Anda  pasti sangat paham, BURUNG JAWARA bagi penggemar kicauan hanya ada dua.  Pertama, jawara untuk berkicau. Kedua, jawara untuk beranak-pinak.  Titik, tidak ada koma. 
 Jawara berkicau artinya burung gacor,  selalu berkicau, tak peduli di arena lomba ataupun di rumah. Jawara  untuk beranak pinak berarti selalu bereproduksi dengan baik.  Menghasilkan anakan banyak, menghasilkan uang. 
 Tahukah Anda bahwa burung Anda pun bisa  seperti itu? Itu tentunya kalau Anda memahami dan mau melakukan hal  utama yang dibutuhkan burung. Apa? Kuncinya hanya satu: burung harus sehat.
 Tidak perlu dicari-cari alasan mengapa  burung Anda tidak juga bunyi sehabis mabung, mabung tidak juga tuntas,  macet setelah tarung, berhenti bertelor atau bertelor hanya satu, atau  bertelor tiga tetapi tidak pernah menetas dan segudang alasan lain.
Jika burung Anda seperti itu, maka semua itu hanya menandakan satu hal: BURUNG ANDA TIDAK SEHAT!!
 Ya, kembali lagi ingatlah satu prinsip dalam memahami burung: “Burung sehat pasti gacor, burung sehat pasti bereproduksi”.
SEHAT ITU SEPERTI APA?
 Sehat itu ada dua. Sehat mental dan sehat  fisik. Burung yang mentalnya drop, pasti macet atau kalau bunyi  sangat-sangat tidak memuaskan. Itu sama juga dengan burung yang tidak  sehat secara fisik. Pasti bermasalah sebagai kicauan dan juga bermasalah  di kandang penangkaran.
 Agar burung Anda sehat mental, jauhkan  dari hal-hal yang membuat dia tertekan. Misalnya perilaku kasar  pemelihara, burung lain yang lebih superior, dan predator bagi burung di  sekeliling rumah, misalnya kucing, anjing dan juga tikus.
Agar burung Anda sehat fisik, hilangkan segala gangguan dan ancamannya.
- Pertama, peralatan pemeliharaan. Pastikan tidak ada bagian runcing, tajam dan sebagainya yang memungkinkan burung Anda terluka.
- Kedua, basmi segala parasit, mikroba dan virus yang mengganggu kehidupannya.
- Ketiga, cukupi kebutuhan nutrisinya.
Hendaknya Anda ingat, bahwa gangguan dan ancaman segala macam mahkluk kecil tetapi berbahaya itu serta kekurangan nutrisi, tidak selalu kasat mata tanda-tanda kehadirannya.
 Bisa jadi burung Anda terlihat mulus,  juga gacor. Tetapi tiba-tiba saja sering berhenti bunyi secara mendadak.  Anis merah misalnya, tiba-tiba saja berhenti teler alias oncling atau  mletik, cucak ijo tidak njegrik bin jambul, atau kacer mbagong melulu  alias nguda laut forever.
 Anis merah mletik alias oncling, besar  kemungkinan dia meraskan gatal akibat ada kutu di dalam kantung udara.  Kutu di dalam kantung udara? Ya, ketahuilah itu adalah air sac mite atau tungau kantung udara.
 Makhluk ini kalau berkembang biak masuk  di lapisan bawah kulit dan utamanya di kantung udara burung. Kutu ini  perlu dibedakan dengan kutu yang meloncat seperti caplak atau kutu yang  merambat seperti gurem. Beda sekali.
Kutu ini, atau lebih tepatnya tungau, hanya bisa mati  kalau Anda memutus rantai kehidupannya dengan memberikan pembasmian  sistemik menyeluruh (dari luar seperti semprot, dari pencernaan melalui  makanan atau minuman dan dari kulit dengan pengolesan di sekitar kantung  udara).
 Kalau cucak ijo yang seharusnya jegrik  atau menjambul dan ngentrok, kok cuma tampil biasa atau bahkan tidak  bunyi, mengapa? Itu kemungkinan besar dia kekurangan vitamin dan  mineral, tetapi bisa juga karena gangguan parasit seperti halnya air sac mite dan  juga cacing. Artinya, sebanyak apapun Anda memberi extra fooding,  percuma saja kalau di dalam tubuh burung terdapat banyak parasit yang  menggerogoti sari makanan dan juga darah burung.
 Nah kalau kacer mbagong bagaimana? Ini  sebuah rahasia yang barangkali perlu Anda ketahui. Kacer mbagong alias  nguda laut sebenarnya adalah burung dengan “nafsu besar tenaga kurang”.
 Jangan Anda bilang bahwa kacer Anda  kecukupan vitamin, mineral, karbohidrat dan sebagainya kalau Anda hanya  memberinya voer plus jangkrik atau kroto. Selain kandungan nutrisi dari  pakan itu kemungkinan kurang atau tidak lengkap, bisa jadi semuanya  diserobot oleh parasit dan kutu, caplak maupun tungau/air sac mite.
Ceritanya tentu tidak sampai di anis merah, cucak ijo atau kacer. Semua burung yang bermasalah, semuanya bersumber dari mata air yang sama: kesehatan dan kecukupan nutrisi.
 Begitu juga dengan burung di penangkaran.  Semua problem seperti tidak juga kawin meski kelihatan berjodoh, tidak  juga bertelor meski sudah kawin, sedikit prosentase keberhasilan  penetasannya, piyikan mati sebelum berkembang dan sebagainya dan  sebagainya. Sumbernya hanya satu: tidak sehat, tidak peduli sesegar  apapun kelihatannya burung Anda atau segacor apapun suaranya.
Kalau burung yang terlihat sehat saja sebenarnya banyak sekali menerima gangguan, apalagi burung yang terlihat tidak fit. Pasti dia gangguannya banyak. Bisa jadi dia mendapat gangguan dari segala arah yang tidak Anda sadari. Pertama dari lingkungan yang tidak ramah, kedua dari parasit yang menggerogoti sari makanan dan darahnya, ketiga karena kekurangan nutrisi.
 Kasus itulah yang biasanya menimpa burung  mabung tidak tuntas atau mabung tidak selesai-selesai atau bahkan  burung dengan bulu yang sudah mengerak – kering, nyerit atau  melintir-melintir tetapi tidak juga rontok.
Sudah pasti,  Anda tidak senang dengan semua gangguan dan kekurangan nutrisi yang  menimpa burung Anda. Bisa jadi Anda tidak pernah menyadarinya. Tetapi itulah sesungguhnya RAHASIA BURUNG JAWARA. Burung yang selalu gacor sebagai kicauan dan mendatangkan banyak anakan (alias uang) sebagai burung tangkaran.
 Jika Anda sudah tahu semua rahasia itu,  maka Anda kini tinggal bertindak. Pastikan burung Anda mendapatkan  perlindungan menyeluruh dan memang begitulah seharusnya, bahwa hobi  burung menjadi sumber rejeki dan kesenangan dan bukan menjadi beban yang  berkepanjangan.
- SUDAHKAH BURUNG ANDA TERBEBAS DARI SEGALA GANGGUAN?
- SUDAHKAN BURUNG ANDA BENAR-BENAR SEHAT DAN MEMBERI KEPUASAN?
- JIKA BELUM, ANDA HARUS MENGAMBIL TINDAKAN!
 Ya, pastikan burung Anda mendapatkan  perlindungan menyeluruh dari segala macam momok yang menghantui para  penghobi burung, baik untuk kicauan maupun untuk penangkaran. Gunakan  perlindungan yang tidak membuat Anda bingung lagi untuk menentukannya.
cucak hijau atau cucak ijo
UMUM
Meskipun nama umum adalah cucak hijau atau cucak ijo, namun burung ini bukanlah keluarga merbah atau cucak-cucakan. Burung cucak hijau sama sekali bukan satu suku dengan cucakrowo atau cucak jawa misalnya.
Meskipun nama umum adalah cucak hijau atau cucak ijo, namun burung ini bukanlah keluarga merbah atau cucak-cucakan. Burung cucak hijau sama sekali bukan satu suku dengan cucakrowo atau cucak jawa misalnya.
 Yang biasa kita sebut cucak hijau ini memiliki nama ilmiah Chloropsis  sonnerati.  Dia adalah burung cica-daun besar dengan seluruh  badan dominan dengan  warna hijau. Chloropsis sonnerati termasuk ke dalam  suku Chloropseidae,  berkerabat dekat dengan burung cipoh  (Aegithina spp.). Dalam bahasa  Inggris burung ini dikenal sebagai  Greater Green Leafbird.
 Jenis-jenis cica-daun juga dikenal dengan sebutan umum burung daun,  atau murai daun.
Bertubuh sedang, dengan panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 22 cm.
Seperti umumnya cica-daun, seluruh tubuh didominasi warna hijau terang (hijau daun), termasuk sayap dan ekor; sementara pipi dan tenggorokan burung jantan berwarna hitam berkilau.
Bertubuh sedang, dengan panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 22 cm.
Seperti umumnya cica-daun, seluruh tubuh didominasi warna hijau terang (hijau daun), termasuk sayap dan ekor; sementara pipi dan tenggorokan burung jantan berwarna hitam berkilau.
 Perbedaan dengan cica-daun yang lain  adalah adanya warna (noktah) biru pada bahu burung jantan. Burung betina  dengan tenggorokan kuning dan lingkaran mata kuning. Kedua jenis  kelamin memiliki sepasang setrip malar biru berkilau di sisi dagunya.
 Iris mata berwarna coklat gelap, paruh tebal hitam, dan kaki abu-abu kebiruan.
 Jenis burung ini kadang bersikap agresif  terhadap jenis lain yang berukuran lebih kecil. Saat berkicau, cica-daun  besar akan menundukkan kepala. Makanannya adalah aneka serangga dan  buah-buahan hutan.
HABITAT CUCAK HIJAU
 Cica-daun besar menyebar di Semenanjung  Malaya, Sumatra dan pulau-pulau di sekitarnya, Kalimantan termasuk pula  Natuna, Jawa dan Bali. Tersebar luas tetapi tidak umum didapati, di  hutan-hutan dataran rendah dan perbukitan sampai ketinggian 1.000 m dpl.
CIRI BERDASAR DAERAH ASAL
 Cica-daun adalah jenis burung Oriental  (Asia) yang penyebarannya tidak melewati Kalimantan di sebelah timur.  Beberapa jenisnya yang terdapat di Indonesia, selain cica-daun besar,  adalah:
 1. Cica-daun kecil (C. cyanopogon);  sangat mirip cica-daun besar, hanya ukurannya lebih kecil (17 cm) dan  tidak punya bercak biru di bahu.
2. Cica-daun sayap-biru (C. cochinchinensis); sayap dan ekor tersaput warna biru. 17 cm.
3. Cica-daun dahi-emas (C. aurifrons); dahi kekuningan pada yang jantan. 19 cm.
4. Cica-daun sumatra (C. venusta); paling kecil, 14 cm. Dahi dan sisi kepala biru terang (jantan), tenggorokan biru terang (betina).
2. Cica-daun sayap-biru (C. cochinchinensis); sayap dan ekor tersaput warna biru. 17 cm.
3. Cica-daun dahi-emas (C. aurifrons); dahi kekuningan pada yang jantan. 19 cm.
4. Cica-daun sumatra (C. venusta); paling kecil, 14 cm. Dahi dan sisi kepala biru terang (jantan), tenggorokan biru terang (betina).
CIRI JANTAN DAN BETINA
 Cucak hijau termasuk burung dimorfik,  yakni terdapat perbedaan ciri fisik yang bisa dilihat antara burung  jantan dan burung betina dewasa. Untuk burung jantan, pada dagu dan  tenggorokan berwarna hitam, sedangkan betina hijau.
 Sementara itu untuk cucak hijau yang  masih muda/trotolan sekitar umur 2-4 bulan, bentuk fisik jantan dan  betina nyaris sama, bulunya pun warnanya sama hijau muda. Serta ada  warna kuning, di bawah paruh sampai leher. Dan sepertinya, tidak ada  ciri khusus yang membedakan antara yang jantan dan betina.
 Namun bagi mereka yang sudah  bertahun-tahun menekuni cucak hijau akan sangat mudah melihat  perbedaannya baik masih bakalan apalagi saat dewasa. Ada beberapa cara  jitu untuk melihat perbedaan jantan dan betina. Beberapa hal yang harus  diperhatikan saat membeli bakalan cucak hijau dipasar burung maupun di  pengepul.
Pertama, bakalan jantan,  jika masih berumur di bawah 4 bulan maka alis yang melingkar di kedua  di matanya berwarna kuning. Jika alis matanya berwarna putih, betina.

Kedua, warna paruh bagian bawah, kalau jantan berwarna coklat tua. Sedangkan yang betina berwarna putih.

 Beda cucak ijo anakan jantan dan betina dilihat dari bagian luar kerongkongan (Foto: Jo_Qplie/kicaumania.org)
Ketiga, jika bakalan  sudah berumur di atas 4-6 bulan, maka betina akan berwarna kuning di  bagian leher, kemudian akan berubah menjadi warna putih kehijauan.  Sedangkan jantan, warna kuningnya akan dipenuhi trotol-trotol hitam.  Pada dua bulan berikutnya, warna hitam itu akan tampak lebih jelas pada  bagian leher/bawah paruh.
 Seiring dengan bertambnya umur, warnua hitam di leher bawah, akan terus menutup sampai di bawah matanya.
MEMILIH CUCAK HIJAU
 Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan atau bakalan pada burung cucak hijau.
- Berkelamin jantan dengan postur tubuh yang panjang serasi, mata besar melotot, bentuk kepala lebih besar dan bergerak lincah.
- Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang.
- Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
- Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
- Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat.
- Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
- Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
- Rajin bunyi, ini menandakan burung tersebut memiliki prospek yang cerah.
- Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.
CARA PERAWATAN
 -Tempat: Cucak hijau  bisa dipelihara dengan sangkar kotak dengan ukuran panjang-lebar 45-45  cm dengan tinggi 60 cm atau bisa juga sangkar bulat dengan diameter 35  cm. Sementara tenggeran atau pangkringan bisa dibuat dari kayu asam  dengan diameter 1,5 cm.
- Pakan: Sama dengan  burung lain pada umumnya, cucak hijau memerlukan menu pakan yang  variatif sehingga kecukupan nutrisi, vitamin dan mineralnya. Pakan yang  bagus, selain lengkap nutrisinya seperti protein, karbohidrat, juga  lengkap vitaminnya seperti vitamin A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide)  B6, B12, C dan K3. Selain itu, perlu pula mengandung zat esensial  seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah  salah satu bentuk dari vitamin B) dan Ca-D
 Di samping vitamin, perlu juga kecukupan  mineral. Mineral dibutuhkan dalam pembentukan darah dan tulang,  keseimbangan cairan tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi sistem  pembuluh darah jantung dan lain-lain. Seperti vitamin, mineral berfungsi  sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh melakukan fungsinya seperti  memproduksi tenaga, pertumbuhan dan penyembuhan.
 Yang termasuk mineral yang diperlukan  burung cucak hijau adalah Calcium, Phosphor, Iron, Manganase, Iodium,  Cuprum, Zinccum, Magnesium, Sodium Chlorin dan Kalium.
Makanan yang sesuai untuk burung cucak hijau
- Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%, belum tentu voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung cucak hijau. Voer diberikan sebagai pelengkap kebutuhan nutrisinya. Selalu ganti dengan voer yang baru setiap dua hari sekali.
- Buah Segar, burung ini sangat menyukai buah pepaya, pisang kepok putih, apel, pir, tomat dan beberapa buah lainnya. Sebaiknya perbanyak pemberian buah pepaya, karena buah pepaya mengandung vitamin C yang tinggi sehingga membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Di samping itu, buah pepaya sangat mudah dicerna dan sangat cocok dengan sistem metabolisme rata-rata burung pemakan buah.
- EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik yaitu: Jangkrik, orong-orong, kroto, ulat hongkong, ulat bambu, kelabang, belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF tersebut.
 Referensi vitamin dan mineral lengkap untuk burung, silakan di lihat di http://omkicau.com/bird-top-product/.
Perawatan dan setelan harian burung cucak hijau
 Perawatan harian untuk burung cucak hijau  relatif sama dengan burung berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan  perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.
Pola Perawatan Harian dan Stelan Harian untuk burung cucak hijau:
- Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).
- Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan voer, air minum dan buah segar.
- Berikan Jangkrik 3 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan Jangkrik secara langsung pada burung.
- Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.
- Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong.
- Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat dimaster dengan suara master atau burung-burung Master.
- Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu.
- Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF.
- Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara master selama masa istirahat sampai pagi harinya.
Penting
- Kroto segar diberikan 1 sendok teh maksimal 2x seminggu. Contoh setiap hari Senin pagi dan hari Kamis pagi.
- Buah Segar diberikan rutin setiap hari, dengan format: Hari Senin sampai hari Kamis berikan buah Pepaya, hari Jum’at dan hari Sabtu berikan Apel atau Pisang atau buah lainnya.
- Pengumbaran di kandang umbaran dapat dilakukan 4 jam perhari selama 4 hari dalam seminggu.
- Berikan multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.
- Berikan buah pisang yang yang telah diolesi madu setiap hari Sabtu.
Penanganan apabila burung cuvak hijau overbirahi
- Pangkas porsi Jangkrik menjadi 1 pagi dan 1 sore
- Bisa diberikan 2 ekor Ulat Bambu dalam 3 hari berturut-turut
- Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore
- Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja
Penanganan apabila burung cuvcak hijau kondisinya drop
- Tingkatkan porsi pemberian Jangkrik menjadi 5 pagi dan 5 sore
- Tingkatkan porsi pemberian Kroto menjadi 3x seminggu
- Mandi dibuat 2 hari sekali saja
- Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung cucak hijau lain dahulu
- Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari
PENANGANAN CUCAK HIJAU UNTUK LOMBA
 Perawatan lomba sebenarnya tidak jauh  berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu  mempersiapkan burung agar mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan  memiliki stamina yang stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu  mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.
Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan Lomba untuk burung cucak hijau:
- H-3 sebelum lomba, Jangkrik bisa dinaikkan menjadi 10 ekor pagi dan 6 ekor sore.
- H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
- 1 Jam sebelum digantang lomba, berikan Jangkrik 3 ekor dan Ulat Hongkong 10-20 ekor.
- Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan Jangkrik 1 ekor lagi.
Penting
- Jangan memandikan burung pada saat di lapangan, karena dapat membuat birahi burung tersebut menjadi sangat tidak stabil.
- Berikan kesempatan pada burung untuk beradaptasi sebentar pada suasana lapangan, agar burung tidak kaget.
Perawatan dan setelah cucak hijau pasca lomba
 Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.
Berikut ini pola Perawatan dan setelan pasca lomba untuk burung cucak hijau:
- Porsi EF dikembalikan ke setelan harian.
- Berikan multivitamin pada air minum pada H+1 setelah lomba.
- Sampai H+3 setelah lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.
PERAWATAN CUCAK HIJAU MABUNG
 Untuk burung cucak hijau, sangat jarang  terjadi mabung total dan biasanya hanya nyulam atau ganti bulu secara  bergantian. Namun jika terjadi burung mengalami masa nyulam dengan  banyak bulu yang berjatuhan, maka perlu dilakukan treatmen mabung. Apa  itu?
 Masa mabung (moulting) merupakan masa  yang sangat menuntut perhatian penghobi burung. Bulu yang hilang dan  digantikan selama masa mabung atau meranggas ini menyerap 25% dari total  protein yang ada di dalam tubuh burung. Inilah mengapa selama masa  mabung perlu ditambahkan juga protein sebesar seperempat total protein  dalam tubuh burung.
 Bulu-bulu dan selongsong bulu terdiri  atas lebih dari 90% protein, khususnya protein yang disebut keratins.  Protein bulu berbeda dengan protein pada tubuh dan telur serta  memerlukan jumlah proporsional yang berbeda atas asam amino (pembangun  sel atau blok protein). Burung harus mengonsumsi makanan dengan  kandungan asam amino jenis ini kemudian menyerap dan disimpan sebagai  protein (keratin) khusus bagi keperluan pertumbuhan bulu. Proses ini  sangat penting bagi burung dan tubuh burung harus bekerja ekstra untuk  mendapatkan gizi yang cukup untuk membentuk bulu secara sempurna.
 Ketika burung mabung, mereka juga  memerlukan energi yang besar untuk memproduksi bulu baru. Keperluan  energi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, menyebabkan  burung harus mengonsumsi lebih banyak makanan selama meranggas untuk  dapat mempertahankan pertumbuhan bulu baru. Untuk diketahui saja, energi  yang diperlukan burung selama masa mabung sebesar dua setengah kali  lebih banyak ketimbang burung yang sedang memproduksi telur (lihat  misalnya penjelasan pada “Moulting in Bird” di situs vetafarm.com yang  menjadi referensi utama untuk tulisan mengenai masalah mabung ini).
 Faktor-faktor yang berpengaruh pada masa  mabung tidak bisa sepenuhnya dipahami, karena sangat kompleks. Umur  burung, musim saat mabung, cuaca harian, kadar hormon dan siklus  perkembangbiakan, semua menjadi faktor penentu bagi keberhasilan atau  kegagalan burung melewati masa mabung.
 Hal yang paling utama untuk diingat  adalah bahwa pada saat burung mabung, Anda harus memberikan suplai pakan  yang cukup sehingga mereka bisa mengembangkan bulu-bulu sesempurna  mungkin.
 Untuk menyediakan protein yang diperlukan  untuk peningkatan produksi bulu, Anda harus meningkatkan asam amino  yang mengandung sulfur seperti metionin dan sistin. Protein seperti itu  bisa ditemukan di dalam daging hewan. Daging dapat diberikan kepada  kebanyakan burung yang sedang mabung dalam jumlah kecil plus pemberian  suplemen makanan yang baik. Suplemen multivitamin dan multimineral yang  baik seharusnya mengandung berbagai vitamin dan mineral serta asam amino  untuk memungkinkan tumbuhnya bulu secara normal.
 Meskipun pada umumnya mabung berjalan  normal, ada beberapa hal yang sering mengganggu masa mabung burung,  khususnya tumbuhnya bulu yang tidak merata atau bahkan ada bulu yang  tidak rontok (sekadar nyulam).
Penggangu tersebut antara lain:
 * Penyakit - Penyakit  yang disebabkan virus circovirus (Beak and Feather Disease) dan virus  polyoma adalah penyakit paling umum yang menyebabkan burung kesulitan  memproduksi bulu. Psittacosis kronis, gangguan parasit dan infeksi  bakteri pada usus dapat pula menyebabkan bulu burung sulit tumbuh.
 * Gizi buruk –  Sebagaimana digambarkan di atas, persyaratan untuk berlangsungnya  produksi bulu secara normal memang sangat banyak, dan karenanya makanan  yang kurang gizi bisa menyebabkan tumbuhnya bulu yang tidak berkualitas  (mudah patah, mudah kusam, melintir/ keriting dan sebagainya).
 * Kimiawi –  penggunaan  bahan kimiawi sering menyebabkan bulu tumbuh tidak sempurna atau bahkan  merusak bulu. Salah satu contohnya adalah zat pembasmi cacing pada  merpati yang dikenal sebagai Mebendazole. Bahan kimia ini akan  menyebabkan bulu burung melintir jika diberikan semasa burung mabung.
 * Stres – Hal ini  terjadi terutama untuk burung yang disuapi/loloh dengan tangan manusia.  Tangan manusia menyebabkan bulu baru tidak bisa berkembang sempurna dan  sebagainya.
 Apa yang perlu Anda lakukan agar burung dapat memiliki bulu baru sebaik mungkin?
Pertama-tama menyingkirkan segala cacing, kutu, mikroba pengganggu dan parasit lainnya.
Kedua, pastikan tidak satu pun dari burung Anda menjadi pembawa virus bibit penyakit, misalnya Polyoma.
Ketiga, berikan gizi  yang cukup selama burung meranggas/mabung dengan pakan yang bagus. Hanya  saja perlu diingat bahwa pakan yang bagus bukan berarti pakan yang  banyak, sebab terlalu banyak pakan yang hanya mengandung karbohidrat  misalnya, hanya akan membuat burung kekurangan gizi meski secara fisik  terlihat gemuk.
 Jika Anda telah melakukan semua hal di  atas dan masih mengalami masalah dengan kualitas bulu Anda perlu  berbicara dengan dokter hewan khusus burung.
Cara Smart menggunakan BirdVit
 Dalam kaitan dengan persoalan mabung inilah disarankan kepada penghobi burung untuk memberikan burung asupan tambahan, misalnya BirdMolting atau juga BirdVit untuk burung yang sedang mabung. Cara ini lebih smart” sebab BirdVit adalah multivitamin dan multimineral yang sangat diperlukan burung selama masa mabung.
 BirdVit mengandung hampir semua vitamin dan mineral yang diperlukan burung, seperti:
- Vitamin utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3.
- Zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D Pantothenate.
- Mineral utama seperti potasium chlorida, sodium chlorida, magnesium sulfate, mangan sulfate, iron sulfate, zinc sulfate, copper sulfate dan cobalt sulfate.
 Dengan demikian, selama kita menggunakan  BirdVit untuk menangani burung mabung, maka kita cukup memberikan porsi  pakan seperti sediakala tanpa khawatir burung kekurangan “energi masa  mabung”. Sebab, memang benar energi yang diperlukan burung ketika mabung  bukanlah energi yang hanya akan mengumpul menjadi lemak tetapi energi  untuk pertumbuhan bulu seperti asam amino yang mengandung sulfur seperti  metionin dan sistin.
Cucak hijau bermasalah
 Untuk burung-burung yang sangat  bermasalah misalnya bulu mudah patah atau burung sakit-sakitan seusai  masa mabung, biasanya dikarenakan asupan mineralnya yang kurang. Selain  digunakan BirdVit, Anda bisa menyertakan pula BirdMineral.
 Apa beda BirdMineral dan BirdVit?
 Untuk diketahui, ada mineral dan vitamin  tertentu yang tidak efektif jika digunakan bersamaan. Akan saling  melemahkan. Karena keduanya sama-sama dibutuhkan burung dalam jumlah  yang proporsional, maka mineral dan vitamin tertentu hanya bisa dicampur  dengan komposisi dan volume tertentu.
 Seperti diketahui di dalam BirdVit ada sejumlah mineral yang sangat diperlukan burung. Namun kandungan mineral di dalam BirdVit tidak sebesar di dalam BirdMineral karena selain sebagai penjaga vitalitas burung,  BirdMineral juga bersifat mengcover atau mengobati.
Pola perawatan cucak hijau masa mabung:
- Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
- Mandi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 20 menit/hari atau kalau untuk penanganan ekstrim burung mabung, bisa dilakukan perawatan ekstem mabung.
- Jika Anda tidak menggunakan BirdVit atau BirdMineral, pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru. Misalnya: setelan jangkrik dibuat 5 ekor pagi dan 3 ekor sore, kroto 1 sendok makan setiap pagi dan cacing 2 ekor 3x seminggu.
- Meski tidak menggunakan BirdVit dan/atau BirdMineral, pemberian multivitamin yang berkualitas yang dicampur di air minum 2x seminggu sangat perlu.
- Jika Anda tidak menggunakan BirdVit, perlu perbanyak pemberian buah pepaya, karena buah pepaya sangat mudah dicerna sehingga melancarkan proses metabolisme tubuh burung. Di samping itu buah pepaya banyak mengandung vitamin C yang akan membantu meningkatkan daya tahan tubuh burung.
Lakukan pemasteran 
 Masa mabung membuat burung lebih banyak  pada kondisi diam dan mendengar. Inilah saat yang tepat untuk mengisi  variasi suara sesuai dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran  dengan tepat, sesuaikan karakter dan tipe suara burung dengan suara  burung master.
PENANGKARAN CUCAK HIJAU
Kandang, indukan, penjodohan
 Untuk memilih indukan jantan, pilih saja  cucak ijo yang sehat, tidak cacat fisik dan gacor dengan perkiraan usia  di atas 2 tahun. Sedangkan betinanya, bisa dipilih yang usia di atas 1  tahun, mulus dan sudah mau bunyi kalau didekatkan dengan cucak ijo  jantan. Pilihlah jantan dan betina yang jinak, dalam  arti tidak takut lagi dengan manusia. Soal asal cucak ijo, pilih sesuai  keinginan Anda. Bisa asal Sumatera, Blora, Jember, Banyuwangi atau dari  manapun.
 Setelah calon indukan dipilih kemudian  kita melakukan proses penjodohan. Proses penjodohan bisa dilakukan  dengan kandang penjodohan, yakni sangkar bersekat yang sekatnya bisa  kita ambil sewaktu-waktu. Jika tidak punya sangkar sekat, bisa gunakan  sangkar harian biasa.
 Penjodohan dilakukan dengan selalu  menempelkan sangkar si jantan dan betina berdempetan. Dengan posisi ini,  maka jantan yang sudah birahi pada tahap awal akan selalu berkicau  mengarah si betina. Si betina juga akan menanggapi dengan siulan-siulan  khas betina. Jika belum mau berjodoh, betina akan menghindar dengan cara  menjauh dan bersikap cuek. Proses penjodohan ini bisa berlangsung lama  atau sebentar tergantung dari kondisi birahi masing-masing.
 Ada baiknya dalam proses penjodohan ini  kita memperhatikan apa yang pernah disampaikan Om Arkum. Dia mengatakan  bahwa dalam tahap penjodohan, dia biasanya melihat dulu apakah burung  secara umur sudah siap atau belum, kemudian sudah birahi atau belum.  Faktor birahi sangat mempengaruhi proses penjodohan, cepat atau tidak  dan berantem atau tidak dan ini juga di pengaruhi umur burung. “Trik  yang sering saya pergunakan untuk menjodohkan burung adalah dengan  kandang sekat. Jadi suatu saat untuk melihat jodoh atau tidak, saya  tinggal menarik pembatas kandang sekat yang ada di tengah,” katanya.
 Untuk membuat burung cepat jodoh, dia biasanya melakukan hal sebagai berikut:
 1. Hari pertama diberi EF yang lebih dari  biasa, misal jantan betina diberi masing-masing 10 ekor jangkrik dan 10  ekor cacing dengan tujuan agar keduanya terpacu birahinya.
 2. Hari kedua, jatah jantan tetap dan jatah betina dikurangi, misal 10 : 5, hal ini ditujukan untuk tetap menjaga birahinya
 3, Hari ketiga jatah jantan ditambah dan  jatah betina dihilangkan. Tujuannya pada saat si jantan birahi, dia akan  memainkan EF di mulutnya, dan pada saat yang bersamaan si betina  kelaparan karena tidak mendapat jatah makan, sehingga si betina akan  berusaha meminta jatah makan dari si jantan.
 Proses ini bisa dilanjutkan untuk  beberapa hari ke depan. Lamanya tergantung burung itu sendiri, bisa  sehari, 2 hari atau mungkin 1 bulan belum jodoh.
 Proses penjodohan seperti itu pula yang  dilakukan Mas Samino di Lintang Songo BF Solo. Proses penjodohan ini  dilakukan selama hampir sebulan sampai jantan betina mau bercampur tanpa  tarung lagi.
 Untuk mengetahui apakah mereka bisa akur  atau tidak, sesekali mereka dicampur terutama di saat dimandikan di  karamba. Kalau mereka tidak tengkar, maka bisa dicoba dijadikan satu.  Kalau masih ada tanda-tanda bertengkar, maka perlu dipisah lagi. Lakukan  hal itu sampai burung benar-benar mau dikumpulkan jadi satu tanpa  saling serang.
 Sekadar tips dari saya, jika burung Anda sulit atau lama berjodoh, maka Anda bisa menggunakan BirdMature.  BirdMature adalah produk untuk meningkatkan birahi burung secara cepat,  terutama untuk burung-burung penangkaran. BirdMature sudah teruji di  kandang penangkaran lovebird punya Om Dwi, DT BF Jogja, dan penangkaran  murai batu Black BF Cilacap.
 Setelah penjodohan selesai, maka kedua burung langsung dimasukkan ke kandang penangkaran.
Manajemen pakan penangkaran cucak ijo
 Untuk persoalan penyediaan sarang dan sarana-prasarana lain, Anda bisa melihatnya lagi di artikel Kandang  penangkaran burung.  Sementara untuk penangkaran dengan sangkar gantung, meski sudah  berhasil bertelur  seperti yang dilakukan Om Angin Jakarta, tetapi belum  ada informasi apakah sudah bisa menetas (sudah terjadi perkawinan,  mengeram tenang dan menetas). Sedangkan untuk masalah pakan, burung  cucak ijo bisa saja diberikan dengan pola standar berupa voer, serangga,  cacing dan buah-buahan. Namun demikian pemberian pakan untuk burung  penangkaran harus lebih banyak porsinya ketimbang burung untuk  peliharaan harian.
 Hanya saja, perlu diingat, pemberian  asupan yang tidak seimbang justru akan memperlama proses produksi.  Penggunaan voer untuk ayam broiler misalnya, memang meningkatkan jumlah  protein, tetapi pada saat yang sama jumlah lemaknya pun banyak. Padahal,  burung penangkaran yang kegemukan, akan sulit bereproduksi dengan baik.  Begitu juga dengan voer yang biasa digunakan untuk burung kicau harian,  secara umum sudah baik, namun kandungan mineralnya seringkali tidak  bisa kita pastikan karena banyak voer yang dijual tanpa disertai  keterangan komposisi isi yang memadai. Dalam kaitan inilah saya  menyarankan ke beberapa penangkar untuk memberikan multi vitamin dengan  komposisi yang pas untuk burung.
 Multivitamin yang bagus setidaknya  mengandung vitamin utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6,  B12, C dan K3; zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic  Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D  Pantothenate. Untuk referensi ini, silakan baca tentang produk BirdVit.
Multivitamin yang bagus setidaknya  mengandung vitamin utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6,  B12, C dan K3; zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic  Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D  Pantothenate. Untuk referensi ini, silakan baca tentang produk BirdVit. Pada saat yang sama, burung di  penangkaran membutuhkan mineral yang komplit dan seimbang. Unsur Ca dan K  misalnya, harus benar-benar tercukupi sehingga proses pembuatan  cangkang telur bisa berlangsung dengan baik. Lebih dari itu, kekurangan  mineral pada burung akan menyebabkan beberapa kendala dalam penangkaran,  antara lain bulu lemah, tidak mulus, kusam; terkena rachitis  (tulang-tulang lembek, bengkok dan abnormal); paralysa (lumpuh); perosis  (tumit bengkak); anak burung mati setelah menetas; mengalami urat  keting (tendo); terlepas sendinya, tercerai (luxatio); paruh meleset,  kekurangan darah sehingga pucat dan lemah; tidak juga segera bertelur,  telur kosong, produktivitas rendah, dan daya tetas rendah, serta  kematian embrio tinggi. Untuk menghindari hal itu, ada baiknya Anda  mengetahui masalah mineral burung.
Masa mengeram
 Seperti halnya penangkaran burung pada  umumnya, cucak ijo membutuhkan lingkungan yang tenang. Paling tidak,  harus terbebas dari gangguan predator  (kucing, tikus dll). Sementara  untuk menghindarkan burung dari serangan penyakit yang berasal dari  parasit, maka Anda harus memastikan kandang yang relatif bebas parsit  dan serangga pengganggu seperti semut dan kecoak.
 Parasit pengganggu burung di penangkaran  ada macam-macam. Jika tidak ditangani secara serius, maka akan  menyebabkan betina tidak nyaman dalam mengeram. Akibatnya, burung tidak  tenang dan selalu turun dari sarang. Jika ini berulang terjadi, maka  dipastikan telur tidak bisa menetas karena tidak mendapatkan suhu  pengeraman yang stabil. Kadang-kadang, gangguan parasit juga menyebabkan  indukan berlaku agresif dan bisa mengobrak-abrik sarang, makan telur  sendiri, dan lain-lain.
 Selama masa mengeram, ekstra fooding  perlu dikurangi dengan tujuan agar kedua burung tidak naik birahinya  yang juga sering menyebabkan mereka berlaku agresif baik terhadap  pasangan amupun terhadap telur yang sedang dierami.
 Setelah usia pengeraman 14 hari, maka  telur burung cucak ijo akan menetas. Untuk mengantisipasi masa menetas,  maka mulai hari ke-12 pengeraman, Anda perlu meningkatkan jumlah ekstra  fooding dan menyediakan kroto sebagai pakan pertama yang akan diberikan  indukan kepada anakannya.
Manajemen anakan
 Jika telur telah sukses menetas, maka  anakan cucak ijo bisa Anda petik antara usia 5-10 hari. Kalau kurang  dari 5 hari, kondisi burung terlalu lemah dan kadang menyulitkan kita  untuk menyuapkan pakan. Sementara jika lebih dari 10 hari, burung sudah  takut dengan manusia. Akibatnya, mereka takut disuapi dan pada saat yang  sama mereka belum bisa makan sendiri. Selanjutnya, ya bisa mati-lah  anak-anak cucak ijo.

 Anak-anak cucak ijo bisa Anda letakkan di  wadah apa saja yang penting ada landasan dengan bahan yang sama dengan  yang dibuat untuk membuat sarang di kandang penangkaran. Untuk landasan  teratas bisa kita beri kapas agar lembut dan tidak melukai anakan  burung. Anakan di wadah khusus itu kemudian bisa Anda letakkan di dalam  kotak kayu atau kotak apa saja, dengan diberi lampu penghangat.
Anak-anak cucak ijo bisa Anda letakkan di  wadah apa saja yang penting ada landasan dengan bahan yang sama dengan  yang dibuat untuk membuat sarang di kandang penangkaran. Untuk landasan  teratas bisa kita beri kapas agar lembut dan tidak melukai anakan  burung. Anakan di wadah khusus itu kemudian bisa Anda letakkan di dalam  kotak kayu atau kotak apa saja, dengan diberi lampu penghangat. Sedangkan  untuk pakan anakan cucak ijo yang diambil pada usia 5-10 hari, Anda  bisa menyiapkan kroto yang benar-benar bersih dari kotoran dan bangkai  semut. Suapkan perlan-pelan dengan alat suap yang bisa Anda buat seperti  penjepit yang terbuat dari bambu. Atau Anda bisa membuat dengan bentuk  apapun yang penting bisa untuk menyuapkan kroto ke paruh burung anakan.  Kroto yang akan Anda berikan, perlu ditetes air sedikit sehingga  memudahkan burung anakan untuk menelannya.
 Untuk burung-burung di atas usia 7 hari,  Anda juga bisa memberikan kroto yang dicampur dengan adonan voer. Untuk  memastikan kecukupan vitamin dan mineral anakan burung, Anda perlu  menambahkan BirdVit ke dalamnya.
 Anakan burung pada usia 15 hari ke atas,  Anda sudah bisa mulai memberikan jangkrik kecil yang dibersihkan  kaki-kakiinya, dan dipencet kepalanya. Atau kalau untuk pemberian di  masa-masa awal, jangan disertakan kaki dan kepalanya. Lebih baik lagi  kalau Anda bisa memberikan jangkrik yang sedang mabung, yakni masih  lembut dan berwarna putih.
 Ketika anakan burung sudah mulai  meloncat-loncat kuat di dalam boks sarang, Anda bisa memindahkannya ke  dalam sangkar gantung. Hanya saja perlu diingat, dasar sangkar gantung  tetap diberi landasan bahan yang sama dengan bahan pembuat sarang.  Tujuannya adalah mencegah kaki burung anakan cedera. Sementara untuk  tangkringan harus dibuat bertingkat agar burung juga belajar meloncat  antar tangkringan.
 Sementara itu untuk manajemen indukan  pasca anakan diambil, Anda bisa menyetting pakan untuk indukan seperti  pada masa pasca penjodohan. Setelah anakan diambil, biasanya 7-10 hari  setelahnya, betina mulai bertelur lagi. Hal ini berulang terus dan akan  mengalami perubahan ketika burung mengalami masa mabung. Mabung pada  cucak ijo pada umumnya memang tidak sekaligus bulu ambrol dalam rentang  hari yang pendek, tetapi nyulam-nyulam.
 Dengan model mabung seperti ini, maka  tidak  mengherankan masih ada juga cucak ijo yang tetap betelur meski  bulu mulai jatuh. Namun demikian, ada juga yang berhenti berproduksi  seketika. Hal ini memerlukan kecermatan Anda untuk memberikan asupan  yang bagus untuk burung penangkaran, sehingga meskipun kondisi fisik  terlihat tidak fit, tetapi tetap saja mau berproduksi. Lain masalahnya  kalau proses nyulamnya memang tinggi, yakni bulu banyak sekali yang  berjatuhan, maka Anda harus bersabar untuk menunggu burung menyelesaikan  masa mabung, rekondisi dan siap lagi berproduksi.
KENDALA UTAMA PENANGKARAN
Penjodohan
 Dalam penjodohan burung untuk  penangkaran, kesulitan utama adalah menyamakan masa birahi burung.  Sebab, apabila burung tidak sama masa birahinya, maka penjodohan sulit  dilakukan. Untuk itu, Anda perlu memberikan asupan pakan yang bisa  memunculkan birahi burung, baik untuk jantan ataupun betina.
 Dalam kaitan ini, disarankan Anda  menggunakan multivitamin dan multi mineral yang dilengkapi dengan  suplemen lengkap dan seimbang disertai bahan aktif yang bermanfaat untuk  kebutuhan utama asupan makan burung indukan. Anda bisa misalnya  menggunakan BirdMature.
 Fungsi utama BirdMature/BMR adalah  meningkatkan fertilitas dan menormalkan fungsi reproduksi burung. BMR  sangat direkomendasikan untuk digunakan oleh para penangkar sehingga  mencapai produksi burung yang optimal.
Macet produksi
 Banyak sekali kasus burung macet  produksi. Meskipun indukan jantan dan betina terlihat sehat, namun  ternyata keduanya tidak juga melakukan perkawinan. Atau kalau melakukan  perkawinan tidak terjadi pembuahan. Tanda tidak ada pembuahan adalah  telur yang kosong sampai masa pengeraman berakhir.
 Sebenarnya, macet produksi dalam kasus di  atas adalah karena datangnya masa birahi burung pasca telur menetas  tidak berbarengan. Dengan demikian, dalam kasus ini juga disarankan  menggunakan BirdMature sehingga muncul birahi jantan dan betina pada saat yang bersamaan.
 Fungsi utama BirdMature memang  meningkatkan fertilitas dan menormalkan fungsi reproduksi burung. Namun  dia memiliki fungsi lain, yakni meningkatkan daya tahan tubuh piyikan  (burung-burung muda), menormalkan sistem kekebalan tubuh piyikan serta  menyempurnakan pertumbuhan bulu burung.
 Banyak burung piyikan mati disebabkan dia  kekurangan asupan yang seharusnya tersimpan secara normal ketika dia  masih dalam bentuk telur. Dengan pemberian BirdMature, risiko kematian  anakan piyikan burung bisa ditekan. 
PROBLEM UTAMA CUCAK HIJAU
1. Kurang fighting spirit, tidak ngetrok atau njambul
2. Hanya melet-melet (julurkan lidah) kalau ditrek
3. Mabung nyulam terus-menerus
4. Nyekukruk tak bergairah
1. Kurang fighting spirit, tidak ngetrok atau njambul
2. Hanya melet-melet (julurkan lidah) kalau ditrek
3. Mabung nyulam terus-menerus
4. Nyekukruk tak bergairah
1. Kurang fighting spirit  alias kurang semangat tempur biasanya karena burung masih muda, burung  kurang fit, kegemukan. Atasi dengan pemberian asupan yang seimbang gizi,  vitamin dan mineralnya. Bisa gunakan BirdVit untuk rawatan harian. Bisa gunakan BirdShout selama 3 hari sebelum turun lomba. Jika kegemukan, perbanyak mandi.
 Agar burung ngentrok dan njambul, pastikan burung birahi secara terukur. Selain diterapi harian dengan BirdVit,  latihlah atau sering pertemukan dengan cucak hijau yang suka njambul  dan ngentrok. Karakter “njambul dan ngentrok” bisa ditularkan dengan  cara burung yang “dimaster” dikerodong, dan usahakan bisa melihat cucak  hijau lain yang suka ngentrok dan njambul bila sedang berbunyi.
2. Hanya melet-melet  (julurkan lidah) kalau ditrek, maka penyebabnya dan cara mengatasinya  sama dengan poin pertama hanya saja sering-sering ditrek dengan burung  lain dan kurangi/ jangan dicas dengan burung betina.
3. Mabung nyulam terus-menerus, penyebabnya kebanyakan lemak dan protein tetapi kekurangan vitamin dan mineral. Lakukan terapi Bird Mineral dan barengi dengan perawatan harian menggunakan BirdVit. Kurangi dulu penjemuran dari porsi biasanya.
4. Nyekukruk tak bergairah. Bisa disebabkan oleh gangguan parasit, baik cacing maupun kutu. Bisa atasi dengan AscariStop dan FreshAves. Jika gangguan parasit sangat akut, bisa disertai penggunaan BirdFresh.
| BURUNG MURAI BATU Scientific classification Kingdom: Animalia Phylum: Chordata Class: Aves Order: Passeriformes Family: Muscicapidae Genus: Copsychus Species: C. malabaricus Binomial name Copsychus malabaricus Synonyms Kittacincla macrura Cittocincla macrura | REFERENSI | 
Umum
 Burung murai batu (Copychus malabaricus)  adalah anggota keluarga Turdidae. Burung keluarga Turdidae dikenal  memiliki kemampuan berkicau yang baik dengan suara merdu, bermelodi, dan  sangat bervariasi. Ketenaran burung murai batu bukan hanya sekedar dari  suaranya yang merdu, namum juga gaya bertarungnya yang sangat  aktraktif.
Jenis-jenis murai batu yang dikenal di Indonesia adalah sebagai berikut:
- Murai batu medan, Bukit Lawang, Bohorok, kaki G Leuser wilayah Sumatra Utara. Panjang ekor 27 – 30 cm.
- Murai Aceh, di kaki G Leuser wilayah Aceh. Panjang ekor 25 – 30 cm.
- Murai batu Nias, panjang ekor 20 – 25 cm. Ekor keseluruhan berwarna hitam.
- Murai Jambi, hidup di Bengkulu, Sumatra Selatan, Jambi.
- Murai batu Lampung, hidup di Krakatau, Lampung. Ukuran tubuh lebih besar dari Murai Medan. Panjang ekor 15 – 20 cm.
- Murai Banjar (Borneo), jenis ini paling populer di Kalimantan, karena sering merajai berbagai lomba di Kalimantan. Penyebaran di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Panjang ekor 10 – 12 cm.
- Murai Palangka (Borneo), panjang ekor 15 – 18 cm. Hidup di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
- Larwo (Murai Jawa), hidup di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Tubuh jauh lebih kecil dari murai medan. Jenis ini sudah sangat langka ditemukan. Panjang ekor 8 – 10 cm.
 Selain dari 8 sub-spesies murai batu di atas, masih ada murai batu yang berasal dari negeri tetangga, yaitu :
- Murai batu Malaysia, wilayah Penang. Ekor tipis dan panjang sekitar 30 – 33 cm dan postur tubuh lebih besar dari murai medan.
- Murai batu Thailand, hidup di perbatasan Thailand dan Malaysia, tubuh lebih besar dari murai medan, panjang ekor 32 – 35 cm dan warna hitam mengkilat indigo (kebiru-biruan).
- Murai batu Philippine, wilayah Luzon dan Catanduanes. Jenis ini lebih tepat disebut murai hias, karena memiliki warna tubuh yang sangat indah.
Murai batu serta kerabatnya dikelompokkan dalam beberapa species, sebagai berikut:
- Copsychus malabaricus (White Rumped Shama),
- Copsychus luzoniensis (White Browed Shama),
- Copsychus niger (White Vented Shama)
- Copsychus cebuensis (Black Shama).
- Trichixos pyrropygus (Orange Tailed Shama / Rufous Tailed Shama) .
Subspecies, ciri-ciri dan penyebarannya
 A. Copsychus malabaricus (White Rumped Shama) terdiri dari 19 sub-species:
- Copsychus interpositus (Nepal, India, Myanmar, Yunan -China, Thailand dan Indochina)
- Copsychus stricklandii (Sabah, Kalimantan)
- Copsychus andamanensis (Andaman, Nicobar)
- Copsychus albiventris (Andaman)
- Copsychus indicus (Nepal, Indochina)
- Copsychus pellogynus (Myanmar, Peninsular)
- Copsychus minor (Hainan-China)
- Copsychus mallopercnus (Malaysia)
- Copsychus javanus (Jawa Barat dan Jawa Tengah)
- Copsychus omissus
- Copsychus barbouri (Maratua, Kalimantan Timur)
- Copsychus leggei (Sri Lanka)
- Copsychus malabaricus (India)
- Copsychus macrourus (Con Son, Vietnam Selatan)
- Copsychus tricolor (Malaysia, Sumatra, Natuna Island dan Anamba)
- Copsychus melanurus (Sumatra bagian Barat, Enggano)
- Copsychus suavis (Sarawak, Kalimantan)
- Copsychus mirabilis (Prinsen Island)
- Copsychus nigricauda (Kangean Island)
 B. Copsychus luzoniensis (White Browed Shama) terdiri dari 4 subspecies, yaitu :
- Copsychus luzoniensis (Luzon, Catanduanes)
- Copsychus parvimaculatus (Polillo)
- Copsychus shemleyi (Marinduque)
- Copsychus superciliaris (Masbate, Negros, Panay, Ticao).
 C.  Copsychus niger (White Vented Shama): Tersebar di Palawan, Calamian, Balabac, Sabang (all in Philippines).
 D. Copsychus cebuensis (Black Shama): Hidup di wilayah Cebu Philippines.
 E. Trichixos pyrropygus (Orange Tailed Shama / Rufous Tailed Shama): Penyebaran di Way Kambas, Thailand, Malaysia dan Borneo.
Gambar beberapa jenis/sun-spesies murai batu (sumber gambar: planet burung)

Ciri jantan dan betina burung murai batu
 Ciri jantan dan betina murai batu dewasa  sebenarnya mudah dibedakan. Untuk murai dengan sub-spesies yang sama,  maka untuk warna bulu jantan lebih mengkilat. Hitamnya hitam pekat  kebiruan (berkilau, nyambeliler, seperti berhologram), sedangkan warna  merahnya atau coklat, terlihat tajam kontras dengan warna di sebelahnya  (hitam atau putih).
 Murai batu yang satu sub-spesies, ekor jantan lebih panjang ketimbang betinanya. Sedangkan lagunya, jantan lebih bervariasi.
Cara memilih bahan burung murai batu yang baik
 Diasumsikan murai batu bakalan adalah murai batu tangkapan hutan yang belum makan voer dan harganya juga relatif murah.
Yang perlu anda perhatikan dalam pemilihan ini adalah:
- Mata: Hindari membeli murai batu yang pada matanya sudah kelihatan tanda adanya katarak, yaitu selaput berwarna putih pada bola mata. Jika murai batu sudah katarak, resiko murai batu tersebut menjadi buta sangat tinggi sekali.
- Ekor: Cari murai batu yang memiliki ekor rapat dan tidak terlalu tebal. Ekor yang seperti ini selain enak dipandang, juga akan membuat murai batu memainkan ekornya pada saat ditrek. Hindari juga membeli murai batu yang tidak punya ekor, karena kita tidak bakalan tahu bagaimana bentuk dan jenis ekor dari murai batu tersebut, jika ekornya sudah tumbuh kembali.
- Bulu Dada: Kebanyakan murai batu memiliki bulu dada berwarna coklat, Tapi jika Anda mendapatkan murai batu dengan bulu dada cenderung berwarna kekuningan, maka itu rezeki Anda. Murai batu bakalan dengan warna bulu dada seperti ini, biasanya cepat berbunyi dan cepat juga jadi.
- Usia: Jangan pernah menilai usia murai batu hanya berdasarkan pengamatan pada kaki, ini bisa menipu calon pembeli. Murai batu bakalan muda mempunyai tanda bulu yang masih berbintik cokelat di bagian sayap sebelah luar maupun sayap sebelah dalam.
- Perilaku: Jika ada murai batu bakalan yang pada saat kita pegang dia menjerit kencang dan berusaha mematuk-matuk jari tangan, inilah murai batu dengan mental berani.
- Bentuk paruh: Sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
- Bentuk kepala: Pilih yang berbentuk kotak, mata bulat besar dan melotot. Ini menandakan burung ini mempunyai mental tempur yang baik.
- Postur badan: Pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
- Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
- Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
- Panjang ekor yang serasi dengan postur badan. Pilihlah bentuk ekor yang sedikit lentur.
- Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.
Tips membedakan murai batu Borneo/Kalimantan dan Sumatera
 Banyak penghobi yang bingung mengidentifikasi murai batu dari Borneo  dan Sumatera, jika tidak sedang berbunyi. Kalau dalam kondisi berbunyi,  memang mudah membedakannya, yakni dengan melihat pengembangan bulu pada  body.
Untuk murai batu borneo, secara umum mengembangkan bulu sampai hampir menyerupai bola (bulat) dimulai dari bulu bawah leher sampai dubur. Sedangkan murai batu Sumatera tidak mengembangkan bulu, atau kalau mengembangkan bulu hanya sebatas perut ke bawah.
Jadi memang, burung murai batu Sumatera pun ada yang mengembangkan bulu ketika bernyanyi, tetapi hanya mengembang pada bagian perut ke bawah.
Lantas bagaimana membedakannya kalau sedang tidak berbunyi?
Anda bisa melihat dari rona warna coklat di bagian dada sampai dubur. Burung murai batu borneo warna coklatnya cenderung kekuning-kuningan/ cerah. Sedangkan untuk murai batu sumatera agak gelap.
Sedangkan untuk burung yang masih muda/trotol tetapi panjang ekornya sudah mencapai sekitar 3 cm, bisa dilihat dari jarak antara ujung bulu ekor yang putih dengan yang hitam. Untuk burung murai batu borneo, ujung ekor putih dan hitam cederung dekat. Sedangkan murai batu sumatera, cenderung jauh; atau ekor yang berwarna hitam terlihat tumbuh pesat meninggalkan bulu putih.
Jarak antara ujung ekor hitam dan putih ini juga bisa untuk menandai apakah seekor murai batu berasal dari Kalimantan atau Sumatera ketika dia dalam masa mabung. Pertumbuhan bulu putih dan hitam hampir sama pada murai batu borneo, sedangkan pada murai batu sumatera, bulu hitam lebih pesat tumbuhnya.
Meski demikian, tips yang saya berikan di atas tidak mutlak kebenarannya karena hal itu hanya berdasar pengamatan saya selama ini. Jika Anda menemukan hal yang berbeda, saya akan sangat berterima kasih untuk menerima masukan, saran dan kritik Anda.
Untuk murai batu borneo, secara umum mengembangkan bulu sampai hampir menyerupai bola (bulat) dimulai dari bulu bawah leher sampai dubur. Sedangkan murai batu Sumatera tidak mengembangkan bulu, atau kalau mengembangkan bulu hanya sebatas perut ke bawah.
Jadi memang, burung murai batu Sumatera pun ada yang mengembangkan bulu ketika bernyanyi, tetapi hanya mengembang pada bagian perut ke bawah.
Lantas bagaimana membedakannya kalau sedang tidak berbunyi?
Anda bisa melihat dari rona warna coklat di bagian dada sampai dubur. Burung murai batu borneo warna coklatnya cenderung kekuning-kuningan/ cerah. Sedangkan untuk murai batu sumatera agak gelap.
Sedangkan untuk burung yang masih muda/trotol tetapi panjang ekornya sudah mencapai sekitar 3 cm, bisa dilihat dari jarak antara ujung bulu ekor yang putih dengan yang hitam. Untuk burung murai batu borneo, ujung ekor putih dan hitam cederung dekat. Sedangkan murai batu sumatera, cenderung jauh; atau ekor yang berwarna hitam terlihat tumbuh pesat meninggalkan bulu putih.
Jarak antara ujung ekor hitam dan putih ini juga bisa untuk menandai apakah seekor murai batu berasal dari Kalimantan atau Sumatera ketika dia dalam masa mabung. Pertumbuhan bulu putih dan hitam hampir sama pada murai batu borneo, sedangkan pada murai batu sumatera, bulu hitam lebih pesat tumbuhnya.
Meski demikian, tips yang saya berikan di atas tidak mutlak kebenarannya karena hal itu hanya berdasar pengamatan saya selama ini. Jika Anda menemukan hal yang berbeda, saya akan sangat berterima kasih untuk menerima masukan, saran dan kritik Anda.
Cara perawatan burung murai batu
Tempat/sangkar: Murai  batu bisa dipelihara dengan sangkar bulat maupun kotak. Untuk kotak  ukuran 50 x 50 x 75 cm sedangkan untuk bulat dengan diameter 50 cm atau  60 cm tergantung dari jenis murai batu yang kita pelihata apakah berekor  panjang atau pendek. Sementara tenggeran atau pangkringan bisa dibuat  dengan kayu asam diameter 1,3 cm; bisa berbentuk palang bersusun mapun  leter T.
 Untuk perawatan harian, murai batu tidak perlu dikerodng dan hanya dikerodong malam hari agar tidak kedinginan.
- Pakan: Hal utama yang  perlu diperhatikan dalam hal pakan adalah menu yang variatif sehingga  kecukupan nutrisi, vitamin dan mineralnya. Pakan yang bagus, selain  lengkap nutrisinya seperti protein, karbohidrat, juga lengkap vitaminnya  seperti vitamin A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3.  Selain itu, perlu pula mengandung zat esensial seperti D-L Methionine,  I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari  Vitamin B) dan Ca-D.
 Di samping vitamin, perlu juga kecukupan  mineral. Mineral dibutuhkan dalam pembentukan darah dan tulang,  keseimbangan cairan tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi sistem  pembuluh darah jantung dan lain-lain. Seperti vitamin, mineral berfungsi  sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh melakukan fungsinya seperti  memproduksi tenaga, pertumbuhan dan penyembuhan. Yang termasuk mineral  yang diperlukan burung anis kembang adalah Calcium, Phosphor, Iron,  Manganase, Iodium, Cuprum, Zinccum, Magnesium, Sodium Chlorin dan  Kalium.
Makanan yang sesuai untuk murai batu
- Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%). Belum tentu voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung murai batu. Voer harus selalu tersedia di dalam cepuknya. Selalu ganti dengan voer yang baru setiap dua hari sekali.
- EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik buat burung murai batu yaitu: jangkrik, orong-orong, kroto, cacing, ulat hongkong, ulat bambu, kelabang, belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF tersebut.
REFERENSI TENTANG PERAWATAN BURUNG SECARA UMUM BISA DILIHAT http://omkicau.com/2008/11/02/kunci-utama-perawatan-burung/ 
Perawatan dan setelan harian burung murai batu
 Perawatan harian untuk burung murai batu  relatif sama dengan burung berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan  perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.
Berikut ini pola perawatan harian dan setelan harian untuk burung murai batu:
- Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).
- Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan voer dan air minum.
- Berikan jangkrik 4 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan jangkrik secara langsung pada burung.
- Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.
- Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong jika akan dilakukan pemasteran. Jika tidak, pengerodongan tidak mutlak.
- Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat dimaster dengan suara master atau burung-burung master.
- Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu. Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF.
- Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara master selama masa istirahat sampai pagi harinya.
Penting
- Kroto segar diberikan 1 sendok makan maksimal 2x seminggu. Contoh setiap hari Senin pagi dan hari Kamis pagi.
- Pemberian cacing diberikan 1 ekor 1x seminggu. Contoh setiap hari Selasa pagi.
- Pengumbaran di kandang umbaran dapat dilakukan 4 jam perhari selama 4 hari dalam seminggu.
- Berikan multivitamin yang dicampur pada air minum untuk menjaga kesehatan burung, dua-3 kali sepekan atau sesuai kondisi burung.
Penanganan burung murai batu over birahi
 Salah satu ciri-ciri burung murai batu  yang terlalu birahi (over birahi) antara lain: agresif, bulu mengkorok,  nglowo (sayap turun) dan mematuk ornamen sangkar.
- Pangkas porsi Jangkrik menjadi 3 pagi dan 2 sore
- Lakukan pengembunan (jam 05.30-06.00)
- Berikan cacing 2 ekor 2x seminggu
- Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore
- Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja
- Berikan multivitamin untuk menstabilkan kondisi fisik.
Penanganan murai batu kondisi drop
- Tingkatkan porsi pemberian jangkrik menjadi 5 pagi dan 5 sore
- Tingkatkan porsi pemberian koto menjadi 3x seminggu
- Berikan klabang 2 ekor seminggu sekali
- Mandi dibuat 2 hari sekali saja
- Burung diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung murai batu lain dahulu
- Berikan multivitamin
 Perawatan lomba sebenarnya tidak jauh  berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu  mempersiapkan burung agar mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan  memiliki stamina yang stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu  mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.
Berikut ini pola perawatan dan setelan lomba untuk burung murai batu:
- H-3 sebelum lomba, jangkrik bisa dinaikkan menjadi 5 ekor pagi dan 4 ekor sore.
- H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
- 1 Jam sebelum digantang lomba, burung dimandikan dan berikan jangkrik 3-5 ekor dan ulat hongkong 4-7 ekor.
- Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan jangkrik 2 ekor lagi.
 Sebaiknya, mulai H-6 burung diisolasi. Jangan sampai melihat dan mendengar suara burung murai batu lain.
Perawatan dan setelan burung murai batu pasca lomba
 Perawatan pasca lomba sebenarnya  berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung,  dengan pola perawatan dan setelan:
- Porsi EF dikembalikan ke setelan harian.
- Berikan multivitamin pada air minum pada H+1 setelah lomba.
- Sampai H+3 setelah lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.
 Mabung (Moulting) atau rontok bulu  merupakan siklus alamiah pada keluarga burung. Perawatan burung pada  masa mabung adalah menjadi hal yang sangat penting, karena apabila  perawatan yang salah pada masa ini akan membuat burung menjadi rusak.  Pada masa mabung ini, metabolisme tubuh burung meningkat hampir 40% dari  kondisi normal. Oleh karena itu, burung butuh asupan nutrisi yang  berkualitas baik dengan porsi lebih besar dari kondisi normal. Hindari  mempertemukan burung dengan burung sejenis, karena akan membuat proses  mabung menjadi terganggu.
 Dampak dari ini adalah ketidakseimbangan hormon pada tubuh burung. Proses mabung juga berhubungan dengan hormon reproduksi.
Masa mabung (moulting) merupakan masa  yang sangat menuntut perhatian penghobi burung. Bulu yang hilang dan  digantikan selama masa mabung atau meranggas ini menyerap 25% dari total  protein yang ada di dalam tubuh burung. Inilah mengapa selama masa  mabung perlu ditambahkan juga protein sebesar seperempat total protein  dalam tubuh burung. 

 Anak-anak murai batu bisa Anda letakkan  di wadah apa saja yang penting ada landasan dengan bahan yang sama  dengan yang dibuat untuk membuat sarang di kandang penangkaran. Untuk  landasan teratas bisa kita beri kapas agar lembut dan tidak melukai  anakan burung. Anakan di wadah khusus itu kemudian bisa Anda letakkan di  dalam kotak kayu atau kotak apa saja, dengan diberi lampu penghangat.
Anak-anak murai batu bisa Anda letakkan  di wadah apa saja yang penting ada landasan dengan bahan yang sama  dengan yang dibuat untuk membuat sarang di kandang penangkaran. Untuk  landasan teratas bisa kita beri kapas agar lembut dan tidak melukai  anakan burung. Anakan di wadah khusus itu kemudian bisa Anda letakkan di  dalam kotak kayu atau kotak apa saja, dengan diberi lampu penghangat.
      
     
Umum 
 Bulu-bulu dan selongsong bulu terdiri  atas lebih dari 90% protein, khususnya protein yang disebut keratins.  Protein bulu berbeda dengan protein pada tubuh dan telur serta  memerlukan jumlah proporsional yang berbeda atas asam amino (pembangun  sel atau blok protein). Burung harus mengonsumsi makanan dengan  kandungan asam amino jenis ini kemudian menyerap dan disimpan sebagai  protein (keratin) khusus bagi keperluan pertumbuhan bulu. Proses ini  sangat penting bagi burung dan tubuh burung harus bekerja ekstra untuk  mendapatkan gizi yang cukup untuk membentuk bulu secara sempurna.
 Ketika burung mabung, mereka juga  memerlukan energi yang besar untuk memproduksi bulu baru. Keperluan  energi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, menyebabkan  burung harus mengonsumsi lebih banyak makanan selama meranggas untuk  dapat mempertahankan pertumbuhan bulu baru. Untuk diketahui saja, energi  yang diperlukan burung selama masa mabung sebesar dua setengah kali  lebih banyak ketimbang burung yang sedang memproduksi telur (lihat  misalnya penjelasan pada “Moulting in Bird” di situs vetafarm.com yang  menjadi referensi utama untuk tulisan mengenai masalah mabung ini).
 Faktor-faktor yang berpengaruh pada masa  mabung tidak bisa sepenuhnya dipahami, karena sangat kompleks. Umur  burung, musim saat mabung, cuaca harian, kadar hormon dan siklus  perkembangbiakan, semua menjadi faktor penentu bagi keberhasilan atau  kegagalan burung melewati masa mabung.
 Hal yang paling utama untuk diingat  adalah bahwa pada saat burung mabung, Anda harus memberikan suplai pakan  yang cukup sehingga mereka bisa mengembangkan bulu-bulu sesempurna  mungkin.
 Untuk menyediakan protein yang diperlukan  untuk peningkatan produksi bulu, Anda harus meningkatkan asam amino  yang mengandung sulfur seperti metionin dan sistin. Protein seperti itu  bisa ditemukan di dalam daging hewan. Daging dapat diberikan kepada  kebanyakan burung yang sedang mabung dalam jumlah kecil plus pemberian  suplemen makanan yang baik. Suplemen multivitamin dan multimineral yang  baik seharusnya mengandung berbagai vitamin dan mineral serta asam amino  untuk memungkinkan tumbuhnya bulu secara normal.
 Meskipun pada umumnya mabung berjalan  normal, ada beberapa hal yang sering mengganggu masa mabung burung,  khususnya tumbuhnya bulu yang tidak merata atau bahkan ada bulu yang  tidak rontok (sekadar nyulam).
Penggangu tersebut antara lain:
* Penyakit –  Penyakit yang disebabkan virus circovirus (Beak and Feather Disease) dan  virus polyoma adalah penyakit paling umum yang menyebabkan burung  kesulitan memproduksi bulu. Psittacosis kronis, gangguan parasit dan  infeksi bakteri pada usus dapat pula menyebabkan bulu burung sulit  tumbuh.
 * Gizi buruk –  Sebagaimana digambarkan di atas, persyaratan untuk berlangsungnya  produksi bulu secara normal memang sangat banyak, dan karenanya makanan  yang kurang gizi bisa menyebabkan tumbuhnya bulu yang tidak berkualitas  (mudah patah, mudah kusam, melintir/ keriting dan sebagainya).
 * Kimiawi –  penggunaan bahan kimiawi sering menyebabkan bulu tumbuh tidak sempurna  atau bahkan merusak bulu. Salah satu contohnya adalah zat pembasmi  cacing pada merpati yang dikenal sebagai Mebendazole. Bahan kimia ini  akan menyebabkan bulu burung melintir jika diberikan semasa burung  mabung.
 * Stres – Hal  ini terjadi terutama untuk burung yang disuapi/loloh dengan tangan  manusia. Tangan manusia menyebabkan bulu baru tidak bisa berkembang  sempurna dan sebagainya.
Apa yang perlu Anda lakukan agar burung dapat memiliki bulu baru sebaik mungkin?
- Pertama-tama, menyingkirkan segala cacing, kutu, mikroba pengganggu dan parasit lainnya.
- Kedua, pastikan tidak satu pun dari burung Anda menjadi pembawa virus bibit penyakit, misalnya Polyoma.
- Ketiga, berikan gizi yang cukup selama burung meranggas/mabung dengan pakan yang bagus. Hanya saja perlu diingat bahwa pakan yang bagus bukan berarti pakan yang banyak, sebab terlalu banyak pakan yang hanya mengandung karbohidrat misalnya, hanya akan membuat burung kekurangan gizi meski secara fisik terlihat gemuk.
 Jika Anda telah melakukan semua hal di  atas dan masih mengalami masalah dengan kualitas bulu Anda perlu  berbicara dengan dokter hewan khusus burung.
Cara Smart menggunakan BirdVit
 Dalam kaitan dengan persoalan mabung  inilah disarankan kepada penghobi burung untuk memberikan burung asupan  tambahan, misalnya BirdMolting atau juga BirdVit untuk burung yang  sedang mabung. Cara ini lebih smart” sebab BirdVit adalah multivitamin  dan multimineral yang sangat diperlukan burung selama masa mabung.
 BirdVit mengandung hampir semua vitamin dan mineral yang diperlukan burung, seperti:
 Vitamin utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3  (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3. Juga mangandung zat esensial seperti  D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu  bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D Pantothenate. BirdVit juga mengandung  mineral utama seperti potasium chlorida, sodium chlorida, magnesium  sulfate, mangan sulfate, iron sulfate, zinc sulfate, copper sulfate dan  cobalt sulfate.
 Dengan demikian, selama kita menggunakan  BirdVit untuk menangani burung mabung, maka kita cukup memberikan porsi  pakan seperti sediakala tanpa khawatir burung kekurangan “energi masa  mabung”.
 Sebab, memang benar energi yang  diperlukan burung ketika mabung bukanlah energi yang hanya akan  mengumpul menjadi lemak tetapi energi untuk pertumbuhan bulu seperti  asam amino yang mengandung sulfur seperti metionin dan sistin.
Murai batu bermasalah
 Untuk burung-burung yang sangat  bermasalah misalnya bulu mudah patah atau burung sakit-sakitan seusai  masa mabung, biasanya dikarenakan asupan mineralnya yang kurang. Selain  digunakan BirdVit, Anda bisa menyertakan pula BirdMineral.
Apa beda BirdMineral dan BirdVit?
 Untuk diketahui, ada mineral dan vitamin  tertentu yang tidak efektif jika digunakan bersamaan. Akan saling  melemahkan. Karena keduanya sama-sama dibutuhkan burung dalam jumlah  yang proporsional, maka mineral dan vitamin tertentu hanya bisa dicampur  dengan komposisi dan volume tertentu.
 Seperti diketahui di dalam BirdVit ada  sejumlah mineral yang sangat diperlukan burung. Namun kandungan mineral  di dalam BirdVit tidak sebesar di dalam BirdMineral karena selain  sebagai penjaga vitalitas burung, BirdMineral juga bersifat mengcover  atau mengobati.
Pola perawatan murai batu masa mabung:
- Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
- Mandi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 30 menit/hari atau kalau untuk penanganan ekstrim burung mabung, bisa dilakukan perawatan ekstem mabung.
- Jika Anda tidak menggunakan BirdVit atau BirdMineral, pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru. Misalnya: stelan jangkrik dibuat 5 ekor pagi dan 5 ekor sore, kroto 1 sendok makan setiap pagi dan cacing 2 ekor 3x seminggu
- Meski tidak menggunakan BirdVit dan/atau BirdMineral, pemberian multivitamin yang berkualitas yang dicampur di air minum 2x seminggu sangat perlu.
Lakukan pemasteran: Masa  mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan mendengar.  Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai dengan yang  kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter dan  tipe suara burung dengan suara burung master.
PENANGKARAN BURUNG MURAI BATU
 Meski saat ini semakin banyak saja orang  yang menangkarkan murai batu, tetapi prospek ke depannya tetap bagus.  Hal ini disebabkan stok pasokan murai batu dari hutan mulai menipis  karena terus dikuras, sementara peminat burung kicauan semakin hari  semakin banyak saja. Pada saat yang sama, banyak penghobi yang tidak  sabar untuk merawat murai hasil tangkapan hutan karena lama jinaknya,  dan karenanya harus menunggu setahun dua tahun untuk menikmati burungnya  secara maksimal, apalagi untuk dibawa ke arena lomba.
 Sementara anakan murai batu hasil  penangkaran, selain kita bisa memilih anakan dari indukan-indukan  tertentu yang kita sukai, entah karena suaranya atau karena postur  tubuhnya, juga cepat bunyi. Bahkan ketika masih trotolpun sudah mulai  bisa dinikmati ngriwikannya. Selepas mabung, biasanya murai batu hasil  tangkaran dengan indukan yang bagus sudah mulai ngerol dan bahkan ada  yang sudah siap masuk arena lomba.
 Untuk penangkar, kondisi ini memang  menguntungkan. Dan sejauh ini, tidak pernah ada cerita anakan murai batu  harganya jatuh. Minimal bertahan tetapi kecenderungannya naik terus.  Apakah dengan banyaknya penangkaran nanti tidak akan membuat harga  burung murai batu jatuh di pasaran? Saya yakin tidak. Sebab, semakin  hari semakin banyak orang yang mencari anakan-anakan murai batu dari  indukan bagus, dan para penangkarpun akan harus berlomba untuk mencari  indukan bagus. Artinya, kalau kita sudah bisa menangkar dengan indukan  yang kualitasnya “biasa saja”, tentu akan terpacu untuk mencari indukan  dengan kualitas bagus. Artinya, pemburu murai batu hasil tangkaran tidak  hanya penghobi tetapi juga penangkar yang sudah mapan atau para  penangkar pemula.
 Tentu saja, agar kita bisa bertahan  menjadi penangkar murai batu yang produksinya selalu diburu oleh  penghobi, haruslah selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas produk.  Selain diupayakan melalui pencarian indukan di arena lomba, juga bisa  dilakukan cross antar jenis murai batu. Misalnya, murai batu ekor  panjang untuk betina dan murai batu nias untuk pejantannya. Murai batu  nias terkenal punya tembakan-tembakan yang melengking dan kristal,  tetapi kurang disukai juri di arena lomba karena ekornya hitam semua.  Nah dengan mencoba menyilangkannya dengan murai batu jenis lain,  diharapkan akan menghasilkan anakan dengan suara kualitas nias tetapi  dengan ada warna putih di ekornya.
 Untuk memulai penangkaran, tentunya kita  sudah harus menyiapkan kandang penangkaran. Kandang penangkaran murai  batu bisa dilihat contohnya pada gambar di bawah ini:
Keterangan:
 A + B = lokasi untuk penempatan sarang;  dalam satu kandang bisa diberi dua atau tiga tempat biar burung memilih  sendiri mau bersarang di mana.
 C = Atap tertutup
 D= Atap terbuka (digunakan kawat strimin)
 E= Wadah air (untuk mandi)
 F= Lokasi/wadah pakan/air untuk minum
 G=Tangkringan
Panjang x lebar x tinggi: Untuk  murai batu dan burung ukuran sedang, disesuaikan dengan lebar kawat  strimin di pasaran sehingga tidak repot mengerjakannya ==> panjang   dan lebar = 90 cm; tinggi 180 atau 200 cm.
Bahan: bisa dari apa saja asal kuat. 
 Batas samping kanan-kiri dan belakang  =  dinding/ tembok  atau papan yang tahan lama dsb.
 Atas = bagian yang tertutup bisa langsung di atasnya adalah genting  dengan semua bagian kandang sudah tertutup kawat strimin.
 Tangkringan = kayu asem, kayu jati serutan dll yang penting keras, dengan diameter sekitar 2 – 3 cm.
 Papan tempat pakan (F) kayu yang kuat.
Keterangan:
 A. Kawat strimin sehingga burung bisa terlihat dari luar untuk pengecekan.
 B. Jendela untuk keluar masuk tangan mengganti air minum dan pakan.
 C. Papan/tembok tertutup
 D. Pintu untuk keluar masuk  orang.
KOTAK SARANG
 Berikut ini adalah kotak sarang, khususnya untuk burung MB. Bahan dari kayu yang kuat:
 KERANGKA SARANG DAN PAKAN ANTI-SEMUT
 Untuk tempat sarang dan juga tempat pakan anti-semut, bisa dibuatkan kerangka tersendiri seperti di bawah ini:

 BAHAN PENYUSUN SARANG:
 Di dalam kandang juga perlu disiapkan  bahan penyusun sarang berupa merang atau daun cemara/pinus. Sebagian  dimasukkan ke kotak wadah sarang untuk merangsang burung membikin sarang  dan sebagian besar lainnya diletakkan di lanyai kandang di tempat yang  kering.
Pemilihan indukan dan penjodohan
 Sebagaimana pemilihan indukan untuk  burung penangkaran pada umumnya, maka untuk memilih indukan jantan,  pilih saja murai batu yang sehat, tidak cacat fisik dan gacor dengan  perkiraan usia di atas 2 tahun. Sedangkan betinanya, bisa dipilih yang  usia di atas 1 tahun, mulus dan sudah mau bunyi kalau didekatkan dengan  murai batu jantan. Pilihlah jantan dan betina yang jinak, dalam arti  tidak takut lagi dengan manusia. Soal asal murai batu, pilih sesuai  keinginan Anda. Bisa asal Lampung, Aceh atau dari manapun.
 Untuk penjodohan, sama dengan proses  penjodohan cucak ijo pada artikel saya sebelumnya. Tetapi, oke, saya  tulis ulang saja di sini. Intinya, proses penjodohan bisa dilakukan  dengan kandang penjodohan, yakni sangkar bersekat yang sekatnya bisa  kita ambil sewaktu-waktu. Jika tidak punya sangkar sekat, bisa gunakan  sangkar harian biasa. Penjodohan dilakukan dengan selalu menempelkan  sangkar si jantan dan betina berdempetan. Dengan posisi ini, maka jantan  yang sudah birahi pada tahap awal akan selalu berkicau mengarah si  betina. Si betina juga akan menanggapi dengan siulan-siulan khas betina.  Jika belum mau berjodoh, betina akan menghindar dengan cara menjauh dan  bersikap cuek. Proses penjodohan ini bisa berlangsung lama atau  sebentar tergantung dari kondisi birahi masing-masing. Yang jelas, murai  batu betina yang sudah birahi, tanda-tandanya suka menggetar-getarkan  sayap dan selalu berusaha mendekat ke murai batu jantan.
 Untuk membuat burung cepat jodoh, dia  biasanya melakukan hal sebagai berikut (lihat juga hal yang sama  dilakukan untuk penjodohan cucak ijo) :
 1. Hari pertama diberi EF yang lebih dari  biasa, misal jantan betina diberi masing-masing 10 ekor jangkrik dan 10  ekor cacing dengan tujuan agar keduanya terpacu birahinya.
 2. Hari kedua, jatah jantan tetap dan jatah betina dikurangi, misal 10 : 5, hal ini ditujukan untuk tetap menjaga birahinya.
 3, Hari ketiga jatah jantan ditambah dan  jatah betina dihilangkan. Tujuannya pada saat si jantan birahi, dia akan  memainkan EF di mulutnya, dan pada saat yang bersamaan si betina  kelaparan karena tidak mendapat jatah makan, sehingga si betina akan  berusaha meminta jatah makan dari si jantan.
 Proses ini bisa dilanjutkan untuk  beberapa hari ke depan. Lamanya tergantung burung itu sendiri, bisa  sehari, 2 hari atau mungkin 1 bulan belum jodoh.
 Proses penjodohan seperti itu pula yang  biasa dilakukan para penangkar. Proses penjodohan ini dilakukan selama  hampir sebulan sampai jantan betina mau bercampur tanpa tarung lagi.
 Kadang, ada juga penangkar yang langsung  memasukkan murai batu jantan dan betina dalam satu kandang penangkaran  tanpa proses penjodohan terlalu lama. Namun hal ini biasa dilakukan  ketika murai batu jantan dan betina sama-sama mabung sehingga tidak  agresif terhadap pasangan.
 Berkaitan dengan penjodohan murai batu  ini, ada tips yang disampaikan Om Rudi Jambi yang sudah sukses menangkar  murai batu. Dalam tulisannya di forum KM, Om Rudi menulis seperti di bawah ini.
 1. Agar proses penjodohan lebih mudah,  iapkan betina lebih dari 1 ekor, dekatkan dengan pejantan yang telah  diseleksi, baik dari kualitas suara, katuranggan maupun prestasinya.  Bila sudah ada yang tampak rajin bunyi, ngeleper-ngeleper sayapnya  sambil ngeriwik, itu pertanda si betina sudah birahi, pilih betina  tersebut, dekatkan dengan pejantan ditempat terpisah selama kurang lebih  3 hari.
 2. Masukan ke dalam sangkar bersekat,  atau biasanya disebut kandang jodoh, atau bila tidak ada sangkar  bersekat boleh juga mengunakan sangkar biasa yang diletakan berhimpitan.
 3. Harus dilakukan pengamatan secara  rutin, untuk memastikan jodoh tidaknya indukan pilihan tersebut.bila  sudah terlihat akrab, yakni sering terlihat berhimpitan meski masih  dibatasi sekat, baru masukan ke kandang penagkaran.
 4. Amati perilaku indukan, amati terus  apakah si pejantan sudah benar-benar mau menerima pasangannya.  Tanda-tanda penjodohan yang sukses, apabila sepasang indukan sering  berduaan, sering kejar-kejaran, tapi bukan saling serang.sebaliknya bila  sang jantan mengejar dan menghajar betina, maka segera pisahkan kembali  pasangan tersebut, karna bila dibiarkan bisa berakubat fatal…yakni….  kematian pada sang betina…
 5. Lakukan penjodohan alternatif, ulangi  kembali penjodohan dari tahap pertama selama 1 minggu, kemudian masukan  betina kedalam sangkar kecil dan masukan kedalam kandang besar,  sementara itu biarkan sang pejantan bebas didalam kandang penangkaran  dan merasa lebih berkuasa, langkah ini juga bertujuan mengurangi birahi  pejantan.
 6. Ganti pasangan bila tidak mau jodoh,  ini merupakan alternatif terakhir dan mutlak dilakukan, yakni bila  pasangan tersebut tetap tidak bisa jodoh, ganti betina dengan betina  baru. Lakukan langkah-langkah penjodohan mulai dari awal sambil diamati  perkembangannya.
 Nah, lagi-lagi tips saya tetap sama di  artikel penangkaran yang sudah saya tulis, yakni jika burung kita sulit  atau lama berjodoh, maka kita bisa menggunakan BirdMature. BirdMature  adalah produk untuk meningkatkan birahi burung secara cepat, terutama  untuk burung-burung penangkaran.
 Menurut pengalaman penangkar murai batu,  salah satunya adalah Om Didik di Gresik (RR BF), murai batu betina usia  muda sudah bisa dijodohkan dan bisa berproduksi dan malah relatif  produktif ketimbang yang tua. Murai batu betina usia sekitar 8 bulan,  sudah bisa dijodohkan dan ditangkarkan. Sedangkan jantannya, tetap  menggunakan pejantan yang usianya lebih tua, minimal usia satu setengah  tahun.
Manajemen pakan pada penangkaran murai batu
Untuk masalah pakan, burung murai batu bisa saja diberikan dengan pola standar berupa voer, serangga, kroto dan juga cacing. Namun demikian pemberian pakan untuk burung penangkaran harus lebih banyak porsinya ketimbang burung untuk peliharaan harian.
Untuk masalah pakan, burung murai batu bisa saja diberikan dengan pola standar berupa voer, serangga, kroto dan juga cacing. Namun demikian pemberian pakan untuk burung penangkaran harus lebih banyak porsinya ketimbang burung untuk peliharaan harian.
 Perlu diingat, pemberian asupan yang  tidak seimbang justru akan memperlama proses produksi. Penggunaan voer  untuk ayam broiler misalnya, memang meningkatkan jumlah protein, tetapi  pada saat yang sama jumlah lemaknya pun banyak. Padahal, burung  penangkaran yang kegemukan, akan sulit bereproduksi dengan baik. Begitu  juga dengan voer yang biasa digunakan untuk burung kicau harian, secara  umum sudah baik, namun kandungan mineralnya seringkali tidak bisa kita  pastikan karena banyak voer yang dijual tanpa disertai keterangan  komposisi isi yang memadai. Dalam kaitan inilah saya menyarankan ke  beberapa penangkar untuk memberikan multi vitamin dengan komposisi yang  pas untuk burung.
 Multivitamin yang bagus setidaknya  mengandung vitamin utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6,  B12, C dan K3; zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic  Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D  Pantothenate. Untuk referensi ini, silakan baca tentang produk BirdVit.
 Pada saat yang sama, burung di  penangkaran membutuhkan mineral yang komplit dan seimbang. Unsur Ca dan K  misalnya, harus benar-benar tercukupi sehingga proses pembuatan  cangkang telur bisa berlangsung dengan baik. Lebih dari itu, kekurangan  mineral pada burung akan menyebabkan beberapa kendala dalam penangkaran,  antara lain bulu lemah, tidak mulus, kusam; terkena rachitis  (tulang-tulang lembek, bengkok dan abnormal); paralysa (lumpuh); perosis  (tumit bengkak); anak burung mati setelah menetas; mengalami urat  keting (tendo); terlepas sendinya, tercerai (luxatio); paruh meleset,  kekurangan darah sehingga pucat dan lemah; tidak juga segera bertelur,  telur kosong, produktivitas rendah, dan daya tetas rendah, serta  kematian embrio tinggi. Untuk menghindari hal itu, ada baiknya Anda  mengetahui masalah mineral burung.
Masa mengeram
 Seperti halnya penangkaran burung pada  umumnya, murai batu membutuhkan lingkungan yang tenang. Paling tidak,  harus terbebas dari gangguan predator (kucing, tikus dll). Sementara  untuk menghindarkan burung dari serangan penyakit yang berasal dari  parasit, maka kita harus memastikan kandang yang relatif bebas parsit  dan serangga pengganggu seperti semut dan kecoak.
 Parasit pengganggu burung di penangkaran  ada macam-macam. Jika tidak ditangani secara serius, maka akan  menyebabkan betina tidak nyaman dalam mengeram. Akibatnya, burung tidak  tenang dan selalu turun dari sarang. Jika ini berulang terjadi, maka  dipastikan telur tidak bisa menetas karena tidak mendapatkan suhu  pengeraman yang stabil. Kadang-kadang, gangguan parasit juga menyebabkan  indukan berlaku agresif dan bisa mengobrak-abrik sarang, makan telur  sendiri, dan lain-lain.
 Selama masa mengeram, ekstra fooding  perlu dikurangi dengan tujuan agar kedua burung tidak naik birahinya  yang juga sering menyebabkan mereka berlaku agresif baik terhadap  pasangan amupun terhadap telur yang sedang dierami.
Setelah usia pengeraman 14 hari, maka telur burung murai batu akan menetas. Untuk mengantisipasi masa menetas, maka mulai hari ke-12 pengeraman, Anda perlu meningkatkan jumlah ekstra fooding dan menyediakan kroto sebagai pakan pertama yang akan diberikan indukan kepada anakannya.
Setelah usia pengeraman 14 hari, maka telur burung murai batu akan menetas. Untuk mengantisipasi masa menetas, maka mulai hari ke-12 pengeraman, Anda perlu meningkatkan jumlah ekstra fooding dan menyediakan kroto sebagai pakan pertama yang akan diberikan indukan kepada anakannya.
Manajemen anakan
- Minta makan. Murai batu anakan di penangkaran Om Amiex’s.
 Jika telur telah sukses menetas, maka  anakan murai batu bisa Anda petik antara usia 5-10 hari. Kalau kurang  dari 5 hari, kondisi burung terlalu lemah dan kadang menyulitkan kita  untuk menyuapkan pakan. Sementara jika lebih dari 10 hari, burung sudah  takut dengan manusia. Akibatnya, mereka takut disuapi dan pada saat yang  sama mereka belum bisa makan sendiri. Selanjutnya, ya bisa mati-lah  anak-anak murai batu.
 Anak-anak murai batu bisa Anda letakkan  di wadah apa saja yang penting ada landasan dengan bahan yang sama  dengan yang dibuat untuk membuat sarang di kandang penangkaran. Untuk  landasan teratas bisa kita beri kapas agar lembut dan tidak melukai  anakan burung. Anakan di wadah khusus itu kemudian bisa Anda letakkan di  dalam kotak kayu atau kotak apa saja, dengan diberi lampu penghangat.
Anak-anak murai batu bisa Anda letakkan  di wadah apa saja yang penting ada landasan dengan bahan yang sama  dengan yang dibuat untuk membuat sarang di kandang penangkaran. Untuk  landasan teratas bisa kita beri kapas agar lembut dan tidak melukai  anakan burung. Anakan di wadah khusus itu kemudian bisa Anda letakkan di  dalam kotak kayu atau kotak apa saja, dengan diberi lampu penghangat. Sedangkan untuk pakan anakan murai batu  yang diambil pada usia 5-10 hari, Anda bisa menyiapkan kroto yang  benar-benar bersih dari kotoran dan bangkai semut. Suapkan perlan-pelan  dengan alat suap yang bisa Anda buat seperti penjepit yang terbuat dari  bambu. Atau Anda bisa membuat dengan bentuk apapun yang penting bisa  untuk menyuapkan kroto ke paruh burung anakan. Kroto yang akan Anda  berikan, perlu ditetes air sedikit sehingga memudahkan burung anakan  untuk menelannya.
 Untuk burung-burung di atas usia 7 hari,  Anda juga bisa memberikan kroto yang dicampur dengan adonan voer. Untuk  memastikan kecukupan vitamin dan mineral anakan burung, Anda perlu  menambahkan BirdVit ke dalamnya.
 Anakan burung pada usia 15 hari ke atas,  Anda sudah bisa mulai memberikan jangkrik kecil yang dibersihkan  kaki-kakiinya, dan dipencet kepalanya. Atau kalau untuk pemberian di  masa-masa awal, jangan disertakan kaki dan kepalanya. Lebih baik lagi  kalau Anda bisa memberikan jangkrik yang sedang mabung, yakni masih  lembut dan berwarna putih.
 Ketika anakan burung sudah mulai  meloncat-loncat kuat di dalam boks sarang, Anda bisa memindahkannya ke  dalam sangkar gantung. Hanya saja perlu diingat, dasar sangkar gantung  tetap diberi landasan bahan yang sama dengan bahan pembuat sarang.  Tujuannya adalah mencegah kaki burung anakan cedera. Sementara untuk  tangkringan harus dibuat bertingkat agar burung juga belajar meloncat  antar tangkringan.
 Sementara itu untuk manajemen indukan  pasca anakan diambil, Anda bisa menyetting pakan untuk indukan seperti  pada masa pasca penjodohan. Setelah anakan diambil, biasanya 7-10 hari  setelahnya, betina mulai bertelur lagi. Hal ini berulang terus dan akan  mengalami perubahan ketika burung mengalami masa mabung.
Selamat menangkar.
PROBLEM UTAMA BURUNG MURAI BATU
1. Ngebatman, mbalon ketika diadu.
2. Ekor patah dan tidak tumbuh.
3. Mabung tidak tuntas.
4. Gampang mabung/rontok.
5. Nyekukruk tidak semangat
6. Tidak mau nagen atau nampil di lomba.
7. Turun tangkringan dan gelisah.
1. Ngebatman atau mbalon ketika diadu:  Pertanda burung drop secara mental. Pemulihan perlu waktu lama dengan  cara dikarantina dan bebas dari suara murai batu lain. Lama karantina  kadang perlu sampai masa datangnya mabung lagi. Namun bisa saja lebih  cepat dengan cara berikan jangkrik sebanyak burungnya mau. Bisa bahkan  sampai 10 ekor kalau masih mau diberikan saja. Untuk obat-obatan tidak  perlu, tetapi bisa diberikan BirdVit dan BirdMineral untuk terapi multivitamin dan mineral standar.
2. Ekor patah dan tidak tumbuh:  Pastikan bahwa bulu patahan di bagian yang menancap di pantat dicabut  secara perlahan dan bisa keluar sampai ke batang bawah. Jika pori-pori  tertutup, usap-usap dengan air hangat dan coba bagian itu dibuka dengan  bantuan jarum yang disterilkan (dibakar atau diusap alkohol). Bersihkan  dengan air hangat, keringkan. Untuk mempercepat tumbuh bulu, berikan  terapi dengan BirdMolt.
3. Mabung tidak tuntas:  Pertumbuhan bulu baru lambat sehingga tidak bisa mendesak bulu lama.  Burung perlu energi tinggi untuk mabung, tetapi bukan dalam bentuk  karbohidrat. Penambahan pakan masa mabung yang hanya berupa karbohidrat,  hanya membuat burung gemuk tetapi bulu tidak juga tumbuh. Untuk masa  pertumbuhan bulu ini diperlukan asam amino yang mengandung sulfur  seperti metionin dan sistin. Sumber mentionin dan sistin bisa diperoleh  pada BirdVit dan BirdMolt.
4. Gampang mabung/rontok:  Penyebabnya antara lain (1) Makanan mengandung lemak dan/atau kalori  tinggi sehingga membuka pori-pori kulit; (2) Bulu belum kuat sudah  banyak diadu/ditrek; (3) Selama masa mabung tidak mendapat asupan  nutrisi yang baik, terutama mineral. Untuk masalah asupan mineral, bisa  gunakan Bird Mineral selama masa mabung atau pasca mabung (ketika mulai terlihat tanda rontok padahal baru saja tuntas mabung).
5. Nyekukruk tidak semangat, biasanya dikarenakan cacingan. Atasi dengan AscariStop.
6. Tidak mau nagen atau nampil di lomba:  Penyebabnya adakah adanya gangguan parasit, terutama air sac mite,  yakni tungau kantung udara yang kasat mata. Burung sepertinya tidak  kutuan, tetapi sesungguhnya membawa tungau di kantung udaranya. Hal ini  menyebabkan burung selalu gelisah dan tidak bisa nampil maksimal di  arena lomba. Bisa diatasi dengan penyemnprotan Fresh Aves dibarengi pengolesan BirdFresh.
 Tidak nagen bisa juga karena kekurangan tenaga. Coba berikan BirdPower sebelum ditampilkan di latbenaran atau lomba. 7. Turun tangkringan dan gelisah:  Biasanya disebabkan burung masih terlalu muda dan bisa juga burung  tidak fit. Pastikan rawatan harian yang bagus dan bisa gunakan produk  rawatan harian BirdVit.
| BURUNG BRANJANGAN Scientific classification Kingdom:Animalia Phylum: Chordata Class: Aves Order: Passeriformes Family Alaudidae Genus: Mirafra Species: M. javanica Binomial name Mirafra javanica | REFERENSI | 
 Burung branjangan  merupakan salah satu burung kicauan yang  pandai menirukan suara burung  lain, meskipun sesungguhnya suara alasan  (lagu aseli burung itu di  alam) hanya terdiri dari tiga potongan lagu  utama, yakni “tit” “cek”  atau “cik” dan “tir”. Keistimewaan branjangan  yang tidak dimiliki  burung lain adalah kemampuannya berkicau sembari  hovering (terbang di  tempat). Di alam bebas, burung ini suka terbang  secara memanjat (terus  membumbung ke atas) sembari berkicau sampai tidak  terlihat, dan  tiba-tiba sudah meluncur sampai di tanah.
Habitat
 Branjangan memiliki kerabat begitu  banyak. Termasuk Alaudidae dengan  75 jenis dalam kerabatnya. Burung ini  termasuk burung tanah, yang dalam  istilah asingnya ’bushlark’ yang  artinya burung semak kecil yang  periang. Makanan utamanya biji-bijian,  padi, serangga, dan pucuk tanaman  muda. Jika sudah musim berkembang  biak tiba, pada bulan Maret hingga  September, dan masa puncak dari  mulai Maret sampai Agustus, branjangan  cepat sekali melakukan  perkawinan dan bertelur hampir tiap bulan.    
 Di habitatnya branjangan menyukai  tempat-tempat yang kering di kawasan tanah gersang atau setengah kering,  rumput, stepa, kawasan berbatu karang dan gunung pasir. Biasanya di  Jawa jika musim tebang tebu dan musim petik kedelai, branjangan selalu  muncul dan membuat sarang di tempat-tempat kering dan bebatuan.  Kicauannya yang nyaring dan kadang dengan gayanya yang ngelepr menjadi  hiburan tersendiri bagi petani tebu.
 Burung branjangan menyukai tempat-tempat  yang kering di kawasan tanah gersang atau setengah kering, rumput,  stepa, kawasan berbatu karang dan gunung pasir. Burung petengger  (passerin) di atas batu ini, berasal dari benua Asia dan Afrika. Di  Indonesia branjangan mudah berkembang di daerah Jawa, Irian Jaya,  Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara dan Bali. Salah satu jenis branjangan  yang biasa dikenal di kalangan mania burung di Indonesia adalah Mirafra  Javanica.
Ciri berdasar daerah asal  Saat ini Branjangan yang kita temui di  pasaran sedikit sekali yang berasal dari tanah Jawa, yang terkenal  dengan burung branjangannya yang baik. Namun saat ini branjangan yang  ada di pasar banyak berasal dari daerah Nusa Tenggara maupun Sumatra.
  Di kalangan penghobi burung Indonesia,  branjangan yang populer adalah yang berasal dari Pulau Jawa, khususnya  khususnya Jawa Tengah (Petanahan dan Kali Ori) dan Jogja (daerah Wates).  Burung dari kawasan ini memiliki ciri-ciri yang disukai penggemar  branjangan. Antara lain adalah mental yang baik, body yang besar dan  volume suara yang keras dan variasi suara yang beragam, serta corak  batik atau warna yang menarik, kemerahan atau kekuningan. Di Pulau Jawa, branjangan dibagi dalam beberapa daerah penyebaran, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat.
 Untuk wilayah Jawa Barat maka yang  menjadi maskot bagi penggila Branjangan adalah yang berasal dari daerah  Sapan. Burung dari daerah Sapan terkenal dengan suaranya yang nyaring  melengking dan kristal, jambul juga menjadi ciri khas burung ini.  (jambul patent).
 Branjangan dari daerah Sapan jika dilihat  dari fisiknya tidak terlalu besar hanya seukuran 12-13 cm. berbeda jika  dibandingkan dengan branjangan dari daerah Jawa Tengah yang dapat  mencapai ukuran tubuh 12-14 cm. Pola batik burung dari daerah Sapan  cenderung berpola lebih gelap dengan corak batik yang berwarna hitam  hampir serupa dengan branjangan yang berasal dari daerah NTB dan  Sumbawa.
 Sementara itu branjangan dari Sri  Kayangan, Kulonprogo (Wates) berdaya tarik tinggi karena ciri fisik yang  lebih besar dan memiliki warna dan pola batik yang lebih menarik.  Sedangkan branjangan dari Nusa Tenggara mempunyai corak warna bulu yang  lebih pekat. Ukuran tubuhnya juga tidak sebesar jenis branjangan dari  daerah lain, seukuran 10-12 cm.
+Ciri jantan dan betina
 Ciri-ciri jantan bisa dilihat dari warna  tubuhnya coklat agak tajam dan bulunya tebal. Begitu pula warna paruhnya  hitam mengkilat. Jika bertemu burung sejenis muncul jambul dikepalanya  agak panjang dan lebih gagah.
 Branjangan betina warna bulunya agak  kusam. Betina juga memiliki jambul, sehingga jangan terkecoh. Bedanya,  jambul betina lebih pendek. Volume suaranya sama-sama keras, namun suara  betina terputus-putus dan kurang variasinya.
 Untuk membedakan jenis kelamin  branjangan, bisa juga dilihat dari paruhnya. Pada branjangan jantan,  paruh bagian bawah terlihat putih atau terang sementara yang betina  terlihat gelap atau hitam atau kecoklatan.
.
.
Memilih branjangan
 Tidak ada patokan  khusus dalam memilih branjangan. Namun seorang penghobi dan juga  pedagang burung, Mulyanto di Pasar Ngasem Yogyakarta, mengatakan  ciri-ciri branjangan yang baik antara lain bentuk fisiknya atletis, ekor  dan badan panjang, mata tajam (menunjukkan petarung), bulu lembut  seperti sutra sedangkan paruhnya bagai burung gelatik tapi agak bengkok  sedikit ke bawah.
Cara perawatan 
 -Tempat: Branjangan bisa  dipelihara dengan sangkar bulat diamter 25-30 cm dengan panjang atau  tinggi antara 60 cm sampai 100 cm. Sementara tenggeran atau pangkringan  bisa dibuat dari batu apung dan bagian dasar sangkar diberi bubukan batu  bata atau tanah kering yang diayak.
 Usahakan pembuatan bubukan dari batu bata  yang lunak. Hancurkan, kemudian disaring. Kalau tidak disaring apalagi  batu batanya keras, bisa merusak bulu/tubuh burung. Bisa jugta  menggunakan debu (tanah yang bersih yang dikeringkan dan dihancurkan  halus/disaring).
- Pakan: Sama dengan  burung lain pada umumnya, branjangan memerlukan menu pakan yang variatif  sehingga kecukupan nutrisi, vitamin dan mineralnya. Pakan yang bagus,  selain lengkap nutrisinya seperti protein, karbohidrat, juga lengkap  vitaminnya seperti vitamin A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C  dan K3. Selain itu, perlu pula mengandung zat esensial seperti D-L  Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu  bentuk dari vitamin B) dan Ca-D
 Di samping vitamin, perlu juga kecukupan  mineral. Mineral dibutuhkan dalam pembentukan darah dan tulang,  keseimbangan cairan tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi sistem  pembuluh darah jantung dan lain-lain. Seperti vitamin, mineral berfungsi  sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh melakukan fungsinya seperti  memproduksi tenaga, pertumbuhan dan penyembuhan.
 Yang termasuk mineral yang diperlukan  burung branjangan adalah Calcium, Phosphor, Iron, Manganase, Iodium,  Cuprum, Zinccum, Magnesium, Sodium Chlorin dan Kalium.
REFERENSI TENTANG PERAWATAN BURUNG SECARA UMUM BISA DILIHAT http://omkicau.com/2008/11/02/kunci-utama-perawatan-burung/
  
- Berikut ini Pola Perawatan Harian dan Stelan Harian untuk burung branjangan:
- Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan dengan cara disemprot dengan sprayer asal terlihat basah. Sebelum disempot, bersihkan kotoran yang tercampur dengan bubukan batu bata. Kemudian ganti atau tambahkan pakan branjangan berupa biji-bijian seperti milet, canary seed, jewawut, dan gabah.
- Bersihkan wadah air minum dan berikan air matang yang sudah dingin sebagai air minum.
- Berikan jangkrik kecil sebanyak 2-3 ekor pada cepuk EF. Setiap tiga hari sekali, bisa ditambahkan kroto sebanyak satu sendok teh sebagai EF.
- Penjemuran dapat dilakukan selama 2-3 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran.
- Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut selama 10 menit, lalu gantang di tempat teduh atau di dalam rumah.
- Siang hari sampai sore (jam 12.00-15.00) burung dapat dimaster dengan suara master atau burung-burung master.
- Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali di teras.
- Berikan jangkrik kecil 2 ekor pada cepuk EF.
- Jam 18.00 burung dimasukkan ke rumah. Burung tidak perlu dikerodong jika Anda ingin mendengarkan suaranya karena burung branjangan juga suka berkicau di malam hari.
PENTING:
 Bubukan batu bata diganti minimal sepekan  sekali. Meski tidak perlu dikerodong setiap malam, branjangan tetap  perlu dilatih kerodong agar tidak kelabakan ketika suatu saat kita perlu  mengerodongnya, misalnya ketika akan dibawa ke luar rumah atau ke arena  lomba.
Penanganan branjangan kondisi drop 
- Tingkatkan porsi pemberian jangkrik menjadi 3 pagi dan 3 sore.
- Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung branjangan lain
- Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari
- Berikan vitamin tambahan
PENANGANAN BRANJANGAN UNTUK LOMBA
 Perawatan lomba sebenarnya tidak jauh  berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu  mempersiapkan burung agar mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan  memiliki stamina yang stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu  mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.
 Berikut ini pola perawatan dan stelan lomba untuk burung branjangan:
- H-3 sebelum lomba, jangkrik bisa dinaikkan menjadi 4 ekor pagi dan 2 ekor sore.
- H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 60 menit saja.
Perawatan dan setelan burung branjangan pasca lomba
 Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.
 Berikut ini pola perawatan dan stelan pasca lomba untuk burung branjangan:
- Porsi EF dikembalikan ke stelan harian.
- Berikan Multivitamin pada air minum pada H+1 setelah lomba.
- Sampai H+3 setelah lomba, penjemuran maksimal 60 menit saja.
Perawatan dan setelan branjangan mabung
 Masa mabung (moulting) merupakan masa  yang sangat menuntut perhatian penghobi burung. Bulu yang hilang dan  digantikan selama masa mabung atau meranggas ini menyerap 25% dari total  protein yang ada di dalam tubuh burung. Inilah mengapa selama masa  mabung perlu ditambahkan juga protein sebesar seperempat total protein  dalam tubuh burung.
 Bulu-bulu dan selongsong bulu terdiri  atas lebih dari 90% protein, khususnya protein yang disebut keratins.  Protein bulu berbeda dengan protein pada tubuh dan telur serta  memerlukan jumlah proporsional yang berbeda atas asam amino (pembangun  sel atau blok protein). Burung harus mengonsumsi makanan dengan  kandungan asam amino jenis ini kemudian menyerap dan disimpan sebagai  protein (keratin) khusus bagi keperluan pertumbuhan bulu. Proses ini  sangat penting bagi burung dan tubuh burung harus bekerja ekstra untuk  mendapatkan gizi yang cukup untuk membentuk bulu secara sempurna.
 Ketika burung mabung, mereka juga  memerlukan energi yang besar untuk memproduksi bulu baru. Keperluan  energi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, menyebabkan  burung harus mengonsumsi lebih banyak makanan selama meranggas untuk  dapat mempertahankan pertumbuhan bulu baru. Untuk diketahui saja, energi  yang diperlukan burung selama masa mabung sebesar dua setengah kali  lebih banyak ketimbang burung yang sedang memproduksi telur (lihat  misalnya penjelasan pada “Moulting in Bird” di situs vetafarm.com yang  menjadi referensi utama untuk tulisan mengenai masalah mabung ini).
 Faktor-faktor yang berpengaruh pada masa  mabung tidak bisa sepenuhnya dipahami, karena sangat kompleks. Umur  burung, musim saat mabung, cuaca harian, kadar hormon dan siklus  perkembangbiakan, semua menjadi faktor penentu bagi keberhasilan atau  kegagalan burung melewati masa mabung.
 Hal yang paling utama untuk diingat  adalah bahwa pada saat burung mabung, Anda harus memberikan suplai pakan  yang cukup sehingga mereka bisa mengembangkan bulu-bulu sesempurna  mungkin.
 Untuk menyediakan protein yang diperlukan  untuk peningkatan produksi bulu, Anda harus meningkatkan asam amino  yang mengandung sulfur seperti metionin dan sistin. Protein seperti itu  bisa ditemukan di dalam daging hewan. Daging dapat diberikan kepada  kebanyakan burung yang sedang mabung dalam jumlah kecil plus pemberian  suplemen makanan yang baik. Suplemen multivitamin dan multimineral yang  baik seharusnya mengandung berbagai vitamin dan mineral serta asam amino  untuk memungkinkan tumbuhnya bulu secara normal.
 Meskipun pada umumnya mabung berjalan  normal, ada beberapa hal yang sering mengganggu masa mabung burung,  khususnya tumbuhnya bulu yang tidak merata atau bahkan ada bulu yang  tidak rontok (sekadar nyulam).
Penggangu tersebut antara lain:
 * Penyakit - Penyakit  yang disebabkan virus circovirus (Beak and Feather Disease) dan virus  polyoma adalah penyakit paling umum yang menyebabkan burung kesulitan  memproduksi bulu. Psittacosis kronis, gangguan parasit dan infeksi  bakteri pada usus dapat pula menyebabkan bulu burung sulit tumbuh.
 * Gizi buruk –  Sebagaimana digambarkan di atas, persyaratan untuk berlangsungnya  produksi bulu secara normal memang sangat banyak, dan karenanya makanan  yang kurang gizi bisa menyebabkan tumbuhnya bulu yang tidak berkualitas  (mudah patah, mudah kusam, melintir/ keriting dan sebagainya).
 * Kimiawi –  penggunaan  bahan kimiawi sering menyebabkan bulu tumbuh tidak sempurna atau bahkan  merusak bulu. Salah satu contohnya adalah zat pembasmi cacing pada  merpati yang dikenal sebagai Mebendazole. Bahan kimia ini akan  menyebabkan bulu burung melintir jika diberikan semasa burung mabung.
 * Stres – Hal ini  terjadi terutama untuk burung yang disuapi/loloh dengan tangan manusia.  Tangan manusia menyebabkan bulu baru tidak bisa berkembang sempurna dan  sebagainya.
 Apa yang perlu Anda lakukan agar burung dapat memiliki bulu baru sebaik mungkin?
Pertama-tama menyingkirkan segala cacing, kutu, mikroba pengganggu dan parasit lainnya.
Kedua, pastikan tidak satu pun dari burung Anda menjadi pembawa virus bibit penyakit, misalnya Polyoma.
Ketiga, berikan gizi  yang cukup selama burung meranggas/mabung dengan pakan yang bagus. Hanya  saja perlu diingat bahwa pakan yang bagus bukan berarti pakan yang  banyak, sebab terlalu banyak pakan yang hanya mengandung karbohidrat  misalnya, hanya akan membuat burung kekurangan gizi meski secara fisik  terlihat gemuk.
 Jika Anda telah melakukan semua hal di  atas dan masih mengalami masalah dengan kualitas bulu Anda perlu  berbicara dengan dokter hewan khusus burung.
Cara Smart menggunakan BirdVit
 Dalam kaitan dengan persoalan mabung inilah disarankan kepada penghobi burung untuk memberikan burung asupan tambahan, misalnya BirdMolting atau juga BirdVit untuk burung yang sedang mabung. Cara ini lebih smart” sebab BirdVit adalah multivitamin dan multimineral yang sangat diperlukan burung selama masa mabung.
 BirdVit mengandung hampir semua vitamin dan mineral yang diperlukan burung, seperti:
- Vitamin utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3.
- Zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D Pantothenate.
- Mineral utama seperti potasium chlorida, sodium chlorida, magnesium sulfate, mangan sulfate, iron sulfate, zinc sulfate, copper sulfate dan cobalt sulfate.
 Dengan demikian, selama kita menggunakan  BirdVit untuk menangani burung mabung, maka kita cukup memberikan porsi  pakan seperti sediakala tanpa khawatir burung kekurangan “energi masa  mabung”. Sebab, memang benar energi yang diperlukan burung ketika mabung  bukanlah energi yang hanya akan mengumpul menjadi lemak tetapi energi  untuk pertumbuhan bulu seperti asam amino yang mengandung sulfur seperti  metionin dan sistin.
Branjangan bermasalah
 Untuk burung-burung yang sangat  bermasalah misalnya bulu mudah patah atau burung sakit-sakitan seusai  masa mabung, biasanya dikarenakan asupan mineralnya yang kurang. Selain  digunakan BirdVit, Anda bisa menyertakan pula BirdMineral.
 Apa beda BirdMineral dan BirdVit?
 Untuk diketahui, ada mineral dan vitamin  tertentu yang tidak efektif jika digunakan bersamaan. Akan saling  melemahkan. Karena keduanya sama-sama dibutuhkan burung dalam jumlah  yang proporsional, maka mineral dan vitamin tertentu hanya bisa dicampur  dengan komposisi dan volume tertentu.
 Seperti diketahui di dalam BirdVit ada sejumlah mineral yang sangat diperlukan burung. Namun kandungan mineral di dalam BirdVit tidak sebesar di dalam BirdMineral karena selain sebagai penjaga vitalitas burung,  BirdMineral juga bersifat mengcover atau mengobati.
Pola Perawatan masa mabung:
- Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
- Tidak perlu dimandikan.
- Pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru.
- Berikan BirdVit yang diberikan tiap hari atau mencampurkan BirdMineral ke dalam bubukan bata di dalam sangkar branjangan.
Lakukan pemasteran. Masa  mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan mendengar.  Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai dengan yang  kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter dan  tipe suara burung dengan suara burung master.
 Untuk pemasteran yang bagus, silakan baca referensinya http://smartmastering.com/.
Perawatan branjangan macet bunyi
 Jika branjangan mengalami macet bunyi pasca mabung Anda bisa melakukan treatment sebagai berikut
- Beri pakan undur-undur. Caranya, cari binatang kecil (rata-rata seukuran 1-4 pentol korek api) yang suka berumah di tanah berdebu itu. Ambil 10-15 ekor. Ganti bubukan bata/tanah di sangkar branjangan Anda dan ganti dengan debu tempat asal undur-undur berada; atau ganti dengan bubukan bata yang baru. Sebab saja undur-undur hidup di sana, nanti dia akan bersarang di bubukan bata/debu itu. Branjangan akan mengejar sendiri undur-undur. Selain disebari undur-undur, jangan lupa sebari kroto, sehari sekitar 1 sendok teh.
- Poin nomer 1 bisa dibarengi (tidak mutlak) dengan mempertemukan branjangan macet dengan branjangan yang sedang gacor, agar mudah terpancing dan kembali gacor.
- Untuk bubukan bata, jangan lupa agar burung tercukupi mineralnya, gunakan bubukan bata yang dicampur dengan mineral burung.
PENANGKARAN BRANJANGAN:
 Branjangan memiliki  populasi yang mudah sekali berkembang di habitatnya. tetapi untuk  menangkarnya gampang-gampang sulit. Sebab, seperti ditulis dalam Majalah  Kucica Edisi Januari 2000, branjangan gampang stress dan tidak mau  berkembang biak jika kandanganya atau tempat sarangnya dijamah manusia.  Apalagi jika saat mengerami telur, jangan sekali-kali orang asing  memasuki kandangnya, bisa-bisa induk branjangan memecahkan telurnya.
 Tidak seperti burung kicauan lainnya,  burung berwarna coklat kekuning-kuningan ini dalam proses penjodohannya  tidak harus terlebih dahulu lewat pengenalan dari pejantan dan betina.  Branjangan yang sudah dewasa atau berumur minimal setahun, sudah bisa  langsung dipertemukan jika sama-sama birahi.
 Tidak ada perbedaan ciri-ciri birahinya.  Jantan dan betina sama-sama ’ngleper’ jika sedang birahi. Dan jika telah  sama-sama birahi, jika dilepas di kandang, si jantan dan betina tidak  akan berkelahi. Setelah dilepas dalam satu kandang, si jantan akan  bereaksi terlebih dahulu dengan menunjukan kegagahannya yang ditandai  sayap ngleper dan dikepalanya muncul jambul.
Branjangan betina di kepalanya juga terdapat jambul, namun sedikit. Tetapi volume suaranya sama-sama keras. Hanya saja, suara betina agak terputus-putus dan variasinya kurang. Kebiasaannya yang sering ngleper ketika birahi lebih sering lagi. Sedangkan betina jika belum muncul sifat-sifat birahinya sedikit ketakutan. Jika sudah demikian, jantannya makin birahi dan mengejar betina.Terkadang saat betina terbang naik turun selalu dilkuti sang jantan.
Branjangan betina di kepalanya juga terdapat jambul, namun sedikit. Tetapi volume suaranya sama-sama keras. Hanya saja, suara betina agak terputus-putus dan variasinya kurang. Kebiasaannya yang sering ngleper ketika birahi lebih sering lagi. Sedangkan betina jika belum muncul sifat-sifat birahinya sedikit ketakutan. Jika sudah demikian, jantannya makin birahi dan mengejar betina.Terkadang saat betina terbang naik turun selalu dilkuti sang jantan.
Penjodohan
 Proses perjodohan branjangan biasanya  terjadi siang hari. Branjangan jantan suka sekali ngleper di atas batu,  sedang betina di bawahnya. Tanda-tanda penjodohan yang paling nampak  adalah ketika branjangan jantan sering membawa alang-alang kering untuk  membuat sarang. Keistimewaan branjangan ketika membuat sarang tidak  selalu memilih tempat yang disediakan oleh perawatnya. Masa penjodohan  hingga bertelur tidak pasti.
 Waktu yang diperlukan dari masa  penjodohan hingga bertelur bervariasi dari 3 – 15 hari, bergantung pada  situasi lingkungan di sekitar penangkaran dan asupan gizi pakan.
Kandang penangkaran
 Menangkar branjangan  tidak dibutuhkan perlengkapan dan sarana yang ’njelimet’. Hanya saja  lokasi yang sunyi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan  pengembangbiakan buatan manusia. Kandang untuk tempat penangkaran,  sebagaimana lazimnya untuk dinding terbuat adri jeruji kawat yang agak  rapat (kecil). Ini agar hewan-hewan pengganggu seperti cecak dan tikus  tidak leluasa masuk. Sedangkan untuk atapnya bisa juga jeruji kawat atau  dari seng. Karena branjangan tahan terhadap suhu udara panas, sebaiknya  atapnya setengah terbuka sehingga sinar matahari bisa menembus ke dalam  kandang.
Di dalam kandang dibuatkan kolam berdiameter sekitar 1 meter. Untuk memudahkan pengisian air, diperlukan selang yang terhubung dengan mesin pompa air. Sediakan pula rumput serta pepohonan (tidak perlu terlalu rindang) agar tercipta suasana seperti di alam aslinya.
Di dalam kandang dibuatkan kolam berdiameter sekitar 1 meter. Untuk memudahkan pengisian air, diperlukan selang yang terhubung dengan mesin pompa air. Sediakan pula rumput serta pepohonan (tidak perlu terlalu rindang) agar tercipta suasana seperti di alam aslinya.
 Bahan-bahan untuk sarang paling baik  adalah alang-alang kering atau jerami. Biarkan jerami bertebaran di  tanah, karena jika sudah berjodoh, proses pembuatan sarang akan diatur  sendiri oleh branjangan tersebut.
Branjangan tergolong burung yang suka bertengger di batu. Karena itu perlu disiapkan batu atau tatanan yang bahannya dari semen. Kebiasaan lainnya, branjangan suka sekali bermain dengan debu atau pasir, sehingga perlu ditebar debu atau tanah atau pasir di sekitar kolam.
Branjangan tergolong burung yang suka bertengger di batu. Karena itu perlu disiapkan batu atau tatanan yang bahannya dari semen. Kebiasaan lainnya, branjangan suka sekali bermain dengan debu atau pasir, sehingga perlu ditebar debu atau tanah atau pasir di sekitar kolam.
 Selain itu untuk tempat bersarang  sediakan kotak dari tanah, yang tingginya sekitar setengah meter. Tetapi  terkadang branjangan tidak suka membuat sarang di kotak buatan, burung  ini lebih suka membuat sarang di sembarang tempat asalkan terlindung  dari gangguan hewan atau manusia. Misalnya, di pojok bawah, di dekat  batu, dan lain-lain.
Pemberian pakan
 Untuk tempat pemberian makanan, sebaiknya  dekat batu-batuan atau mudah dijangkau oleh perawatnya jika akan  memberi makanan. Tujuannya agar branjangan yang sedang dalam masa  penjodohan atau saat mengerami telur tidak panik. Meskipun branjangan  bisa dijinakkan, tetapi kalau perawatnya terlalu kasar atau kurang  hati-hati saat memasuki kandang, bisa saja branjangan tersebut mengalami  stress.
 Makanan yang disiapkan adalah tanaman  padi, biji-bijian milet, walang atau jangkrik dan kroto. Padi sebaiknya  ditebar begitu saja sehingga branjangan bisa ’ngasin’.  Jika semua  sarana itu tersedia, pasangan branjangan yang sudah birahi siap dilepas  di kandang buatan berukuran sekitar 3 x 3 meter dengan tinggi 2,25  meter.
Pengontrolan
 Menangkar branjangan  harus selalu dikontrol dan dibutuhkan ketelatenan perawatnya. Karena  jika ada hewan pengganggu yang masuk, misalnya cecak, tikus, semut, atau  ular; akibatnya bisa berbahaya.
 Jika branjangan sedang mengerami telur,  perawat harus sudah memperkirakan kapan kemungkinan akan menetas.  Biasanya telur yang dierami menetas antara 10-11 hari. Pada saat  menetas, harus cepat-cepat diamankan dari gangguan hewan lain. Yakni  selalu dikontrol dan kandang dibersihkan dari hewan-hewan kecil. Sebab  jika tidak cepat, akan didahului dan dimakan semut.
 Branjangan bertelur antara 3 hingga 4  butir. Tetapi terkadang ada yang tidak jadi atau pecah. Saat menetas  atau ketika indukannya meloloh piyik, porsi makanan harus diperbanyak.  Karena piyikan butuh energi yang banyak agar dapat bertahan hidup. Jika  piyik sudah berumur beberapa hari, perawat bisa lebih sering keluar  masuk kandang untuk mengontrol perkembangan piyik. Selama proses  tersebut, branjangan jantan terlihat lebih aktif mencari makanan,  sedangkan betina lebih banyak menunggu di sarang.
KENDALA UTAMA PENANGKARAN
Penjodohan
 Dalam penjodohan burung untuk  penangkaran, kesulitan utama adalah menyamakan masa birahi burung.  Sebab, apabila burung tidak sama masa birahinya, maka penjodohan sulit  dilakukan. Untuk itu, Anda perlu memberikan asupan pakan yang bisa  memunculkan birahi burung, baik untuk jantan ataupun betina.
 Dalam kaitan ini, disarankan Anda  menggunakan multivitamin dan multi mineral yang dilengkapi dengan  suplemen lengkap dan seimbang disertai bahan aktif yang bermanfaat untuk  kebutuhan utama asupan makan burung indukan. Anda bisa misalnya  menggunakan BirdMature.
 Fungsi utama BirdMature/BMR adalah meningkatkan fertilitas dan menormalkan fungsi reproduksi burung. BMR sangat direkomendasikan untuk digunakan oleh para penangkar sehingga mencapai produksi burung yang optimal.
Macet produksi
 Banyak sekali kasus burung macet  produksi. Meskipun indukan jantan dan betina terlihat sehat, namun  ternyata keduanya tidak juga melakukan perkawinan. Atau kalau melakukan  perkawinan tidak terjadi pembuahan. Tanda tidak ada pembuahan adalah  telur yang kosong sampai masa pengeraman berakhir.
 Sebenarnya, macet produksi dalam kasus di  atas adalah karena datangnya masa birahi burung pasca telur menetas  tidak berbarengan. Dengan demikian, dalam kasus ini juga disarankan  menggunakan BirdMature / BMR sehingga muncul birahi jantan dan betina pada saat yang bersamaan.
 Fungsi utama BirdMature/ BMR memang  meningkatkan fertilitas dan menormalkan fungsi reproduksi burung. Namun  dia memiliki fungsi lain, yakni meningkatkan daya tahan tubuh piyikan  (burung-burung muda), menormalkan sistem kekebalan tubuh piyikan serta  menyempurnakan pertumbuhan bulu burung.
 Banyak burung piyikan mati disebabkan dia  kekurangan asupan yang seharusnya tersimpan secara normal ketika dia  masih dalam bentuk telur. Dengan pemberian BirdMature, risiko kematian  anakan piyikan burung bisa ditekan.
PEMISAHAN PIYIK 
 Pemisahan bisa  dilakukan jika piyik sudah berusia antara 8-15 hari. Namun apabila  kondisinya masih perlu diloloh induknya, sebaiknya jangan dulu dipisah.  Terlalu cepat memisahkan piyik dari induknya ada segi positif dan  negatifnya. Namun sebenarnya tidak terlalu masalah jika perawat selalu  memperhatikan perkembangan piyik. Sisi positifnya piyik lebih mudah  dikontrol perawatnya khususnya dari gangguan hewan lain atau bahkan  induknya sendiri. Selain itu, jika dipisahkan lebih dini piyik akan  jinak pada perawatnya.
 Dampak negatifnya jika terlambat  memisahkan, piyik sulit dijinakkan dan bersifat liar karena sudah dewasa  ketika berada di kandang. Selain itu resiko gangguan binatang lain  lebih besar. Tetapi seandainya diloloh sendiri, apabila si perawat  terlalu kasar atau tidak memahami keinginan piyik, bisa berakibat  kematian.
 Untuk meloloh piyik makanan harus  dilembutkan terlebih dahulu. Begitu pula pemberian jangkrik atau walang  dipilih yang masih clondo dan harus dipotong-potong. Piyek yang sudah  berumur di atas 20 hari, resiko kematiannya sangat kecil asalkan tidak  terlambat memberi makanan. Jika belum tumbuh bulu sayap, saat tidur  harus diberi alas kain untuk penghangat.
PROBLEM UTAMA BRANJANGAN
1. Mabung tidak segera tuntas
2. Sehabis mabung tidak segera bunyi
3. Bulu mudah rontok
2. Sehabis mabung tidak segera bunyi
3. Bulu mudah rontok
1. Mabung tidak segera tuntas: Branjangan yang proses mabungnya terlalu lama disebabkan oleh lambatnya pertumbuhan bulu baru.
 Berbeda dengan kenari misalnya,  branjangan tidak suka “ngemil”. Artinya, proses mabung menjadi lamban  karena tidak cukup energi untuk mendorong pertumbuhan bulu secara cepat.  Bulu-bulu dan selongsong bulu terdiri atas lebih dari 90% protein,  khususnya protein yang disebut keratins. Protein bulu berbeda dengan  protein pada tubuh dan telur serta memerlukan jumlah proporsional yang  berbeda atas asam amino (pembangun sel atau blok protein).
 Burung harus mengonsumsi makanan dengan  kandungan asam amino jenis ini kemudian menyerap dan disimpan sebagai  protein (keratin) khusus bagi keperluan pertumbuhan bulu. Proses ini  sangat penting bagi burung dan tubuh burung harus bekerja ekstra untuk  mendapatkan gizi yang cukup untuk membentuk bulu secara sempurna.
 Untuk menyediakan jenis protein yang diperlukan branjangan, bisa kita sediakan BirdVit dan/atau BirdMolt. Kedua multivitamin ini tidak hanya membuat burung fit, tetapi juga mendapatkan asam amino yang cukup untuk pertumbuhan bulu.
2. Sehabis manbung tidak cepat bunyi disebabkan masa rekondisi burung terlalu lama. Untuk mempercepat rekondisi ini pula bisa diberikan BirdVit untuk rawatan harian selama dan sehabis mabung.
 Alternatif lain, Anda bisa menyediakan  undur-undur sebagai extrta fooding (EF) branjangan. Cari saja binatang  kecil itu (rata-rata seukuran 1-4 pentol korek api) sebanyak 10-15 ekor.  Tebar ke ke dalam bubukan bata dan akan menjadi santapan branjangan.  Langkah ini bisa dibarengi dengan mempertemukan branjangan macet dengan  branjangan yang gacor, agar mudah terpancing dan kembali bunyi.
3. Bulu mudah rontok terutama disebabkan oleh serangan parasit (kutu dan cacing) dan kekurangan mineral.
 Pastikan kita menyemprot burung sebulan sekali dengan FreshAves.
 BURUNG CENDET : Scientific  classification; Kingdom: Animalia; Phylum: Chordata; Class: Aves; Order:  Passeriformes; Suborder: Passeri; Family: Laniidae; Genera Lanius;  Eurocephalus Corvinella; REFERENSI
BURUNG CENDET : Scientific  classification; Kingdom: Animalia; Phylum: Chordata; Class: Aves; Order:  Passeriformes; Suborder: Passeri; Family: Laniidae; Genera Lanius;  Eurocephalus Corvinella; REFERENSIUmum
 Burung Cendet / Burung Pentet merupakan  salah satu burung predator yang memiliki suara variasi isian yang sangat  baik. Banyak Kicaumania yang menganggap perawatan burung jenis ini  susah. Sebenarnya, seperti ditulis Om Irvan Sadewa di SmartMasterin.Com,  merawat burung ini sama mudahnya dengan merawat burung berkicau jenis  lain. Burung Cendet adalah burung cerdas dari keluarga Turdidae.
 Cendet termasuk burung favorit untuk para  penghobi yang senang dengan burung yang bisa menirukan berbagai suara  burung lain. Dulu sekitar awal 1990-an, seperti ditulis Anang Dewanto  dan Maloedyyn Sitanggang di Merawat & Melatih Burung Kicauan,  cendet merupakan burung yang belum banyak diminati. Bahkan harganya  tidak lebih dari harga burung kutilang. Namun, dalam perkembangannya,  orang mengetahui bahwa selain memiliki bentuk fisik yang indah, ternyata  burung ini mempunyai suara yang menarik dan dapat memaster suara burung  lainnya. Karena itu, berbondong-bondonglah orang berusaha mendapatkan  burung ini dan mencari kualitas yang terbaik.
 Tipe suara Cendet yang ngerol, cenderung  mendominasi suara ocehan burung lainnya jika kita gantang di dalam rumah  bersama-sama. Dibanding burung lain, Cendet yang bisa memiliki lagu  variatif (tergantung pola pemasterannya) ini, memiliki warna suara yang  merdu. Meski bisa sangat keras, tetapi tidak memekakkan telinga. Beda  dengan warna suara burung-burung kicauan lainnya.
Habitat
 Cendet juga memiliki nama lain, seperti bentet, pentet, dan toet (Jawa  Barat) dan burung ini merupakan burung petengger dan pemangsa yang  agresif dari Famili Laniidae. Famili Laniidae mencakup 74 spesies yang  dibagi dalam 4 subfamili. Cendet yang umum termasuk dalam subfamili  Laniinae dan Genus Lanius.   Jenis cendet sendiri bermacam-macam yang tersebar di beberapa wilayah di dunia. Salah satunya, adalah cendet abu-abu besar (L excubitor). Spesies  ini memiliki ukuran tubuh terbesar dengan panjang sampai 25 cm. Cendet  ini berkembang biak di Eropa, Asia, dan Amerika Utara.
 Bersama dengan cendet hitam putih (L ludovicianus), burung – burung ini merupakan spesies yang biasa tinggal di dunia baru (Amerika). Jenis lainnya, cendet abu-abu kecil (L.minor) yang memiliki habitat di Eropa Selatan, Asia Tengah, dan Afrika bagian timur. selain itu,
 Cendet kepala merah (L senator) yang  tinggal di Inggris bagian selatan, Eropa, Asia, dan Afrika. Ada pula  jenis burung bentet yang memiliki bentuk serupa yang terdapat di India  dan Asia Tenggara, yakni cendet cokelat (/.. christatus) yang banyak dilombakan di Indonesia dan cendet leher hitam (L colarris).
 Burung ini memiliki habitat asli di  hutan, terutama di pepohonan tinggi. Makanan yang disukainya adalah  biji-bijian, serangga, dan buah. Sarang burung ini biasanya terbuat dari  ranting, rumput, lumut, bunga-bungaan, wol, dan bulu yang diikat dengan  menggunakan sarang laba-laba dan dikaitkan ke pohon atau semak-semak  pada ketinggan 4—6 meter dari atas tanah. burung ini mampu menghasilkan  telur sebanyak 3—6 butir per periode masa bertelur. Telur-telur ini akan  menetas setelah dierami selama dua minggu.
 Pada masa pengeraman, sebagian besar  waktu induk betina dihabiskan untuk mengerami telurnya. Untuk  mendapatkan makanan, induk jantan akan menyuapinya. Pada usia 2—3 minggu  setelah menetas, biasanya anakan cendet telah mulai belajar terbang dan  meninggalkan sarangnya.
Karakter dasar burung Cendet
- Ganas apabila lapar. Burung ini akan berlaku agresif apabila lapar.
- Petarung yang memiliki teritorial. Apabila mendengar suara burung lain atau melihat burung sejenis, maka semangat tempurnya langsung berkobar.
- Birahi yang cenderung mudah naik. Burung ini sangat mudah naik birahinya, banyak penyebab yang dapat membuat naiknya birahi pada burung jenis ini. Stelan EF (Extra Fooding) yang over, penjemuran yang berlebih atau melihat burung Cendet lain, dapat dengan cepat menaikkan tingkat birahinya.
- Mudah jinak. Karena kemampuan beradaptasinya yang tinggi, maka burung ini mudah jinak kepada manusia.
Ciri berdasar daerah asal
Ciri Fisik
 Panjang tubuhnya 20—25 cm. Paruhnya  membentuk kait di bagian ujung, serupa dengan burung falkon, sejenis  burung elang. Cendet juga memiliki tungkai yang kuat dan cakar yang  tajam yang dipergunakan untuk mencengkeram mangsanya di udara. Sayap  yang pendek dan bulat menyandang 10 batang bulu sayap luar primer dan  ekor yang bulat memiliki 12 bulu yang berfungsi sebagai kemudi ketika  cendet sedang terbang. Cendet juga mempunyai bulu kaku yang tumbuh di  sekitar moncongnya.
 Ciri khas burung cendet adalah ekornya  yang panjang dan akan meliuk-liuk jika sedang berbunyi. Nyanyian cendet  mencakup nada-nada yang harmonis. Berbeda sekali dengan pekikannya yang  ribut dan kedengaran kencang melengking. Sifat asli burung cendet adalah  galak. Jika mematuk, biasanya sekaligus menggigit dengan paruhnya yang  tajam. Jika menggigittangan atau bagian tubuh lainnya, biasanya akan  meninggalkan bekas gigitan di bagian tubuh tersebut.
 Namun, jika burung cendet ini kita  pelihara sejak piyikan, sifat galaknya akan sedikit hilang. Bahkan  burung ini akan mendekat jika melihat tangan kita. Cendet akan langsung  turun seolah-olah kita akan memberinya makan.
Ciri jantan dan betina
 Untuk membedakan jenis kelamin burung  cendet dapat dilakukan dengan cara mengamati bagian samping kiri dan  kanan burung . Jika di bagian pipinya ada warna hitam yang mencolok  sekali, menunjukkan bahwa cendet tersebut berkelamin jantan. Untuk  betina, warna hitamnya terlihat semu. Dilihat dari bentuk kepalanya,  cendet betina biasanya mempunyai kepala agak menggelembung. Sementara  itu, jantannya memiliki bentuk kepala yang agak ceper mendatar. Untuk  lebih pasti dapat dilihat di bagian supit burung. Burung cendet jantan  mempunyai supit kecil panjang ditandai dengan motif bulu berupa garis  tidak beraturan di bagian supitnya. Pada betina, bentuk supitnya besar  dengan motif bulu garis teratur seperti kembang.
Memilih Cendet
 Perawatan sebagus apa pun, tidak akan  membawa hasil yang maksimal kalau cendet tersebut memang tidak mempunyai  trah atau karakter tempur yang mantap. Kualitas cendet amat ditentukan  oleh faktor genetiknya.
 Bagi pecinta burung, cendet merupakan  burung yang sangat menyenangkan. Variasi suara, volume suara, dan  keindahan penampilannya menjadi alasan bagi penikmat kicauan memilih  cendet sebagai klangenannya. Namun, jika kualitas suara yang disasar,  jenis kelamin sangat menentukan kesenangan dalam memelihara burung ini.  Cendet yang berkelamin jantan tentu memiliki warna yang lebih mencolok,  variasi suara yang lebih beraneka ragam, dan volume suara yang keras.
 Potensi ngoceh tanpa henti juga  bisa dilihat dari perawakannya. Bakalan yang baik harus berbadan tegap.  Sayapnya terkesan kokoh, rapi, simetris, dan tidak cacat. Pilih burung  berkepala besar, membulat, dan bagian atasnya datar. Burung berkepala  besar diyakini sebagai burung pintar. Perhatikan juga bentuk dan ukuran  paruh.
 Utamakan cendet dengan paruh tebal dan  panjang, tetapi tampak proporsional dengan ukuran kepala dan tubuh.  Paruh tebal dan tampak kokoh menandakan burung bisa membawakan lagu  dengan tembakan dan volume keras. Sebaliknya, jika paruh terlihat pipih,  cenderung ngerol. Jika ngerol, volume suara akan lebih kecil karena dibutuhkan napas lebih lama.
 Sementara itu, jika dilihat dari penampilannya, cendet yang rajin berkicau mempunyai ciri sebagai berikut.
 — Bermata jeli serta berbulu rata dan agak mengilap.
 — Gerakannya gesit, duburnya bersih dari kotoran, serta organ kanan dan kirinya seimbang
 — Volume suara keras.
 — Mempunyai bakat alami (mental) yang baik. Tidak takut ketika bertemu dengan burung sejenis, baik ketika latihan maupun kontes.
 Selain referensi dari buku  Merawat & Melatih Burung Kicauan yang saya kutip di atas, ada pula tips lain pemilihan cendet versi Om Irvan, sebagai berikut:
- Berkelamin jantan, ciri-ciri burung Cendet jantan dapat dilihat warna bulu yang tegas mengkilap dan kontras.
- Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah cenderung lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
- Kepala besar, mata bulat besar dan melotot. Ini menandakan burung ini mempunyai mental tempur yang baik.
- Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
- Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Pilihlah Kaki yang besar dan terlihat kering. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
- Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
- Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.
Cara perawatan
a. Perlengkapan Kandang
1. Sangkar
 Sesuai dengan ukuran  tubuhnya, kandang cendet biasanya lebih kecil dibandingkan dengan  sangkar murai atau sangkar anis merah. Ukuran yang umum digunakan adalah  40 x 45 x 70 cm.
2. Tenggeran
 Letakkan dua tenggeran  di dalam kandang. Tenggeran terbaik dibuat dari bahan kayu asam yang  struktur kayunya agak kasar meskipun sudah dikupas kulitnya. Letakkan 2  buah tenggeran tersebut secara sejajar atas dan bawah. Diameter  tenggeran 1,5—2 cm.
3. Kerodong
 Dalam perawatan cendet,  kerodong berguna untuk membuat cendet istirahat. Penggunaan kerodong  juga bermanfaat untuk perkembangan mentalnya. Untuk cendet muda, gunakan  kerodong dengan warna lembut atau putih. Secara psikologis, burung muda  masih takut menghadapi perubahan lingkungan secara drastis. Kerodong  warna putih juga berfungsi untuk mengontrol kebersihan kandang dan  burung . Jika dirasakan burung telah bisa beradaptasi, baru boleh  mengganti kerodongnya dengan warna yang lebih gelap.
 Tetapi saya sarankan,  kerodong burung jika memang perlu saja sebab burung yang terlalu banyak  kerodong, kurang banyak berlatih bernyanyi. Lain misalnya burung yang  akan dipersiapkan untuk lomba, maka kerodong selama 3-4 hari sebelum  turun lomba adalah langkah yang baik. Tujuannya, agar burung menyimpan  tenaga atau stamina.
b. Pakan
 Ada beberapa versi cara  pemberian pakan untuk burung cendet. Ada yang menyebutkna, pakan  diberikan setelah burung dimandikan. Pada pagi hari, berikan jangkrik 10  ekor dan kroto 1 sendok makan, dan pada sore hari berikan jangkrik 5  ekor dan kroto 1 sendok makan. Khusus untuk setiap hari Jumat dan Sabtu,  menu makanannya ditambah lagi. Pada pagi hari, berikan jangkrik 15 ekor  dan ulat hongkong 3 ekor. Pada sore hari, diberi jangkrik 7 ekor dan  ulat hongkong 3 ekor.
 Sementara itu, pada  saat burung akan dilombakan (biasanya hari Minggu), jumlah jangkrik dan  kroto tetap tetapi ditambah ulat hongkong 5 ekor. Setelah lomba, cendet  kembali diberi jangkrik 5 ekor dan ulat hongkong 3 ekor dan kakinya  disemprot air.
 Burung cendet sebaiknya  tidak dilombakan lebih dari dua kali dalam satu bulan. Hal ini  bertujuan agar stamina burung cendet tetap stabil. Jika stamina burung  kurang baik, akan memengaruhi mental dari burung cendet itu sendiri.  Untuk kepentingan lomba dan meningkatkan performa burung kicauan,  pemberian makanan tambahan atau extra fooding diperlukan. Extra fooding yang bisa diberikan adalah jangkrik, kroto, dan ulat hongkong.
 Ada juga tips lain, sebagai berikut:
- Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%, belum tentu Voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung Cendet. Voer harus selalu tersedia didalam cepuknya. Selalu ganti dengan Voer yang baru setiap dua hari sekali.
- EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik buat burung Cendet yaitu: Jangkrik, Orong-orong, Kroto, Cacing, Ulat Hongkong, Ulat Bambu, Kelabang, Belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF tersebut.
 Harus hati-hati dalam pemberian extra fooding karena  dapat menyebabkan cendet menjadi sering bersalto. Hal ini dapat  mengurangi kemerduan suaranya. Namun, salto pada burung cendet  sebenarnya dapat diatasi dengan cara-cara berikut ini.
- Pastikan burung kecukupan multivitamin dan mineral yang menjaga stamina dan metabolisme burung selalu dalam kondisi prima.
- Mandikan burung sebaiknya dua kali setiap hari, pagi dan sore, ketika matahari masih ada.
- Sementara waktu, burung yang mengalami mabung, hanya diberikan voer.
- Pahami karakter burung dengan mengubah posisi atau jumlah tenggeran. Misalnya, dua tenggeran yang diletakkan atas bawah diubah posisinya menjadi sejajar atau jumlah tenggeran dikurangi.
- Cara lainnya, mengubah jenis atau ukuran kandang.
Perawatan umum cendet 
 Perawatan harian untuk burung Cendet  relatif sama dengan burung berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan  perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.
Berikut ini Pola Perawatan Harian dan Stelan Harian untuk burung Cendet:
Berikut ini Pola Perawatan Harian dan Stelan Harian untuk burung Cendet:
- Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).
- Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan Voer dan Air Minum.
- Berikan Jangkrik 4 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan Jangkrik secara langsung pada burung.
- Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul  08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung  sejenis.
 Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong.
- Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat di Master dengan suara Master atau burung-burung Master.
- Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu.
- Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF.
- Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara Master selama masa istirahat sampai pagi harinya.
PENTING
- Kroto segar diberikan 1 sendok makan maksimal 2x seminggu.
- Pemberian Cacing diberikan 1 ekor 2x seminggu.
- Berikan Multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.
Penanganan apabila cendet over birahi
- Pangkas porsi Jangkrik menjadi 2 pagi dan 2 sore
- Berikan Cacing 2 ekor 2x seminggu
- Berikan Ulat Bambu 2 ekor 3x seminggu
- Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore
- Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja
- Mandi malam
Penanganan apabila Cendet kondisinya drop
- Tingkatkan porsi pemberian Jangkrik menjadi 5 pagi dan 5 sore
- Tingkatkan porsi pemberian Kroto menjadi setiap hari
- Berikan Kelabang 2 ekor seminggu sekali
- Mandi dibuat 2 hari sekali saja
- Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung Cendet lain dahulu
- Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari
Perawatan dan setelan Cendet mabung
 Masa mabung (moulting)  merupakan masa yang sangat menuntut perhatian penghobi burung. Bulu yang  hilang dan digantikan selama masa mabung atau meranggas ini menyerap  25% dari total protein yang ada di dalam tubuh burung. Inilah mengapa  selama masa mabung perlu ditambahkan juga protein sebesar seperempat  total protein dalam tubuh burung.
 Bulu-bulu dan  selongsong bulu terdiri atas lebih dari 90% protein, khususnya protein  yang disebut keratins. Protein bulu berbeda dengan protein pada tubuh  dan telur serta memerlukan jumlah proporsional yang berbeda atas asam  amino (pembangun sel atau blok protein). Burung harus mengonsumsi  makanan dengan kandungan asam amino jenis ini kemudian menyerap dan  disimpan sebagai protein (keratin) khusus bagi keperluan pertumbuhan  bulu. Proses ini sangat penting bagi burung dan tubuh burung harus  bekerja ekstra untuk mendapatkan gizi yang cukup untuk membentuk bulu  secara sempurna.
 Ketika burung mabung,  mereka juga memerlukan energi yang besar untuk memproduksi bulu baru.  Keperluan energi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein,  menyebabkan burung harus mengonsumsi lebih banyak makanan selama  meranggas untuk dapat mempertahankan pertumbuhan bulu baru. Untuk  diketahui saja, energi yang diperlukan burung selama masa mabung sebesar  dua setengah kali lebih banyak ketimbang burung yang sedang memproduksi  telur (lihat misalnya penjelasan pada “Moulting in Bird” di situs  vetafarm.com yang menjadi referensi utama untuk tulisan mengenai masalah  mabung ini).
 Faktor-faktor yang  berpengaruh pada masa mabung tidak bisa sepenuhnya dipahami, karena  sangat kompleks. Umur burung, musim saat mabung, cuaca harian, kadar  hormon dan siklus perkembangbiakan, semua menjadi faktor penentu bagi  keberhasilan atau kegagalan burung melewati masa mabung.
 Hal yang paling utama  untuk diingat adalah bahwa pada saat burung mabung, Anda harus  memberikan suplai pakan yang cukup sehingga mereka bisa mengembangkan  bulu-bulu sesempurna mungkin.
 Untuk menyediakan  protein yang diperlukan untuk peningkatan produksi bulu, Anda harus  meningkatkan asam amino yang mengandung sulfur seperti metionin dan  sistin. Protein seperti itu bisa ditemukan di dalam daging hewan. Daging  dapat diberikan kepada kebanyakan burung yang sedang mabung dalam  jumlah kecil plus pemberian suplemen makanan yang baik. Suplemen  multivitamin dan multimineral yang baik seharusnya mengandung berbagai  vitamin dan mineral serta asam amino untuk memungkinkan tumbuhnya bulu  secara normal.
 Meskipun pada umumnya  mabung berjalan normal, ada beberapa hal yang sering mengganggu masa  mabung burung, khususnya tumbuhnya bulu yang tidak merata atau bahkan  ada bulu yang tidak rontok (sekadar nyulam).
Penggangu tersebut antara lain:
 * Penyakit -  Penyakit yang disebabkan virus circovirus (Beak and Feather Disease)  dan virus polyoma adalah penyakit paling umum yang menyebabkan burung  kesulitan memproduksi bulu. Psittacosis kronis, gangguan parasit dan  infeksi bakteri pada usus dapat pula menyebabkan bulu burung sulit  tumbuh.
 * Gizi buruk  – Sebagaimana digambarkan di atas, persyaratan untuk berlangsungnya  produksi bulu secara normal memang sangat banyak, dan karenanya makanan  yang kurang gizi bisa menyebabkan tumbuhnya bulu yang tidak berkualitas  (mudah patah, mudah kusam, melintir/ keriting dan sebagainya).
 * Kimiawi  –  penggunaan bahan kimiawi sering menyebabkan bulu tumbuh tidak  sempurna atau bahkan merusak bulu. Salah satu contohnya adalah zat  pembasmi cacing pada merpati yang dikenal sebagai Mebendazole. Bahan  kimia ini akan menyebabkan bulu burung melintir jika diberikan semasa  burung mabung.
 * Stres  – Hal ini terjadi terutama untuk burung yang disuapi/loloh dengan  tangan manusia. Tangan manusia menyebabkan bulu baru tidak bisa  berkembang sempurna dan sebagainya.
 Apa yang perlu Anda lakukan agar burung dapat memiliki bulu baru sebaik mungkin?
Pertama-tama menyingkirkan segala cacing, kutu, mikroba pengganggu dan parasit lainnya.
Kedua, pastikan tidak satu pun dari burung Anda menjadi pembawa virus bibit penyakit, misalnya Polyoma.
Ketiga,  berikan gizi yang cukup selama burung meranggas/mabung dengan pakan  yang bagus. Hanya saja perlu diingat bahwa pakan yang bagus bukan  berarti pakan yang banyak, sebab terlalu banyak pakan yang hanya  mengandung karbohidrat misalnya, hanya akan membuat burung kekurangan  gizi meski secara fisik terlihat gemuk.
 Jika Anda telah  melakukan semua hal di atas dan masih mengalami masalah dengan kualitas  bulu Anda perlu berbicara dengan dokter hewan khusus burung.
Cara Smart menggunakan BirdVit
 Dalam kaitan dengan persoalan mabung inilah disarankan kepada penghobi burung untuk memberikan burung asupan tambahan, misalnya BirdMolting atau juga BirdVit untuk burung yang sedang mabung. Cara ini lebih smart” sebab BirdVit adalah multivitamin dan multimineral yang sangat diperlukan burung selama masa mabung.
 BirdVit mengandung hampir semua vitamin dan mineral yang diperlukan burung, seperti:
- Vitamin utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3.
- Zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D Pantothenate.
- Mineral utama seperti potasium chlorida, sodium chlorida, magnesium sulfate, mangan sulfate, iron sulfate, zinc sulfate, copper sulfate dan cobalt sulfate.
 Dengan demikian, selama  kita menggunakan BirdVit untuk menangani burung mabung, maka kita cukup  memberikan porsi pakan seperti sediakala tanpa khawatir burung  kekurangan “energi masa mabung”. Sebab, memang benar energi yang  diperlukan burung ketika mabung bukanlah energi yang hanya akan  mengumpul menjadi lemak tetapi energi untuk pertumbuhan bulu seperti  asam amino yang mengandung sulfur seperti metionin dan sistin.
Cendet bermasalah
 Untuk burung-burung  yang sangat bermasalah misalnya bulu mudah patah atau burung  sakit-sakitan seusai masa mabung, biasanya dikarenakan asupan mineralnya  yang kurang. Selain digunakan BirdVit, Anda bisa menyertakan pula BirdMineral.
 Apa beda BirdMineral dan BirdVit?
 Untuk diketahui, ada  mineral dan vitamin tertentu yang tidak efektif jika digunakan  bersamaan. Akan saling melemahkan. Karena keduanya sama-sama dibutuhkan  burung dalam jumlah yang proporsional, maka mineral dan vitamin tertentu  hanya bisa dicampur dengan komposisi dan volume tertentu.
 Seperti diketahui di dalam BirdVit ada sejumlah mineral yang sangat diperlukan burung. Namun kandungan mineral di dalam BirdVit tidak sebesar di dalam BirdMineral karena selain sebagai penjaga vitalitas burung,  BirdMineral juga bersifat mengcover atau mengobati.
Perawatan dan stelan burung cendet untuk lomba
 Perawatan lomba  sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan  pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung agar mempunyai tingkat birahi  yang diinginkan dan memiliki stamina yang stabil. Kunci keberhasilan  perawatan lomba yaitu mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.
Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan Lomba untuk burung Cendet:
- H-3 sebelum lomba, Jangkrik bisa dinaikkan menjadi 5 ekor pagi dan 5 ekor sore.
- H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
- 1 Jam sebelum di gantang lomba, burung di mandikan dan berikan Jangkrik 3-5 ekor dan Ulat Hongkong 6-15 ekor.
- Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan Jangkrik 2 ekor lagi.
Penting
- Sebaiknya, mulai H-6 burung diisolasi. Jangan sampai melihat dan mendengar suara burung Cendet lain.
- Lakukan mandi malam (jam 19.00-20.00) pada H-1.
Perawatan dan stelan Cendet pasaca lomba
 Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.
Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan pasca Lomba untuk burung Cendet:
- Porsi EF dikembalikan ke Stelan Harian.
- Berikan Multivitamin pada air minum pada H+1 setelah Lomba.
- Sampai H+3 setelah Lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.
SUARA MASTER YANG BAIK UNTUK BURUNG CENDET / PENTET
 Irama lagu yang dimiliki burung  memegang  peranan yang sangat penting di dalam penilaian lomba burung  berkicau.  Karena kembali kepada filosofi burung berkicau, daya tarik  utama dari  burung berkicau adalah kemampuan berkicaunya (irama lagu).
 Memilih suara-suara master untuk burung  andalan kita janganlah terfokus hanya memilih suara-suara master yang  kedengarannya unik dan bagus.
 Sangat banyak metode dan cara-cara yang  dapat dilakukan di dalam proses pemasteran burung berkicau. Dan juga  banyak sekali berkembang mitos-mitos yang keliru dalam prakteknya  dilapangan. Salah satu mitos aneh yang berkembang, yaitu burung yang  akan di master harus melihat burung masternya, agar burung yang di  master dapat menirukan gaya bunyi dan cara membuka mulut burung master  tersebut. Mitos lainnya yaitu proses pemasteran burung berkicau harus  menunggu burung dalam keadaan ganti bulu atau mabung.
 Sebenarnya; Pemasteran dapat kita lakukan  tidak harus menunggu burung berkicau dalam keadaan mabung atau berganti  bulu. Burung berkicau dalam keadaan normal, bahkan dalam keadaan top  form pun juga dapat dilakukan pemasteran. Ada Mitos yang mengatakan  pemasteran burung harus menunggu masa burung mabung.
 Alasannya karena; Pada saat mabung,  burung berkicau cenderung untuk banyak diam dan sangat jarang sekali  berkicau. Burung yang banyak diam pada masa mabung tersebut, cenderung  untuk lebih banyak menggunakan waktunya untuk menyimak dan mengolah  suara-suara yang ada disekelilingnya. Apabila suara yang didengarnya  sesuai dengan tipikal karakter suaranya, maka akan direkam dan  ditirukan.
 Kunci keberhasilan dalam memaster burung  (pemasteran burung berkicau) adalah memaster burung dengan suara-suara  master (burung master) yang cocok dan sesuai dengan karakter dasar lagu  burung yang akan di master (burung maskot).
 Untuk pemasteran yang bagus, silakan baca referensinya http://smartmastering.com/.
PROBLEM UTAMA CENDEY
1.Gampang rontok bulu
2. Loncat-loncat saat ditrek
3. Tidak juga segera bunyi
4. Nyekukruk tidak semangat
5. Suka salto .
1.Gampang rontok bulu
2. Loncat-loncat saat ditrek
3. Tidak juga segera bunyi
4. Nyekukruk tidak semangat
5. Suka salto .
1. Gampang rontok bulu
Penyebabnya antara lain (1) Makanan mengandung lemak dan/atau kalori tinggi sehingga membuka pori-pori kulit; (2) Bulu belum kuat sudah banyak diadu/ditrek; (3) Selama masa mabung tidak mendapat asupan nutrisi yang baik, terutama mineral. Untuk masalah asupan mineral, bisa gunakan Bird Mineral selama masa mabung atau pasca mabung (ketika mulai terlihat tanda rontok padahal baru saja tuntas mabung).
Penyebabnya antara lain (1) Makanan mengandung lemak dan/atau kalori tinggi sehingga membuka pori-pori kulit; (2) Bulu belum kuat sudah banyak diadu/ditrek; (3) Selama masa mabung tidak mendapat asupan nutrisi yang baik, terutama mineral. Untuk masalah asupan mineral, bisa gunakan Bird Mineral selama masa mabung atau pasca mabung (ketika mulai terlihat tanda rontok padahal baru saja tuntas mabung).
2. Loncat-loncat. Penyebabnya  adalah kurang birahi atau bisa juga terlalu galak, serta adanya  gangguan parasit, terutama air sac mite, yakni tungau kantung udara yang  tidak kasat mata.
 Untuk mempercepat birahi burung, bisa dilakukan terapi BirdShout. Jika burung terlalu galak, disemprot sprayer sedikit sebelum tanding; atau bisa juga diberi cacing.
 Sementara untuk burung kutuan atau kena  tungau, burung memang sepertinya tidak kutuan, tetapi sesungguhnya  membawa tungau di kantung udaranya. Bisa diatasi dengan penyemnprotan Fresh Aves dibarengi pengolesan BirdFresh.
3. Tidak juga segera bunyi biasanya disebabkan burung masih terlalu muda atau burung tidak fit.
 Pastikan burung fit dengan menggunakan produk rawatan harian BirdVit.
4. Nyekukruk tidak semangat, biasanya dikarenakan cacingan. Atasi dengan AscariStop
Itulah RAHASIA BURUNG JAWARA,
Semoga Menghibur dan Bermanfaat, 
Di Poskan Oleh : www.armhando.com . 
Berita Aneh,Unik,Lucu,Hot Terbaik dan Terbaru. 
[sumber;http://jejaring2012.blogspot.com]

















