Kronologi Penyerangan Geng Motor Berambut Cepak
Belum genap sepekan pengeroyokan berantai terjadi di Jakarta, dinihari kemarin kasus serupa berulang. Lokasinya juga di sekitar kasus-kasus terdahulu, seputar Jakarta Pusat dan Jakarta Utara.
Berkisar pukul 01.30 kemarin, sekitar 200 orang berkonvoi naik sepeda motor melintas di Jalan R.E. Martadinata, Tanjung Priok, Jakarta Utara. "Mereka melempari kantor Polsek Tanjung Priok," kata juru bicara Kepolisian Daerah Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, Jumat, 13 April 2012.
Inilah kronologi serangan geng motor:
31 Maret 2012
Anggota TNI Angkatan Laut dikeroyok sekelompok pengendara motor di Jalan Benyamin Sueb, Pademangan, Jakarta Utara. Kelompok ini marah ketika ditegur oleh Arifin saat mereka menghalangi truk yang dikawal Arifin.
7 April 2012
Empat remaja yang membeli bensin di SPBU Sunter diserang dengan golok oleh sekelompok pria bersepeda motor. Seorang tewas dan sisanya luka-luka.
8 April 2012
Empat orang terluka setelah digeruduk geng motor di Jalan Benyamin Sueb, Pademangan.
13 April 2012
Pukul 01.30
Terjadi penyerangan mobil Toyota Rush di depan pintu gerbang PT DOK Bayu Bahari, Jalan Industri Pelabuhan, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Korban Zaenal Arifin dan Susanto.
Pukul 01.40
Geng motor ini melempari kantor Polsek Tanjung Priok. Polisi tak bereaksi.
Pukul 01.45
Geng motor berambut cepak ini menyerang orang di Pasar Warakas yang cuma berjarak 30 meter dari kantor Polsek Tanjung Priok. Mereka memukuli dan menusuk Nahrowi, 17 tahun, dan membuat lebam wajah Tohirman, 25 tahun.
Pukul 01.50
Di Jalan Warakas Raya, di depan sebuah toko bingkai, mereka menyerang Ramdani, 20 tahun. Kepala dan tangan Ramdani sobek.
Pukul 02.00
Geng motor dengan jaket hitam ini pergi ke Pos Volker, Jalan R.E. Martadinata, Tanjung Priok.
Pukul 02.30
Di depan minimarket 7-Eleven, Jalan Salemba Raya, geng motor membacok anak muda yang nongkrong, yakni Ade Kirmawan dan Robi. Mereka merusak tiga sepeda motor.
Pukul 03.00
Selama 45 menit menyerang anak-anak muda yang nongkrong di Jalan Pemuda. Pemilik warung disuruh masuk. Anggi Darmawan yang nongkrong tewas dipukuli. Hendi Hardiyanto ditusuk. Dua sepeda motor dibakar dan tiga sepeda motor dirusak. Anehnya, selama 45 menit itu tak ada polisi satu pun. Padahal kejadian cuma berjarak 300 meter dari kantor Polsek Matraman.
SERANGAN BALASAN:
Perlawanan terjadi di Jalan Pramuka. Gerombolan ini mendapat serangan balasan dari sejumlah orang yang berada di mobil Yaris putih. Tembakan disalakkan dan mengenai sejumlah anggota geng motor itu. Berdasarkan identifikasi Polda Metro Jaya, terdapat dua prajurit TNI yang terkena tembakan, yaitu anggota Lembaga Farmasi TNI Angkatan Laut, Kelasi Sugeng Riyadi, dan anggota Batalion Infanteri Lintas Udara 503 Komando Strategi TNI Angkatan Darat, Prada Akbar Fidi Aldian.
CIRI-CIRI ANGGOTA GENG MOTOR:
Berambut cepak, badan tegap, jaket hitam, dan memakai tanda pita kuning di lengan.
Geng Motor:
Mengendarai dua jenis merek motor. Jumlahnya sekitar 200 orang. Dikawal tiga mobil.
PINGIT ARIA | SATWIKA MOVEMENTI | ENDRI K | BS (sumber;TEMPO.CO)
Kronologi Kebrutalan Geng Motor di Pramuka
Nendi Haryanto (22), warga Jalan Lontar, Gg. Mutiara, Minangkabau, Jakarta Selatan, tampak terbata-bata menceritakan kejadian yang menimpa dirinya dan kawannya, Anggie Darmawan, Jumat (13/4/2012) dini hari.
Nendi diketahui dipukuli hingga babak belur oleh belasan orang yang mengendarai motor hingga tak sadarkan diri. Pemuda yang sehari-hari bekerja sebagai office boy di sebuah kantor di bilangan Pancoran, Jakarta Selatan itu mengungkapkan, sekitar pukul 03.00 WIB dini hari, dia beserta teman-temannya hendak beranjak pulang dari sebuah tempat kumpul-kumpul di Jalan Pramuka, Jakarta Pusat.
"Terus saya pulang duluan sama Anggi, tiba-tiba disamperin langsung dipukuli, ada yang dari depan dihadang pake balok, dipukul sekali langsung pingsan," ujarnya saat ditemui Kompas.com di Rumah Sakit Islam, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat (13/4/2012).
Nendi mengaku tak ingat jelas secara detail kejadian yang menimpa dirinya karena langsung tak sadarkan diri. Yang ia ingat hanya, pelaku yang masing-masing mengendarai motor berjumlah belasan dengan berpakaian serba hitam dan membawa balok kayu.
"Saya nggak sadar tiba-tiba sudah di sini. Helm, ponsel, dompet, motor Jupiter MX B6303SNI warna hitam dan merah hilang semua," katanya.
Kini, pemuda malang tersebut masih terbaring di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Islam, Cempaka Putih. Pihak rumah sakit masih memantau perkembangan luka di bagian kepalanya, karena dikhawatirkan ada bagian tubuh memar lainnya yang trauma.
Pihak keluarga yang diwakili oleh pengurus sebuah gereja pun tengah menyelesaikan administrasi untuk membawa Nendi pulang. Sementara, kawannya bernama Anggi Darmawan (22) diketahui telah meninggal dunia akibat pendarahan hebat di bagian kepala pukul 10 45 WIB tadi. Kini jenasahnya dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo untuk divisum. (sumber;http://megapolitan.kompas.com)
Kronologi Serangan Geng Motor di 7 Eleven Salemba
Pada Jumat (13/4/2012) dini hari pukul 02.30 WIB, sekitar 100 orang lebih datang ke 7Eleven di Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat dengan mengendarai sepeda motor.
Mereka datang dengan menggunakan parang, samurai, dan balok kayu. J, salah seorang saksi mata yang juga merupakan juru parkir di lokasi itu, menuturkan bahwa pada malam itu, seluruh pengendara sepeda motor mengenakan helm penuh dan berjaket hitam.
"Mereka awalnya datang sebentar pakai sepeda motor yang besar-besar kayak Ninja dan Vixion jumlahnya sampai 90 motor. Setelah itu mereka pergi. Nggak ngerusak apa-apa," ucap J, Jumat sore, saat dijumpai di lokasi.
Namun, selang satu jam kemudian, gerombolan ini ternyata kembali lagi. "Enggak tahu mereka dari mana? Sepertinya habis mutar di depan, terus balik lagi ke sini," ujar J.
Saat tiba, para pria tegap itu masih mengenakan helmnya turun dari sepeda motor sambil membawa samurai dan balok kayu. Salah seorang di antaranya ada yang berteriak "Bubar!".
"Ada sekitar 100 orang pengunjung yang di sini sementara karyawan dan sekuriti, tukang parkir ada sekitar 5 orang. Semuanya pada kocar-kacir karena lihat mereka bawa samurai dan kayu," papar J.
Dari nada bicaranya, kata J, gerombolan ini diduga bukanlah geng motor yang biasanya diisi anak muda. "Suaranya tegas seperti aparat dan sudah dewasa bukan anak muda," tuturnya.
Mereka kemudian mengacak-acak kursi dan meja yang ada di luar 7Eleven. Beberapa pengunjung ada juga yang disaksikan J sedang dianiaya.
"Mereka dipukul, ditendang, diseret sampai nyaris ke jalan ini," imbuhnya.
Selain itu, gerombolan pria berbadan tegap ini juga merusak seluruh motor yang terparkir di 7eleven dan sejumlah notebook milik pengunjung.
Pintu kaca 7eleven juga tampak rusak di bagian bawahnya.
Dua orang korban yakni Robi dan Ade Kirmawan langsung dilarikam ke rumah sakit setelah dibacok oleh para pelaku.
Sekitar setengah jam penyerangan itu berlangsung.
J mengaku saat itu para pelaku sama sekali tidak menanyakan identitas para pengunjung dan langsung main serang.
Peristiwa ini membuat operasional 7eleven dihentikan sementara hingga pukul 07.00. Setelah itu, operasional minimarket ini berjalan normal.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, tampak ada sekitar tiga orang juru parkir dan satu orang sekuriti yang mengamankan tempat itu.
Salah seorang karyawan 7Eleven, menuturkan bahwa ada empat kamera CCTV di bagian dalam toko itu.
Seluruh rekaman sudah dibawa aparat kepolisian untuk penyidikan lebih lanjut(sumber;http://megapolitan.kompas.com)
Ulah Geng Motor-Warakas dan Setengah Jam yang Mencekam
Jumat (13/4/2012) dini hari, segerombolan pesepeda motor melancarkan aksi teror di kawasan Warakas, tepatnya di Jalan Warakas I.
Setengah jam aksi itu berlangsung, dari pukul 01.30-02.00. Namun tak ada satu pun polisi turun menghalau aksi itu, meski lokasi kejadian berada dekat dari Kantor Polsek Tanjung Priok.
Lima orang warga menjadi korban dalam peristiwa itu. Mereka adalah Nahrowi (18), Tohirman (25), Ramdani (24), Zaenal Arifin, dan Heri. Kelimanya mengalami cedera berat akibat dipukuli secara bertubi-tubi dan juga terkena sabetan golok.
Bahkan Nahrowi, warga Tanjung Priok, ini perutnya ditusuk dari pinggang kanan hingga menembus pinggang kiri. Remaja yang hanya lulusan SMP ini terpaksa menjalani operasi di RSUD Koja.
Kondisi mencekam mulai terjadi sekitar pukul 01.30. Saat itu muncul tujuh sepeda motor yang melaju kencang dari Jalan Gorontalo menuju Jalan Warakas I dengan melalui Kantor Polsek Tanjung Priok. Aksi itu disaksikan oleh beberapa juru parkir dan pedagang yang sedang duduk di Pasar Warakas. Bahkan sebelum sampai di Jalan Warakas I, menurut beberapa warga, gerombolan itu melempari kantor Polsek Tanjung Priok. Namun pelemparan itu tak menyebabkan kerusakan karena halaman kantor polsek itu cukup lebar, sehingga bangunan polsek berada agak jauh dari jalan.
Seorang juru parkir Pasar Warakas, Udin (40) mengatakan, kedatangan ketujuh sepeda motor itu kemudian disusul dengan segerombolan orang yang berboncengan sepeda motor. Jumlahnya diperkirakan mencapai lebih dari 200 orang.
"Setelah gerombolan sepeda motor itu datang, disusul lagi dengan tiga mobil yang sepertinya mengawal gerombolan itu. Dua dari tiga mobil itu mobil minibus, dan yang satu mobil sedan," tutur Udin.
Beberapa anggota gerombolan itu kemudian mendekati Udin yang saat itu sedang bermain catur bersama kawannya. Mereka mangacungkan golok, pipa besi, dan kayu berpaku, ke arah Udin, dan memerintah Udin dan kawanya untuk masuk ke dalam pasar. Sementara beberapa anggota gerombolan lainnya membentuk kelompok-kelompok kecil, berjaga di setiap mulut gang. Dengan senjata yang dibawanya mereka mengancam setiap warga yang mau keluar, dan memerintahkan warga untuk masuk kembali ke dalam rumah.
"Saat itu suasananya sangat mencekam. Mereka beraksi seperti tak terkendali. Apalagi ada beberapa yang berteriak dengan nada mengintimidasi sehingga kami pun takut," ucap Agus (38), seorang warga.
Agus mendengar beberapa anggota gerombolan tersebut memaki dan mengatakan akan menangkap satu orang, dan akan membawanya ke markas. "Saya tidak tahu markas apa yang dimaksud. Tetapi sepertinya, mereka sedang mencari orang untuk balas dendam," jelas Agus.
Beberapa warga kemudian mengaitkan peristiwa penyerangan gerombolan pesepeda motor itu dengan peristiwa tewasnya seorang anggota Marinir, Arifin, akibat dikeroyok oleh sekelompok remaja pada 31 Maret.
Warga pun menduga penyerangan yang dialami empat remaja di Sunter dan penyerangan di Warakas adalah bagian dari balas dendam kelompok yang merasa ketidakadilan atas kematian Arifin. Sebab, selain mengintimidasi warga, dengan brutal pula sebagian gerombolan sepeda motor itu menabrak dan menendang pengendara sepeda motor yang melintas di Jalan Warakas I.
Sasaran utamanya remaja dan pemuda. Seperti yang dialami Nahrowi, yang saat itu dia sedang mengendarai motor untuk membeli makanan bersama temannya Verdiansah (15). Menurut Verdiansah, gerombolan itu langsung menabrak sepeda motor yang sedang dikemudikannya hingga dia terjatuh. Begitu pula yang dialami Nahrowi. Beruntung Verdiansah langsung ditarik seorang warga untuk berlindung di rumahnya, sementara Nahrowi dihajar oleh gerombolan tersebut.
"Sepeda motor saya dan Nahrowi dipukuli gerombolan itu sampai rusak," katanya.
Kondisi nahas juga dialami Tohirman. Pedagang nasi goreng ini, baru saja selesai berdagang di belakang Pos Volker, Jalan RE Martadinata. Dengan dibonceng kawannya, Untung (25), ia menuju rumah kontrakan adik iparnya, Rusdi (25), di Kampung Bahari, Tanjung Priok.
Sepeda motor yang ditumpangi Tohirman juga ditabrak gerombolan tersebut. Mulanya, Untung yang sedang mengemudikan motor ditendang kakinya hingga terjatuh. Karena takut, Untung pun kabur, sementara Tohirman malah berusaha menyelamatkan sepeda motor itu dan langsung mengemudikannya.
"Tohir berusaha menerobos gerombolan itu. Tapi dia malah terjatuh dan dipukuli oleh gerombolan itu," jelas Rusdi.
Salah seorang warga, Heru (27), yang menyaksikan kejadian itu menuturkan, Tohirman sempat berlari tunggang-langgang karena dikejar para gerombolan tersebut. Sampai akhirnya Tohirman terjungkal dan masuk ke dalam got. "Saya lihat itu dari balik pagar rumah. Mengerikan sekali," ucap Heru.
Kepala Polsek Tanjung Priok Komisari Yono Suharto mengatakan, telah menyiapkan sejumlah pasukan untuk mengamankan kawasan Warakas dari kemungkinan serangan berikutnya. "Polisi masyarakat yang ada di setiap RW juga kami minta untuk berjaga, dan segera melaporkan kalau terjadi serangan lagi," katanya.(sumber;http://megapolitan.kompas.com)
Itulah Geng Motor-Kronologi Penyerangan Geng Motor di Pramuka,Warakas dan 7 Eleven Salemba,
Semoga Menghibur dan Bermanfaat,
Di Poskan Oleh : www.armhando.com .
Berita Aneh,Unik,Lucu,Hot Terbaik dan Terbaru.