Julian Assange | Pendiri situs WikiLeaks | buronan Interpol Internasional
KEBERADAAN Pendiri situs WikiLeaks, Julian Assange  selalu menjadi teka-teki semua orang. Banyak pengamat mengatakan,dia  lebih berbahaya daripada Pemimpin Alqaeda Osama bin Laden, karena  membocorkan puluhan ribu dokumen rahasia Pemerintah Amerika Serikat  (AS).
Lalu siapakah dia sesungguhnya?
“Apakah hidup saya ini seperti pria yang penuh dengan teka-teki?”  tanya balik Assange ketika diwawancarai oleh Nikki Barrowclough seperti  dikutip Sidney Morning Herald. Assange memang tidak dapat dilepaskan  dari berbagai tekateki. Dia pun menikmati permainan itu layaknya  menjalani aktivitas keseharian tanpa beban.Kehidupannya pun  dibayang-bayangi para agen keamanan dan intelijen yang terus memburunya  karena dianggap orang berbahaya. 
 “Saya memiliki empat tempat utama ketika saya sakit,”  imbuhnya. Salah satu tempat utama itu adalah Islandia dan lainnya  adalah Kenya. Di kedua lokasi tersebut, dia lebih banyak menghabiskan  waktu. Jika dirunut lebih komprehensif, cerita kehidupan Assange hampir  sama dengan karakter dalam novel trilogi karya Stieg Larsson, Millennium. Larsson adalah seorang jurnalis yang meninggal pada 2004.
 “Saya memiliki empat tempat utama ketika saya sakit,”  imbuhnya. Salah satu tempat utama itu adalah Islandia dan lainnya  adalah Kenya. Di kedua lokasi tersebut, dia lebih banyak menghabiskan  waktu. Jika dirunut lebih komprehensif, cerita kehidupan Assange hampir  sama dengan karakter dalam novel trilogi karya Stieg Larsson, Millennium. Larsson adalah seorang jurnalis yang meninggal pada 2004.
 “Saya memiliki empat tempat utama ketika saya sakit,”  imbuhnya. Salah satu tempat utama itu adalah Islandia dan lainnya  adalah Kenya. Di kedua lokasi tersebut, dia lebih banyak menghabiskan  waktu. Jika dirunut lebih komprehensif, cerita kehidupan Assange hampir  sama dengan karakter dalam novel trilogi karya Stieg Larsson, Millennium. Larsson adalah seorang jurnalis yang meninggal pada 2004.
 “Saya memiliki empat tempat utama ketika saya sakit,”  imbuhnya. Salah satu tempat utama itu adalah Islandia dan lainnya  adalah Kenya. Di kedua lokasi tersebut, dia lebih banyak menghabiskan  waktu. Jika dirunut lebih komprehensif, cerita kehidupan Assange hampir  sama dengan karakter dalam novel trilogi karya Stieg Larsson, Millennium. Larsson adalah seorang jurnalis yang meninggal pada 2004.Jika pernah membaca karyanya,cerita hidup Julian Assange mirip dengan  trilogi tersebut. Jika Anda belum membacanya, Anda perlu membacanya  untuk mengetahui kisah mirip Assange. Anda tidak bakal kecewa. Trilogi  tersebut menceritakan tokoh bernama Mikael Blomkvist, karakter yang  genius dan cerdas di bidang komputer serta berjuang di dunia yang penuh  tipu muslihat dengan segala kekuatan.
Blomkvist dalam novel tersebut merupakan seorang hacker muda yang  genius, beraksen Australia. Bisa jadi tokoh tersebut merupakan  representasi Assange karena Larsson memang mengenal baik sosoknya secara  pribadi. Assange sendiri pernah bertemu dengan Larsson dan mereka kerap  berdiskusi serius. Demi novelnya, Larsson pun mengikuti kehidupan  Assange selama beberapa tahun.
Assange menjawab anggapan orang terhadap dirinya sebagai pakar komputer, “Saya  tidak melihat diri saya sebagai ahli komputer. Saya hidup di kehidupan  internasional yang luas. Saya memiliki keahlian di beberapa bidang,  kecuali masalah pengejaan.”
Dalam sebuah artikel di New York Times, ketika jurnalis media  terbesar di Paman Sam itu ingin mewawancarai Assange, sang wartawan  benar-benar mendapatkan “prosedur” sangat khas. Sang jurnalis tersebut  bertemu Assange di sebuah restoran masakan Ethiopia di distrik kumuh  Paddington, London, Inggris.
Pertemuan itu pun dipenuhi suasana tegang. Suara percakapan antara  jurnalis Times dan Assange berlangsung sangat pelan, hampir seperti  berbisik. Gerak-gerik mereka pun hati-hati untuk menghindari perhatian  dari sekitarnya, terutama para agen intelijen yang terus memburu  Assange. Tidak hanya itu, pendiri WikiLeaks itu pun minta para pendukung  setianya untuk menggunakan telepon seluler bersandi dengan kode rahasia  yang rumit.Harga telepon canggih itu pun tak murah.
Assange sendiri sering mengganti ponselnya seperti dia mengganti  baju. Jika dibayangkan dalam sebuah film, kehidupan Assange juga seperti  tokoh Jason Bourne dalam film Bourne Ultimatum dan Bourne Supremacy.  Bourne selalu berpindah tempat, memiliki banyak paspor dengan nama-nama  yang berbeda,selalu mengubah penampilan dan bergerak cepat. Diceritakan  oleh Assange, dia selalu tinggal di sejumlah hotel dengan nama-nama  samaran.
Dia kerap tidur di mana pun,baik di jalanan maupun di kursi halte  bus. Tak ada istilah kartu kredit, dia selalu membayar transaksi dengan  uang kontan yang didapatkan dari para pendukungnya.“Tetap di jalur ini dan tidak berkompromi membawa saya ke dalam ketegangan yang luar biasa,” kata Assange. Ke mana pun Assange berada, dia selalu dilindungi oleh sekelompok pemuda.
Orang-orang yang berada di sekitar Assange adalah mereka yang berani  mati jika ada ancaman pembunuhan terhadapnya. Bukan hanya pakar keamanan  yang terus mengikutinya, beberapa orang ahli dokumentasi juga merekam  semua yang dilakukan Assange. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi  jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan,maka mereka memiliki bukti  kuat.
Dalam petualangannya menuju kemasyhuran, sang pendiri laman WikiLeaks  itu menilai beberapa pekan yang akan datang menjadi masa paling  berbahaya dalam hidupnya. Assange menanggapi berbagai ancaman itu dengan  melarikan diri meski belum menemukan satu tempat pun yang benar-benar  aman untuk berlindung.“Apa yang kamu ketahui keberadaan saya, lihatlah bagaimana saya menggerakkan bulu mata,” kata Assange.
Disebut James Bond 
Ketika kontroversi tentang kebocoran dokumen rahasia mengenai perang  Afghanistan memanas, ia terbang ke Swedia untuk meminta izin menetap dan  mencari suaka. Permintaannya disambut hangat oleh negara itu. “Mereka  menyebut saya seperti James Bond dalam jurnalisme dan kemudian membuat  saya digemari banyak orang meski beberapa dari mereka membuat saya  terlibat dalam masalah,” papar Assange.
 Hingga  pekan ini Badan Polisi Dunia (Interpol) menyebarkan surat perintah  penangkapan Assange kepada seluruh negara di dunia. Surat penangkapan  terhadap Assange itu dikeluarkan menyusul permintaan dari Swedia yang  memburu pria kelahiran 3 Juli 1971 itu atas tuduhan pemerkosaan dan  pelecehan seksual di negara tersebut. Sebagai konsekuensinya, Assange  pun harus terus melarikan diri.
Hingga  pekan ini Badan Polisi Dunia (Interpol) menyebarkan surat perintah  penangkapan Assange kepada seluruh negara di dunia. Surat penangkapan  terhadap Assange itu dikeluarkan menyusul permintaan dari Swedia yang  memburu pria kelahiran 3 Juli 1971 itu atas tuduhan pemerkosaan dan  pelecehan seksual di negara tersebut. Sebagai konsekuensinya, Assange  pun harus terus melarikan diri.Dia selalu menikmati petualang demi petualangan dengan penuh  ketegangan tingkat tinggi. Kecurigaan kepada siapa saja pun menjadi  sangat penting hingga mereka percaya, orang-orang di sekeliling Assange  adalah pemberontak kemapanan. “Kadang saya sampai pada titik bahwa  lebih baik dipenjara saja karena bisa menghabiskan satu hari untuk  membaca buku dengan tenang,”ujar Assange.
 Sementara  menurut Raffi Khatchadourian, reporter majalah New Yorker yang selama  beberapa pekan bepergian bersama Assange, pendiri WikiLeaks itu selalu  memiliki pola hidup nomaden atau berpindah-pindah tempat. Dia mengatakan  akan terus berpindah-pindah untuk mengelola Wikileaks dari berbagai  lokasi yang berubah-ubah.
Sementara  menurut Raffi Khatchadourian, reporter majalah New Yorker yang selama  beberapa pekan bepergian bersama Assange, pendiri WikiLeaks itu selalu  memiliki pola hidup nomaden atau berpindah-pindah tempat. Dia mengatakan  akan terus berpindah-pindah untuk mengelola Wikileaks dari berbagai  lokasi yang berubah-ubah.“Dia (Assange) bisa lama tidak makan dan memusatkan perhatian  kepada pekerjaan dengan hanya sedikit tidur. Dia menciptakan atmosfer di  sekelilingnya,yang membuat orang-orang yang dekat dengannya ingin  mengurusnya untuk membantu dia terus bekerja. Ini mungkin karena  karismanya,” tutur Khatchadourian.
Upaya percobaan pembunuhan kerap dialaminya. Salah satunya pada 2007,  ketika dia berada di Nairobi, Kenya. Hal itu dialami satu minggu  sebelum dia mengungkap ke publik bahwa pemilu Presiden Kenya penuh  dengan skandal korupsi. Saat itu dia tidur di sebuah tempat dengan  pengamanan berlapis. Namun, enam pria bersenjata mampu menjebol keamanan  dan masuk ke dalam kamarnya di tengah kegelapan.
Para pengawal pun meminta Assange tiarap saat berondongan peluru  menyerbunya. Hingga akhirnya, tim keamanannya tiba untuk menyelamatkan  Assange dan mengejar pria bersenjata yang berhasil melarikan diri. “Assange  merupakan orang yang aneh. Sejujurnya, saya tidak mengetahui bagaimana  model kehidupannya. Dia selalu membawa tas punggung,semua yang  diperlukan ada di dalam tas tersebut,”ujar mantan kolega yang tak mau disebutkan nama kepada Times Online.
Dalam investigasi yang dilakukan Nikki Barrowclough, dia menyebutkan  ada seorang perempuan yang mengaku pernah tinggal satu rumah di  Melbourne bersama dengan Assange selama beberapa bulan pada 2007. Saat  itu Wiki- Leaks sedang mengalami masa inkubasi sehingga aktivitas  Assange tidak terlalu padat. Perempuan itu mau bercerita tanpa  menyebutkan identitas sebenarnya. Menurut perempuan itu, di rumah  tersebut terdapat tempat tidur di mana-mana.
Bahkan, ada tempat tidur di dapurnya. Perempuan tersebut tinggal di  matras di ruangan Assange. Dia mengatakan, ketika terbangun di tengah  malam, perempuan itu melihat Assange masih bergulat dengan komputernya.  Kadang Assange pun lupa makan dan tidur demi proyeknya. Sering kali dia  menulis formula dan rumus matematika di tembok dinding dan pintunya. Dia  kerap menggunakan bohlam berwarna merah di kamarnya. “Dia sangat fokus apa yang dikerjakannya,” kata perempuan tersebut.
Masa Lalu Penuh Pemberontakan 
Kehidupan manusia saat ini adalah cerminan masa lalu. Apa yang akan  dilakukan di masa mendatang pun merupakan refleksi dari apa yang terjadi  di masa lalu. Perjuangan saat ini juga bentuk akumulasi kekecewaan  ataupun kebahagiaan di masa lalu. Hidup manusia tak bisa lepas dari masa  lalu. Hingga sejarah pun dapat membentuk karakter dan kepribadian  seseorang. Salah satu rahasia keberhasilan WikiLeaks adalah kegagalan  dalam mengungkap latar belakang Assange.
 Assange  pernah mengungkapkan, kedua orang tuanya menjalankan bisnis teater  keliling di Australia. Dia juga pernah menempuh pendidikan di 30 sekolah  karena selalu menimbulkan permasalahan di sekolah barunya. Media  Australia menyatakan, Assange memiliki julukan di kalangan para hacker  dengan sebutan, Mendax. Sejak remaja dia memang aktif sebagai hacker.  Dalam buku berjudul Underground yang ditulis Suelette Dreyfus, Mendax adalah seorang anak yang cerdas dan luar biasa.
Assange  pernah mengungkapkan, kedua orang tuanya menjalankan bisnis teater  keliling di Australia. Dia juga pernah menempuh pendidikan di 30 sekolah  karena selalu menimbulkan permasalahan di sekolah barunya. Media  Australia menyatakan, Assange memiliki julukan di kalangan para hacker  dengan sebutan, Mendax. Sejak remaja dia memang aktif sebagai hacker.  Dalam buku berjudul Underground yang ditulis Suelette Dreyfus, Mendax adalah seorang anak yang cerdas dan luar biasa.Hanya, dia tidak mengetahui ayahnya dan terus berkelana keliling  Australia. Ketika remaja, Mendax mampu menemukan sebuah program komputer  yang mampu digunakan kelompok hacker yang disebut International  Subversives untuk meretas situs Pentagon, NASA, dan organisasi intelijen  lainnya. Bagi Mendax, apa yang dilakukannya sebagai bentuk  pemberontakan. Mendax atau Assange, meninggalkan rumah pada usia 17  tahun setelah diburu polisi karena aksinya.
 Assange  pun pernah meng-hebohkan dunia pada Oktober 1989. Apa yang dilakukan  Assange? Hanya beberapa detik sebelum pesawat luar angkasa Atlantis akan  meluncur, komputer NASA mendeteksi sebuah kata di program mereka  bertajuk, “Wank”, kepanjangan dari nama sebuah kelompok hacker,“Worms Against Nuclear Killers”. Assange adalah salah seorang yang berada di belakang serangan hacker menghebohkan tersebut.
Assange  pun pernah meng-hebohkan dunia pada Oktober 1989. Apa yang dilakukan  Assange? Hanya beberapa detik sebelum pesawat luar angkasa Atlantis akan  meluncur, komputer NASA mendeteksi sebuah kata di program mereka  bertajuk, “Wank”, kepanjangan dari nama sebuah kelompok hacker,“Worms Against Nuclear Killers”. Assange adalah salah seorang yang berada di belakang serangan hacker menghebohkan tersebut.Masa lalu Assange penuh masalah dengan polisi, tercatat lebih dari 30  kali kasus terkait kejahatan melalui komputer. Sebanyak 24 kejahatan  teknologi itu diakui olehnya. Namun,dia masih disebut berkelakuan baik  dan hanya membayar denda.Bagi Pemerintah Australia, saat itu apa yang  dilakukan Assange adalah bentuk dari kebebasan komunikasi. Di dunia  kampus, Assange lebih mendalami matematika dan fisika di Universitas  Melbourne.
Dia pun bekerja sebagai pakar komputer di bidang keamanan di  Melbourne. Dia pernah mengalami kehidupan normal layaknya orang pada  umumnya, memiliki istri, dan anak. Kemudian pada 1997 Assange menemukan Rubberhose deniable encryption  yang digunakan para aktivis pejuang hak asasi manusia (HAM) yang ingin  melindungi data yang sensitif di lapangan. Peranti lunak tersebut  dibagikan cuma-cuma. “Sumber intelektual yang sebenarnya tidak dapat diikatkan di dalam hak cipta,” tuturnya.
sumber : http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/367958/
sumber : http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/367958/
Antara Sosok Pahlawan dan Penjahat
APA yang dilakukan pendiri WikiLeaks Julian Assange tidak hanya  mendapatkan hinaan dan cacian.Dia juga menerima banyak pujian dan  dukungan. Jika pemerintah Amerika Serikat (AS) menganggapnya sebagai  penjahat yang berbahaya, pendukung Assange menyebutnya sebagai pahlawan.
Menurut para pendukungnya, yang diperjuangkan Assange adalah inti  dari demokrasi yakni kebebasan informasi. Mirisnya, para pendukung  Assange menganggap AS yang mengaku mengusung demokrasi justru paling  ketat mengekang informasi dan tak ada bedanya dengan negara komunis.  Kondisi itulah yang ditentang Assange. Dia pun mengusung “demokrasi  radikal” yang mengutamakan kebebasan informasi dengan aktivitas dunia  maya tanpa batas teritorial.
 “Sudah 40 tahun saya menunggu orang yang membongkar informasi-informasi dalam skala yang bisa membuat perubahan,”  kata Daniel Ellsberg yang pernah mempublikasikan 1.000 halaman studi  rahasia AS tentang Perang Vietnam pada 1971 atau dikenal dengan  “Pentagon Paper”. Ellsberg melihat semangat yang sama dalam diri Assange  dengan Prajurit Satu Bradley Manning, 22, mantan anggota intelijen AS  yang kini ditahan di Quantico, Virginia, AS, karena dituduh membocorkan  dokumen rahasia perang Irak dan Afghanistan.
“Sudah 40 tahun saya menunggu orang yang membongkar informasi-informasi dalam skala yang bisa membuat perubahan,”  kata Daniel Ellsberg yang pernah mempublikasikan 1.000 halaman studi  rahasia AS tentang Perang Vietnam pada 1971 atau dikenal dengan  “Pentagon Paper”. Ellsberg melihat semangat yang sama dalam diri Assange  dengan Prajurit Satu Bradley Manning, 22, mantan anggota intelijen AS  yang kini ditahan di Quantico, Virginia, AS, karena dituduh membocorkan  dokumen rahasia perang Irak dan Afghanistan.“Mereka berani dipenjara seumur hidup atau dihukum mati untuk membongkar informasi semacam itu,”kata  Ellsberg. Bahkan, Assange tetap mendapat pujian dari para penentangnya.  Assange berhasil menciptakan sistem komputer yang rumit dan arsitektur  pendanaan WikiLeaks yang mampu melindungi organisasi itu dari  musuhmusuhnya. “Dia sangat unik dan luar biasa,” ujar Jonsdottir, perempuan anggota parlemen Islandia. Assange mengaku tidak mendapatkan gaji dari WikiLeaks.
Dia memiliki investasi di dalam organisasi tersebut, tapi dia tidak  mau menjelaskan lebih rinci. Melalui WikiLeaks yang dikenal publik per  Januari 2007, Assange berkolaborasi dengan para pembelot China,  jurnalis, matematikawan, dan pakar teknologi informasi dari Amerika  Serikat, Taiwan, Eropa, Australia, dan Afrika Selatan.
Assange pertama kali menyebut mereka sebagai anggota dewan penasihat  dan kemudian disebut sebagai pendiri WikiLeaks. Hebatnya, WikiLeaks  tidak memiliki kantor pusat. Mereka hanya memiliki lima editor tetap dan  800 sukarelawan.
Awalnya, server utama WikiLeaks berada di Swedia tapi kemudian  dipecah-pecah di sejumlah negara demi keamanan. Meski Assange sadar  bahwa apa yang dilakukannya bakal menjerumuskannya ke gerbang kematian  dan ancaman dari berbagai pihak. Tapi, dia yakin bahwa apa yang  dilakukannya benar. “Sumber materi yang kita bocorkan untuk menjaga kejujuran jurnalistik. Datanya dapat dicek 
kebenarannya,” ujar Assange kepada The New York Times.  Sungguh, aksi Assange menggetarkan para pemimpin dunia. WikiLeaks  membuat geram Paman Sam setelah menyebarkan satu dokumen lengkap terdiri  atas 251.287 data dan 261.276.536 kata. Dokumen tersebut berupa kawat  diplomatik Departemen Luar Negeri AS di berbagai negara di penjuru  dunia. Padahal, pada Oktober lalu WikiLeaks telah menyebarkan sekitar  400.000 dokumen rahasia mengenai Perang Irak.
Dokumen itu menyebutkan korban perang Irak 15.000 lebih banyak  dibandingkan perkiraan berbagai lembaga selama ini. Sebelumnya dia  menayangkan 77.000 dokumen rahasia Pentagon tentang perang Afghanistan  di laman WikiLeaks. Sejak berdiri, WikiLeaks telah mendapatkan 1,2 juta  dokumen. Kini mereka menerima 10.000 data baru setiap harinya.Assange  membuka mata dunia bahwa manusia dapat belajar dari data-data yang  selama ini dirahasiakan.
Semua orang dapat membuka “topeng” orang yang selama ini dikenal baik  ternyata menjadi pembunuh ribuan orang. Menariknya, Assange pun  menawarkan konsep baru mengenai “whistle blower” atau peniup peluit.  Selama ini si peniup peluit itu hanya dikenal memberikan informasi  kepada pejabat penyidik hukum atau surat kabar dan televisi. Dengan  inovasi Assange, peniup peluit dapat menggunakan Wiki- Leaks untuk  langsung menyebarkan ke publik di penjuru dunia.
WikiLeaks Di Ambang Perpecahan?
 Di  tengah ketenarannya,muncul rumor WikiLeaks di ambang perpecahan.  Beberapa rekan Assange di WikiLeaks menyebutnya membuat keputusan  sepihak karena menyiarkan rahasia perang Afghanistan tanpa menghilangkan  nama-nama dari sumber-sumber intelijen Afghanistan yang digunakan  pasukan NATO.
Di  tengah ketenarannya,muncul rumor WikiLeaks di ambang perpecahan.  Beberapa rekan Assange di WikiLeaks menyebutnya membuat keputusan  sepihak karena menyiarkan rahasia perang Afghanistan tanpa menghilangkan  nama-nama dari sumber-sumber intelijen Afghanistan yang digunakan  pasukan NATO.“Kami amat sangat kecewa, ditambah lagi komentarnya setelah  rahasia itu beredar. Seha-usnya ia bisa fokus pada hal-hal penting saja,” kata Birgitta Jonsdottir, anggota inti WikiLeaks yang juga anggota parlemen Islandia.
Dalam sebuah perbincangan online dengan salah satu sukarelawan  WikiLeaks bulan lalu, Assange pernah sesumbar bahwa WikiLeaks akan  hancur tanpanya. “Kita sedang berada dalam situasi bersatu atau mati untuk beberapa bulan ke depan,” ketik Assange seperti dikutip dari The Times.
Menurut Smari McCarthy, sukarelawan WikiLeaks, ada puluhan orang yang  baru-baru ini keluar dari organisasi itu. Musim panas silam, Assange  menghukum Daniel Domscheit- Berg, warga negara Jerman yang sebelumnya  bertugas sebagai juru bicara WikiLeaks dengan menggunakan nama samaran  Daniel Schmit karena perilaku yang dianggap buruk.Menurut McCarthy,  masih banyak sukarelawan yang akan menyusul keluar.
Mereka yang membelot dari kepemimpinan Assange juga menuduhnya memang  ingin membalas dendam kepada AS. Assange dianggap memiliki dendam  pribadi terhadap Pemerintah AS. Menghadapi berbagai tudingan itu Assange  mengatakan, keputusannya menyebarkan ribuan informasi rahasia itu  mendatangkan manfaat yang besar sekaligus pencegahan akan bahaya yang  mungkin terjadi dengan tersiarnya informasi itu. “Tidak ada pilihan yang mudah bagi organisasi ini,” ujar Assange.
Tampaknya, kepercayaan para pengikutnya terus memudar. Kondisi  tersebut tertangkap dengan jelas dalam sebuah percakapan online pada 20  September silam dengan seorang tokoh senior WikiLeaks. Assange  menggambarkan para pembelot itu sebagai sekelompok konfederasi orang  tolol dan kepada lawan bicaranya, dia bertanya dengan kasar,“Apakah saya sedang berhadapan dengan seorang yang bodoh,” katanya. (andika hendra m)
Itulah Misteri Julian Assange - Pendiri situs WikiLeaks, buronan Interpol,
Semoga Menghibur dan Bermanfaat, 
Di Poskan Oleh : www.armhando.com . 
Berita Aneh,Unik,Lucu,Hot Terbaik dan Terbaru. 
[sumber;qnoyzone.blogdetik.com]
