Apa itu Kecerdasan Ganda atau Multiple Intelligence ?
Teori inteligensi ganda  ditemukan dan dikembangkan oleh Howard Gardner, seorang psikolog  perkembangan dan professor pendidikan dari Graduate School of Education,  Harvard University Amerika Serikat. Gardner mendefinisikan inteligensi  sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk  dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata.  Inteligensi bukanlah kemampuan seseorang untuk menjawab soal-soal tes IQ  dalam ruang tertutup yang terlepas dari lingkungannya. Akan tetapi,  inteligensi memuat kemampuan seseorang untuk memecahkan persoalan yang  nyata dan dalam situasi yang bermacam-macam. Seseorang memiliki  inteligensi yang tinggi apabila ia dapat menyelesaikan persoalan hidup  yang nyata, bukan hanya dalam teori. Semakin seseorang terampil dan  mampu menyelesaikan persoalan kehidupan yang situasinya bermacam-macam  dan kompleks, semakin tinggi inteligensinya.  
        Manusia mempunyai kecenderungan untuk mengukur segala sesuatu.  Pada zaman modern, barangkali alat yang pertama digunakan untuk mengukur  kecerdasan seseorang diawali dengan penciptaan tes Intelligent Quotients  (IQ) (Thomas R. Hoerr, 2007). Pada awal 1900-an, Alfred Binet di Paris  diminta untuk mengembangkan alat yang akan digunakan untuk mengenali  anak-anak dengan mental terbelakang dan membutuhkan perhatian khusus.  Saat itulah, tes kecerdasan standar yang pertama di dunia terlahir dan  kajian para psikolog dunia tentang kecerdasan dimulai. Belakangan Carl  Brigham meneruskan perkembangannya dengan merancang tes IQ yang telah  diperbarui dengan nama Scholastic Aptitute Test (SAT) (Munif  Chatib, 2006). SAT dibuat dengan cara memberikan serangkain pertanyaan  kepada anak-anak. Mereka mencatat pertanyaan yang dapat dijawab dengan  betul oleh hampir semua anak, pertanyaan yang bisa dijawab oleh sebagian  besar anak, pertanyaan yang bisa dijawab oleh sebagian kecil anak dan  pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh seorang anak. Informasi yang  dihasilkan digunakan untuk merancang sebuah alat tes untuk  membeda-bedakan tingkat pengetahuan anak, disusun sedemikian rupa  sehingga skor 100 menunjukan kecerdasan rata-rata. Gagasan bahwa  kecerdasan dapat diukur dengan skor akhirnya berakar. Beberapa tahun  kemudian banyak sekali tes standar tersedia untuk beragam tujuan, semua  berdasarkan teori yang digagas oleh Binet bahwa sebuah tes dapat  menghasilkan angka yang menggambarkan seluruh kemampuan dan potensi  seseorang.
       Sejak tes IQ diciptakan orang selalu melihat kecerdasan seseorang  sebagai sesuatu yang tunggal yang dibawa sejak lahir dan tidak akan  banyak berubah sepanjang kehidupan seseorang. Penelitian yang dilakukan  oleh Howard Gardner (1983) membuktikan bahwa pandangan ini keliru  (Thomas Armstrong, 2005). Masalah terbesar dari tes standard dan tes IQ  adalah bahwa tes-tes ini mengukur kecerdasan secara sempit, berdasarkan  seberapa baik siswa dapat membaca dan menghitung. Gardner menyatakan  bahwa ada banyak kecerdasan yang tidak dapat diukur oleh tes IQ standar.  Bakat musik, misalnya, tidak dapat diukur melalui kecerdasan ini. Ia  mengatakan bahwa dunia psikologi dan pendidikan telah terlalu banyak  menghabiskan waktu untuk mempelajari kecerdasan melalui ruangan tes. Tes  semacam ini hanya memang dapat mengukur sepenggal kecil dari sebuah  gambar yang besar. Perlu diingat bahwa kehidupan nyata jauh lebih luas  dari kehidupan di sekolah. Keberhasilan di kehidupan nyata mencakup  lebih dari sekedar kecakapan berbahasa (menulis dan membaca) dan  berhitung.
       Setelah melalui berbagai penelitian, Gardner mendefinisikan  kecerdasan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah dan menciptakan  produk yang bernilai budaya (Armstrong, 2005). Ia mengembangkan  seperangkat kriteria untuk menentukan serangkaian kecakapan yang  membangun kecerdasan. Kriteria difokuskan pada menyelesaikan masalah dan  menciptakan produk dan didasarkan pondasi biologis dan aspek psikologis  dari kecerdasan. Ia mengemukakan bahwa sebuah kemampuan dapat dianggap  sebagai kecerdasan jika memenuhi beberapa (tidak perlu semua) kriteria  dibawah ini: 
- Setiap kecerdasan dapat dikembangkan.
- Setiap kecerdasan mempunyai riwayat perkembangan.
- Setiap kecerdasan rawan terhadap cacat akibat kerusakan atau cedera pada wilayah otak tertentu.
- Setiap kecerdasan mempunyai keadaan akhir berdasar nilai budaya.
  Poin-poin kunci multiple Intelegensia :
- Setiap orang mempunyai 9 kecerdasan atau lebih.
- Pada umumnya orang dapat mengembangkan setiap kecerdasan sampai pada tingkat penguasaan yang memadai.
- Kecerdasan-kecerdasan umumnya bekerja bersamaan dengan cara yang kompleks, tidak berdiri sendiri-sendiri.
- Ada banyak cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori.
 Sumber :
 Thomas Amstrong, 2005, 7 kinds of Smart
 http://taufikhusein.blogspot.com/2010/02/sekilas-pandang-multiple-intellegence.html/
Itulah Kecerdasan Ganda - Multiple Intelligence,
Semoga Menghibur dan Bermanfaat, 
Di Poskan Oleh : www.armhando.com . 
Berita Aneh,Unik,Lucu,Hot Terbaik dan Terbaru. 
[sumber;baguserek.blogspot.com]
