Cara Jitu Memajukan Usaha UKM Indonesia Lewat Transakasi online -Transaksi Via internet
 Tingkat penetrasi internet di Indonesia masih cukup rendah  dibandingkan negara lain yang ada di kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan hasil survei terbaru yang diluncurkan Deloitte Access Economics,  nilai penetrasi internet di negeri ini hanya mencapai angka 9,1%.  Kendati begitu, penggunaan internet di Indonesia kini betul-betul  dimaksimalkan sektor usaha kecil dan menegah (UKM).
Seperti disebutkan Direktur Deloitte Access Economics Ric Simes, laporan tersebut menunjukkan internet terbukti dapat menolong UKM di Indonesia  dalam memasarkan produk, di mana 29% penjualan UKM ternyata didapat  melalui transaksi online. Satu bukti bagaimana kontribusi besar internet  untuk memperluas jaringan usaha dan meningkatkan penjualan seperti  dialami Mohammad Rosihan, Business Development dan Partnership Saqina Butik,  salah satu toko perlengkapan muslim terlengkap yang sudah buka di lima  kota di Indonesia, yaitu Jakarta, Karawang, Purwakarta, Jombang dan  Mojokerto.( demikian halnya kisah Go-Jek Ojek, kaskus &KasPay, tokobagus.com, facebook.com fashiongrosir.com, sakinah.multiply.com,diet-turunberatbadan.com , tanahabangfashion.com )
 Saqina Butik yang diluncurkan sejak 2004 ini awalnya hanya dipasarkan melalui toko riil  yang ada di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan. Namun karena pesatnya  perkembangan teknologi, pada 2008 Rosihan mulai mengembangkan Saqina via  layanan internet, dengan cara membuat toko online. Bicara mengenai  produk, sebagai one-stop shopping, Saqina menyediakan berbagai macam kebutuhan fashion keluarga muslim.
Saqina Butik yang diluncurkan sejak 2004 ini awalnya hanya dipasarkan melalui toko riil  yang ada di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan. Namun karena pesatnya  perkembangan teknologi, pada 2008 Rosihan mulai mengembangkan Saqina via  layanan internet, dengan cara membuat toko online. Bicara mengenai  produk, sebagai one-stop shopping, Saqina menyediakan berbagai macam kebutuhan fashion keluarga muslim.Mulai baju muslim, kaus, peci, kerudung, mukena, sajadah, hingga  aksesori seperti bros dan tasbih. Saqina juga menyediakan produk lain  mulai buku agama, CD lagu religi, hingga lukisan kaligrafi. Rosihan  menyatakan, sejak dibuka toko online, sebagian besar omzet yang  didapatkan saat ini berasal dari penjualan via internet tersebut.  Persentase pembelian online bisa mencapai angka 70%.
“Hingga saat ini, sebagian besar omzet yang didapat Saqina  berasal dari pembelian konsumen via layanan internet (online). Dari  total omzet yang didapat per bulan, 70% disumbang penjualan via website,  sedangkan 30% berasal dari konsumen yang datang langsung ke toko kami,”  ujarnya kepada Seputar Indonesia. Perkembangan usaha online Saqina  dibuktikan dengan banyaknya pengunjung via dunia maya itu. Setiap hari  sedikitnya ada 3.000 pengunjung website.
Dari jumlah itu, 1–5% pengunjung pasti melakukan transaksi pembelian.  Menurut Rosihan, menggunakan layanan internet untuk menjalankan usaha  merupakan salah satu cara tepat dalam era perkembangan teknologi seperti  sekarang ini. Selain tidak membutuhkan modal yang besar untuk menyewa  tempat, menjual lewat internet juga mudah dilakukan semua kalangan.  Kendati begitu, Rosihan mengingatkan pelaku bisnis online. Bagi mereka  yang tidak memiliki toko riil, para pelaku bisnis online tetap harus memperhatikan tampilan dan kelengkapan data dari toko online yang dimiliki.
Baik dengan cara menampilkan foto produk yang akan dipasarkan maupun  menuliskan tentang data diri pemilik, alamat, dan kontak telepon yang  dapat dihubungi. “Dengan hal tersebut, para pelanggan biasanya yakin dan berkeinginan membeli barang di toko online yang kita dirikan,” ungkapnya. Karena itu, Rosihan menyarankan agar  para pebisnis online tidak hanya sekadar menampilkan testimoni pada  website, tetapi juga harus menuliskan informasi jelas mengenai toko  online yang dijalankan, seperti menampilkan profil perusahaan (company profile).
Di Indonesia, penggunaan e-commerce memang masih dalam tahap  awal. Meningkatnya kehadiran UKM secara online cenderung lebih banyak  melalui situs media atau situs web statis yang tidak memiliki fasilitas  transaksi online. Namun, penggunaan forum online untuk  mempertemukan pembeli dan penjual sudah lumrah. Mengakses produk dan  jasa baru via internet dan mencari harga yang lebih murah, seperti  melalui akses ke layanan keuangan yang lebih luas, sangat berpotensi  meningkatkan kemakmuran. (sumber: seputar-indonesia.com )
Macet! Pilih Ojek Internet
 Jakarta  macet! Sebuah pemandangan yang lumrah. Akan tetapi, ada solusi jitu  mengatasi kemacetan di Ibu Kota. Caranya menggunakan ojek. Sebagai jasa  transportasi roda dua, ojek berpotensi besar sebagai solusi menghadapi  kemacetan Jakarta yang makin parah. Kini ada jasa ojek profesional yang  menggunakan layanan online. Go-Jek, begitulah nama layanan jasa transportasi alternatif yang mengandalkan kendaraan roda dua ini.
Jakarta  macet! Sebuah pemandangan yang lumrah. Akan tetapi, ada solusi jitu  mengatasi kemacetan di Ibu Kota. Caranya menggunakan ojek. Sebagai jasa  transportasi roda dua, ojek berpotensi besar sebagai solusi menghadapi  kemacetan Jakarta yang makin parah. Kini ada jasa ojek profesional yang  menggunakan layanan online. Go-Jek, begitulah nama layanan jasa transportasi alternatif yang mengandalkan kendaraan roda dua ini.Namun, jangan mengira Go-Jek seperti ojek-ojek lain. Perusahaan ini  benar-benar memanfaatkan perkembangan teknologi, khususnya internet.  Selain dapat meminimalisasi biaya operasional, penggunaan layanan  internet tidak dibatasi jarak dan waktu, sehingga dapat diakses siapa  saja, di mana saja, dan kapan saja.
 Menurut Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Go-Jek, Nadiem Makarim,  ide awal bisnis ini dia dapatkan setelah melihat potensi besar ojek  sebagai solusi efektif untuk menghadapi kemacetan Jakarta. “Ide ini  muncul saat saya duduk di belakang ojek dan mengamati kemacetan Jakarta  yang semakin parah. Saya berpikir, kenapa tidak kita benahi struktur  transportasi dan membuat ojek lebih terorganisasi. Di situlah awal  muncul terbentuknya Go-Jek,” ujarnya saat ditemui Seputar Indonesia di kantornya di Jakarta.
Menurut Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Go-Jek, Nadiem Makarim,  ide awal bisnis ini dia dapatkan setelah melihat potensi besar ojek  sebagai solusi efektif untuk menghadapi kemacetan Jakarta. “Ide ini  muncul saat saya duduk di belakang ojek dan mengamati kemacetan Jakarta  yang semakin parah. Saya berpikir, kenapa tidak kita benahi struktur  transportasi dan membuat ojek lebih terorganisasi. Di situlah awal  muncul terbentuknya Go-Jek,” ujarnya saat ditemui Seputar Indonesia di kantornya di Jakarta.Perusahaan yang baru berdiri pada Februari 2011 ini memberikan fasilitas transportasi ojek eksklusif yang dapat dipesan melalui telepon, BlackBerry messenger, jejaring sosial Twitter, dan juga surat elektronik (e-mail).  Dijelaskan Nadiem, pada dasarnya konsep kerja layanan ini seperti  memesan taksi. Para calon penumpang yang ingin menggunakan jasa, cukup  memesan via telepon dan tinggal menunggu di tempat. Nanti para call center Go-Jek yang akan menghubungkan antara konsumen dan pengendara.
“Setelah melakukan pemesanan lewat call center Go-Jek, para  konsumen cukup duduk manis di tempatnya, karena call center kami akan  mengatur semuanya, dari menentukan tarif, menghubungi pengendara, hingga  memberikan informasi tentang kedatangan pengendara di lokasi Anda,”  jelasnya. Lantas, bagaimana urusan ongkosnya? Nadiem menjelaskan,  Go-Jek akan menghitung tarif berdasarkan jarak yang akan ditempuh. Tarif  termurah berkisar antara Rp15.000 hingga Rp25.000, sedangkan yang  termahal akan disesuaikan dengan jarak tempuh perjalanan.
Menariknya, nominal tarif selalu diberitahukan terlebih dulu kepada  konsumen sebelum benar-benar melakukan pemesanan. Selain itu, untuk  menerapkan sistem transparansi antara Go-Jek dan konsumen, besarnya  tarif juga akan diinformasikan kepada pengendara. Maka lewat pola  semacam ini, para pengguna layanan Go-Jek tidak perlu lagi tawar-menawar  tarif dengan para pengendara. Tinggal pesan, tunggu, dan siap diantar  ke tempat tujuan. Meski usaha ini baru berjalan selama kurang dari satu  tahun, dengan memanfaatkan layanan internet untuk menjalankan bisnis,  kini Go-Jek mampu berkembang pesat.
“Kontribusi internet untuk memajukan Go-Jek hingga seperti  sekarang ini cukup besar, sebab sebagian besar pelanggan kami berasal  dari para pengguna jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter,”  ungkap Nadiem. Nadiem menjelaskan, awal 2011 dia hanya bermitra dengan  100 pengendara ojek. Kini dengan makin besarnya nama Go-Jek, dia bersama  tiga rekan kerjanya telah bermitra dengan 300 pengendara yang ada di  120 lebih pangkalan ojek yang tersebar di daerah Jakarta Selatan dan  Jakarta Pusat.
Meski hingga saat ini para pengendara Go-Jek baru tersebar di dua  wilayah Jakarta, bukan berarti para konsumen di luar daerah tersebut  tidak bisa memanfaatkan layanan ojek profesional ini. “Para konsumen  yang ada di luar wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat juga bisa  memanfaatkan layanan Go-Jek, hanya saja rentang waktu yang dibutuhkan  untuk sampai ke tempat tujuan kemungkinan lebih lama,” tukasnya.
Selain memberikan layanan antarjemput secara profesional, Go-Jek juga  menyediakan layanan jasa pengiriman barang dan berbelanja melalui  pelayanan kurir dengan waktu cepat dan harga terjangkau. “Untuk  makin memudahkan kehidupan masyarakat Jakarta yang sering dipusingkan  kondisi kemacetan lalu lintas yang makin parah, selain menawarkan jasa  antarjemput, kami juga menyediakan layanan pengiriman barang, dan  berbelanja. Untuk beli tiket film, makanan ringan, hingga kebutuhan  rumah tangga, yang penting nilai pembelanjaannya tidak lebih dari  Rp200.000,” papar Nadiem.
Tidak hanya menawarkan jasa layanan ojek dengan cara mudah, cepat,  dan harga yang terjangkau saja. Go-Jek juga berani menjamin keamanan dan  keselamatan saat menggunakan layanan mereka, sebab seluruh pengendara  mitra Go-Jek telah diseleksi terlebih dulu. Dari menilai cara kerja,  kejujuran, hingga kelengkapan surat mengendara yang mereka miliki. (sumber: seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/452737/44/ )
Sekali Klik, Transaksi Beres
Transaksi jual beli di internet kini semakin mudah. Produsen,  pedagang, dan konsumen punyai banyak pilihan. Wajar jika kini transaksi  internet semakin meningkat. Gaya berbelanja masyarakat perkotaan kini  mulai bergeser. Semula mereka harus datang ke pusat-pusat perbelanjaan  yang menawarkan berbagai produk, kini jika hanya mencari barang tertentu  para konsumen cukup klik untuk mencari situs belanja. Bahkan, pencarian  bisa dilakukan lewat telepon seluler.
Transaksi pun terjadi hanya lewat ujung jari. Begitulah gaya belanja  yang dilakukan sebagian masyarakat saat ini. Mereka tidak lagi  dipusingkan menempuh jarak ke pusat-pusat perbelanjaan. Apalagi, dalam  aksi jual-beli lewat internet, sejumlah cara bisa dilakukan. Mulai  dengan membuka alamat atau situs produsen, lewat melalui blog, hingga menggunakan jejaring sosial. Tak pelak, jasa e-commerce “mempertemukan” penjual dan pembeli lewat dunia maya. Contoh pemasaran dengan membuka alamat sendiri di situs adalah www.tanahabangfashion.com , www.diet-turunberatbadan.com ,ada juga toko sakinah.multiply.com, atau www.fashiongrosir.com.
 Sejumlah  akun di media sosial, khususnya Facebook pun banyak yang menawarkan  sejumlah produk kepada calon konsumen. Contohnya adalah id-id.facebook.com/matalim.kasur  yang menjual berbagai macam jenis kasur dan ranjang jati. Sejumlah  situs, blog, hingga akun Facebook yang memasarkan sejumlah produk  tersebut ada yang memang mempunyai toko riil. Akan tetapi, tidak sedikit  yang hanya mengandalkan penjualan online. Semua bergantung strategi  pemasaran yang mereka lakukan.
Sejumlah  akun di media sosial, khususnya Facebook pun banyak yang menawarkan  sejumlah produk kepada calon konsumen. Contohnya adalah id-id.facebook.com/matalim.kasur  yang menjual berbagai macam jenis kasur dan ranjang jati. Sejumlah  situs, blog, hingga akun Facebook yang memasarkan sejumlah produk  tersebut ada yang memang mempunyai toko riil. Akan tetapi, tidak sedikit  yang hanya mengandalkan penjualan online. Semua bergantung strategi  pemasaran yang mereka lakukan.Namun bagi yang tidak memiliki blog atau situs khusus untuk memasarkan sesuatu, mereka tidak perlu khawatir karena sekarang sudah banyak situs e-commerce  yang melayani pertemuan penjual dan pembeli. Dengan situs tersebut,  orang bisa berjualan apa saja dan kapan saja. Mereka juga tidak perlu  khawatir jika suatu waktu mempunyai barang yang hendak mereka jual,  padahal selama ini mereka bukan pedagang. Situs e-commerce yang sudah tersedia ini cukup menampilkan foto dan harga yang diinginkan, serta mencantumkan nomor kontak yang bisa dihubungi.
Salah satu situs e-commerce yang banyak dikunjungi masyarakat Indonesia adalah Kaskus. Situs forum komunitas maya ini bahkan berani mengklaim
sebagai komunitas dunia maya terbesar (the largest Indonesian online community).  Sedikitnya, Kaskus kini beranggotakan lebih dari 3 juta pengguna.  Setiap harinya, paling tidak ada ratusan juta posting yang dikirim.  Beberapa anggota Kaskus yang ditemui Seputar Indonesia mengatakan bahwa  situs ini cukup atraktif sehingga banyak barang yang mudah terjual.
Pada ulang tahun yang ke-10, dua tahun lalu, Kaskus menyediakan sistem pembayaran secara online yang disebut KasPay.  Layanan transaksi ini dapat digunakan tidak hanya di Kaskus, tetapi  dapat digunakan terhadap situs-situs lain yang berafiliasi dengan KasPay.  Seluruh proses transaksi KasPay dilakukan melalui transfer sejumlah  uang, sehingga aman dari modus penipuan dan pemalsuan kartu kredit,  serta keamanan transaksi selalu dipastikan dengan konfirmasi melalui  surat elektronik (e-mail) dan catatan transaksi.
Contoh situs yang mempertemukan penjual dan pembeli lain adalah tokobagus.com  . Di situs ini, perusahaan dan perseorangan dapat menjual dan membeli  produk ataupun jasa. Tokobagus sangat mudah digunakan dan lebih murah  dibandingkan media lain. Memasang iklan di Tokobagus juga bisa gratis  untuk suatu periode yang tak tentu. “Karena strategi kami yang kuat  dan media publikasi kami yang besar, kini kami telah mempunyai lebih  dari 100.000 pengunjung setiap hari!” tulis Tokobagus di situs resminya. Dalam satu bulan, omzet transaksi bisa mencapai Rp300 juta.
Angka ini misalnya dicapai pada Desember tahun lalu, setelah  dilakukan survei pada awal 2011. Nilai ini didapat dari survei yang  dilakukan tokobagus.com  dengan melibatkan penjual dan pembeli, di mana survei menekankan pada  beberapa parameter penting di dalamnya, seperti produk apa yang  diminati, berapa kali transaksi dilakukan, hingga nilai transaksi yang  dilakukan. Besarnya jumlah anggota, pengunjung, hingga posting di  sejumlah situs ecommerce juga menandakan besarnya potensi media ini.
 Selama  tahun 2010 lalu, nilai pembelanjaan online masyarakat Indonesia sekitar  Rp2 triliun. Jumlah itu setara dengan 0,1% dari produk domestik bruto  (PDB). Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Marie Elka Pangestu  mengakui bahwa bisnis online masih dalam usia dini dan mempunyai  potensi besar untuk berkembang. Salah satunya karena akses internet yang  semakin luas. “Salah satu yang bisa berkembang di masa depan adalah  industri kreatif yang memakai platform dan konten digital yang erat  hubungannya dengan internet,” kata Marie.
Selama  tahun 2010 lalu, nilai pembelanjaan online masyarakat Indonesia sekitar  Rp2 triliun. Jumlah itu setara dengan 0,1% dari produk domestik bruto  (PDB). Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Marie Elka Pangestu  mengakui bahwa bisnis online masih dalam usia dini dan mempunyai  potensi besar untuk berkembang. Salah satunya karena akses internet yang  semakin luas. “Salah satu yang bisa berkembang di masa depan adalah  industri kreatif yang memakai platform dan konten digital yang erat  hubungannya dengan internet,” kata Marie.Karena itu, saat ini tidak sedikit usaha kecil, dan menengah yang  memanfaatkan internet sebagai instrumen untuk mengembangkan bisnis  mereka. Apalagi, dengan makin terjangkaunya harga telepon pintar (smart phone)  yang ditawarkan membuat internet kini semakin mudah diakses masyarakat.  Hal ini menjadi potensi berkembangnya bisnis UKM di Indonesia dengan  memanfaatkan layanan online.
Dengan meluasnya situs-situs sosial  untuk menyosialisasikan dan forum untuk mengiklankan barang dan jasa,  para pengguna internet perlahan-lahan menjadi lebih terbiasa dengan  tersedianya informasi yang lebih luas di internet. Berdasarkan laporan Deloitte Access Economics, UKM yang menggunakan internet 47% memiliki situs yang menyediakan informasi dasar tentang produk dan jasa mereka.
Semoga Menghibur dan Bermanfaat, 
Di Poskan Oleh : www.armhando.com . 
Berita Aneh,Unik,Lucu,Hot Terbaik dan Terbaru. 
[sumber;qnoyzone.blogdetik.com]


