tiba dimuati terlalu banyak beban tanpa pelatihan sebelumnya. Hal yang sama juga terjadi pada otak dengan beban latihan adalah stres.
Dalam sebuah penelitian, peneliti mewawancarai 2.000 orang dewasa tentang pengalaman hidup dengan 37 kejadian negatif, seperti penyakit serius atau cedera, perceraian orangtua, kematian anggota keluarga, bencana alam serta pelecehan fisik dan seksual. Peserta juga memberikan informasi tentang berapa umur mereka ketika berbagai peristiwa terjadi.
Partisipan juga ditanya tentang tingkat kesusahan, fungsi di tempat kerja dan dalam hubungan mereka, gejala pasca-trauma stres dan kepuasan hidup secara keseluruhan. Partisipan diikuti selama dua tahun.
Tidak mengherankan, banyak pengalaman negatif yang diderita di masa lalu, akan berdampak pada gangguan dan stres trauma, serta kurang puasnya dengan kehidupan. Namun hal itu menurut peneliti tidak berlaku secara linier.
Dengan kata lain, stres terlalu banyak dapat membuat hidup Anda sulit, tetapi memiliki stres yang sedikit pun akan menyebabkan masalah yang serupa.
Karena orang yang sudah cukup melalui masalah (stres dalam tingkat sedang) memiliki kemampuan untuk mengatasi dan memiliki cukup jaringan yang lebih mapan dalam dukungan sosial, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk menangani pengalaman yang sulit di kemudian hari.
Kehidupan yang bebas dari stres sering dianggap sangat membahagiakan dan menyehatkan. Tapi nyatanya stres juga bisa menyehatkan otak. Maka itu nikmatilah beberapa stres yang muncul agar terhindari dari bahaya kesehatan.
Menurut penelitian terbaru seperti dilansir Time, orang yang paling bahagia dan sehat adalah orang yang memiliki setidaknya beberapa paparan stres dan pengalaman negatif.
Meski banyak penyakit yang dipicu atau diperparah dengan tingkat stres yang tinggi, namun stres tidak semuanya buruk. Stres dalam kadar sedang tetap diperlukan untuk perkembangan tubuh yang sehat. Yang berbahaya adalah stres dengan kadar besar dan tidak berkendali, terutama di usia awal kehidupan.
Tinjauan baru menambahkan bukti bahwa sistem otak berfungsi sama seperti otot, harus diperkuat melalui latihan secara bertahap dengan meningkatkan beban pada tahap pembangunan yang tepat.
Tetapi otot juga akan 'layu' tanpa olahraga dan terluka jika tiba-tiba dimuati terlalu banyak beban tanpa pelatihan sebelumnya. Hal yang sama juga terjadi pada otak dengan beban latihan adalah stres.
Dalam sebuah penelitian, peneliti mewawancarai 2.000 orang dewasa tentang pengalaman hidup dengan 37 kejadian negatif, seperti penyakit serius atau cedera, perceraian orangtua, kematian anggota keluarga, bencana alam serta pelecehan fisik dan seksual. Peserta juga memberikan informasi tentang berapa umur mereka ketika berbagai peristiwa terjadi.
Partisipan juga ditanya tentang tingkat kesusahan, fungsi di tempat kerja dan dalam hubungan mereka, gejala pasca-trauma stres dan kepuasan hidup secara keseluruhan. Partisipan diikuti selama dua tahun.
Tidak mengherankan, banyak pengalaman negatif yang diderita di masa lalu, akan berdampak pada gangguan dan stres trauma, serta kurang puasnya dengan kehidupan. Namun hal itu menurut peneliti tidak berlaku secara linier.
Dengan kata lain, stres terlalu banyak dapat membuat hidup Anda sulit, tetapi memiliki stres yang sedikit pun akan menyebabkan masalah yang serupa.
Karena orang yang sudah cukup melalui masalah (stres dalam tingkat sedang) memiliki kemampuan untuk mengatasi dan memiliki cukup jaringan yang lebih mapan dalam dukungan sosial, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk menangani pengalaman yang sulit di kemudian hari.
Sumber : detikhealth.com
Itulah Tanda-tanda Orang Sedang Mengalami Stres Kronis dan Solusinya,
Semoga Menghibur dan Bermanfaat,
Di Poskan Oleh : www.armhando.com .
Berita Aneh,Unik,Lucu,Hot Terbaik dan Terbaru.
[sumber;maskolis.blogspot.com]

