10 Prinsip hidup Untuk Ketenangan Pikiran
Banyak ahli yang mengatakan bahwa, kesehatan sangat dipengaruhi oleh pikiran. Kali ini kita tak hendak mendebatkan hal tersebut, karena kita mungkin pernah mengalami, dikala pikiran kita kalut, maka kesehatan kitapun ikut terganggu. Nah bagaimana agar pikiran kita tetap tenang. Banyak hal yang dikemukakan para ahli, dan beberapa diantara 10 tips Untuk Ketenangan Pikiran tersebut adalah:
Sebagian besar dari kita menciptakan masalah dengan terlalu sering ikut campur dalam urusan orang lain. Kita melakukannya karena menganggap dan sangat yakin bahwa cara kita adalah cara terbaik, logika kita adalah logika yang paling sempurna, dan orang-orang yang tidak sesuai dengan pemikiran kita harus dikritik dan dibelokkan ke arah yang benar, jalan kita. Pemikiran ini menyangkal adanya keberagaman. Allah telah menciptakan kita masing-masing dengan cara yang unik. Tidak ada dua manusia dapat berpikir atau bertindak dengan cara yang sama. Semua laki-laki atau perempuan bertindak dengan cara mereka masing-masing. Pikirkan urusan anda sendiri dan kedamaian akan menyertai Anda.
2. Maafkan dan Lupakan!
Ini adalah metode terbaik untuk menenangkan pikiran. Kita sering memendam sakit hati kita untuk orang yang menghina atau merugikan kita. Kita bahkan memelliharanya . Hal ini pada gilirannya mengakibatkan kita kurang tidur, mengalami radang perut karena asam lambung meningkat, dan tekanan darah tinggi. Penghinaan atau sakit hati ini mungkin terjadi hanya sekali, tetapi penderitaan kita tak akan pergi selamanya dengan terus-menerus mengingat hal itu. Ini merupakan hal buruk yang selalu kita lakukan. Hidup ini terlalu singkat untuk hal-hal sepele seperti ini. Memaafkan dan melupakan, dan biarkan cinta berkembang dengan berbagi dan memaafkan.
Tips dari Anthony Dio Martin, “12,5 Prinsip Penting Memaafkan”
- "Pada saat kita tidak memaafkan, kita bukan hanya mengikat orang tersebut dalam pikiran kita tetapi kita sendiri juga memenjarakan diri kita.”
- "Jika ada orang berhutang dan begitu ngotot untuk tidak mau mengembalikan, relakan dan maafkanlah. Tetapi, jangan lagi pinjamkan uang kepadanya!”
- "Pada saat kita tidak memaafkan seseorang, kebanyakan karena kita men-judge orang tersebut. Apa hak kita untuk men-judge orang tersebut? Apakah kita lebih baik? Apakah kita tidak punya andil sehingga terjadilah kesalahan pada orang tersebut?”
- "Orang bukannya tidak bisa memaafkan, tetapi tidak mau melupakan.”
- "Bayangkan situasi ini. Anda terus membawa dendam Anda pada seseorang yang pernah menyakiti Anda. Sementara Anda terus terluka oleh dendam Anda tetapi orang yang Anda dendam malah bersenang-senang dan bergembira. Betapa mengenaskannya hal ini!”
- Seorang terpelajar ditanya apa yang bisa membuat dunia ini damai? Ia menjawab dengan tenang, “AMNESIA”. Orang terpelajar ini benar. Seandainya saja, dunia ini bisa MELUPAKAN. Banyak kebahagiaan yang bisa diraih kembali. Persahabatan dibangun kembali. Hubungan keluarga direkatkan kembali. Hubungan antar famili rujuk kembali. Masalahnya memang satu, kita TAKUT dan TIDAK MAU menjadi AMNESIA.
- Secara psikologis, kita tidak mau memaafkan karena itulah cara jiwa kita melindungi kita. Satu, membentengi diri dari kemungkinan terluka dan dibohongi lagi. Dua, melindungi diri kita dari orang tersebut yang berpeluang melukai kita lagi. Itulah ALASAN terpenting mengapa sulit memberikan maaf.
- "Anda sulit memberikan maaf karena pernah memaafkan dan dilukai lagi? bayangkanlah bagaimana jadinya Tuhan yang begitu terluka, saat kita meminta ampun setengah mati, lalu membuat kesalahan yang sama berulang kali?”
- "Secara logis, hanya ada pilihan MEMAAFKAN saat orang lain melukai kita. Karena, prinsip kebenaran menetapkan yang namanya PEMBALASAN hanya milik TUHAN. Ketika, manusia mencoba merebut hak ini dari Tuhan dan mulai membuat pembalasan, disitulah hukum dan etika mulai dilanggar. Saya tahu, bagi beberapa orang, hal ini sangat sulit diterima! “
- "Janganlah kita membalas atau melukai orang yang telah membuat kita sulit memaafkan, yang akhirnya justru kita perlu pemaafan dari orang lain!”
- "Ketika Anda sulit memaafkan orang tersebut, tanyakan: apakah hidup Anda memang jauh lebih baik dari orang tersebut. Kalaupun iya, pertanyaannya menjadi begitu sederhana, “Anda sudah tahu hidupnya lebih buruk, mengapa harus terus menaruh perhatian pada orang yang hidupnya lebih buruk?”. Ingatlah saat Anda memikirkan seseorang dengan perasaan senang maupun dendam, berarti Anda menaruh perhatian kepadanya!“
- Inilah yang paling saya suka katakan, “Pembalasan dendam terbaik adalah menunjukkan kita bisa jauh lebih baik daripada orang yang pernah melukai atau mereka katakan pada kita”. Balaslah dendam-mu dengan menunjukkan hidup Anda bisa lebih tegar dan lebih baik, setelah kejadian ini!
- "Akhirnya. Ini yang lebih sulit dipahami. Dengan memaafkan, Anda menunjukkan level kematangan yang lebih baik dari mereka yang pernah melukai Anda. Hanya orang yang level kehidupannya yang lebih tinggi, yang sungguh-sungguh bisa memaafkan. ”
3. Jangan Mendambakan Pengakuan!
Dunia ini penuh dengan orang-orang egois. Mereka jarang memuji siapa pun tanpa motif-motif tertentu. Mereka mungkin memuji Anda hari ini karena Anda berada dalam lingkar kekuasaan, tapi manakala anda sudah tidak berdaya, mereka akan lupa pencapaian Anda dan akan mulai mencari-cari kesalahan Anda. Mengapa Anda ingin bunuh diri Anda dengan berjuang mati-matian hanya untuk mendapatkan pengakuan dari mereka? Lakukan saja tugas Anda secara etis dan tulus. Pengakuan akan dating dengan sendirinya karena kinerja anda.
4. Jangan Cemburu!
Kita semua telah mengalami, bagaimana kecemburuan atau rasa iri dapat mengganggu ketenangan pikiran kita. Anda tahu bahwa Anda bekerja lebih keras daripada rekan-rekan Anda di kantor, tapi kadang-kadang mereka mendapatkan promosi; Anda tidak. Anda memulai bisnis beberapa tahun yang lalu, tetapi Anda tidak sesukses tetangga Anda yang memulai bisnisnya hanya satu tahun. Ada beberapa contoh seperti ini dalam kehidupan sehari-hari. Apakah Anda harus cemburu? Jangan!. Ingat kehidupan masing-masing orang dibentuk juga oleh takdirnya, kini mungkin telah menjadi kenyataan untuknya. Jika Anda ditakdirkan untuk menjadi kaya, tidak ada apapun di dunia ini yang dapat menghentikan Anda. Jika Anda tidak ditakdirkan demikian, tidak ada yang dapat membantu Anda. Tidak ada yang bisa diperoleh dengan menyalahkan orang lain untuk nasib kurang beruntung kita. Kecemburuan tidak akan menempatkan Anda diposisi yang Anda kehendaki; tetapi hal itu hanya akan mengganggu ketenangan pikiran Anda.
5. Beradaptasi Dengan Lingkungan
Jika Anda mencoba untuk mengubah lingkungan sendirian, kemungkinan besar Anda yang akan gagal. Sebaiknya, rubahlah diri Anda untuk sesuai dengan lingkungan Anda. Bila Anda berhasil melakukannya, bahkan lingkungan, yang telah tidak ramah kepada Anda, akan secara misterius berubah dan tampak menyenangkan dan harmonis.
6. Bertahanlah!
Ini adalah cara terbaik untuk mengubah suatu kerugian menjadi keuntungan. Setiap hari kita menghadapi banyak ketidaknyamanan, penyakit, dan kecelakaan yang berada di luar kendali kita. Jika kita tidak dapat mengendalikan mereka atau mengubah mereka, kita harus belajar untuk terbiasa dengan hal-hal ini. Kita harus belajar untuk bertahan menghadapinya. Percayalah pada diri sendiri dan Anda akan mendapatkan sebuah bentuk kesabaran, kekuatan batin dan kekuatan hidup.
7. Jangan Menggigit Lebih Dari yang Bisa Anda Kunyah!
Jargon ini perlu kita ingat terus-menerus. Kita sering cenderung untuk mengambil lebih banyak tanggung jawab daripada kemampuan kita. Hal ini dilakukan untuk memuaskan ego kita. Sadarilah keterbatasan Anda. Mengapa mengambil beban tambahan yang dapat membuat Anda khawatir dan cemas? Anda tidak bisa mendapatkan ketenangan pikiran dengan banyaknya aktivitas tambahan. Kurangi aktivitas ini dan tambahkan waktu dalam doa, introspeksi dan meditasi. Ini akan mengurangi pikiran-pikiran yang membuat Anda gelisah. Pikiran yang teratur akan lebih menghasilkan ketenangan pikiran.
8. Bermeditasi (Berdzikir) Secara Teratur
Meditasi (Berdzikir) dapat menenangkan pikiran dan menghilangkan gangguan pikiran. Ini adalah bentuk kegiatan tertinggi guna mendapatkan ketenangan pikiran. Cobalah dan alami sendiri. Jika Anda sungguh-sungguh bermeditasi (berdzikir) selama setengah jam sehari, pikiran Anda akan cenderung menjadi damai selama sisa duapuluh tiga setengah jam. Pikiran Anda tidak akan dengan mudah terganggu seperti sebelumnya. Anda akan mendapatkan keuntungan dengan secara bertahap meningkatkan periode meditasi (dzikir) sehari-hari. Anda mungkin berpikir bahwa ini akan mengganggu pekerjaan sehari-hari. Sebaliknya, ini akan meningkatkan efisiensi dan Anda akan mampu mendapatkan hasil yang lebih baik dalam waktu lebih cepat.
9. Jangan Biarkan Pikiran Anda Kosong!
Pikiran kosong adalah Kegemaran SETAN! Semua tindakan jahat dimulai dari pikiran kosong. Jagalah pikiran Anda dengan hal-hal yang positif, sesuatu yang berharga. Aktiflah menjalankan hobi Anda, melakukan sesuatu yang sesuai dengan minat Anda. Anda harus memutuskan apa yang lebih Anda hargai: uang atau ketenangan pikiran. Hobby Anda, seperti kerja sosial atau pekerjaan keagamaan, mungkin tidak selalu mendatangkan lebih banyak materi/uang, tetapi Anda akan memiliki rasa kepuasan dan prestasi. Bahkan ketika Anda sedang beristirahat secara fisik, Anda akan merasa sehat dan tenang karena selalu mengingat nama Tuhan.
10. Jangan Menunda-nunda dan Jangan Pernah menyesal!
Jangan menunda-nunda pekerjaan yang bias dilakukan saat ini. Jangan buang-buang waktu dan berlarut-larut dengan pertanyaan "Haruskah saya atau tidak bolehkah saya?" Hari, Minggu, bulan dan tahun mungkin akan terbuang percuma dengan model mental seperti ini. Ingatlah, Anda tidak akan dapat membuat perencanaan yang sempurna, karena kita tak dapat mengantisipasi semua hal di masa akan datang. Hargai waktu Anda dan lakukan hal-hal yang perlu dilakukan. Tidak masalah jika Anda gagal untuk pertama kalinya. Anda dapat belajar dari kesalahan untuk keberhasilan berikutnya. Mundur ke belakang dan khawatir akan menghasilkan kesia-siaan. Belajar dari kesalahan, bukan berarti meratapi dan terus merenung. JANGAN MENYESAL! Apa pun yang telah terjadi, telah ditakdirkan untuk terjadi. Mengapa harus menangisi susu yang telah tumpah, jangan pula pernah menyesali nasi yang telah menjadi bubur.
[sumber;baguserek.blogspot.com]