7. Penjara bawah tanah Benteng Rotterdam, Makassar.Fort Rotterdam adalah benteng peninggalan kerajaan Gowa yang dibangun tahun 1545, terletak di pinggir pantai, sebelah barat kota Makassar. Bangunan dan taman-taman ini masih terawat dengan baik. Di sini ada penjara bawah tanah tempat Pangeran Diponegoro dipenjara dan di dekat pintu masuk benteng ini terdapat patung salah satu raja Gowa yang terkenal Sultan Hassanudin.
 5. Penjara Sukamiskin,  BandungMerupakan   salah satu penjara yang pernah mengurung  Bung Karno. Penjara   Sukamiskin, merupakan peninggalan pemerintah  Belanda. Penjara tersebut   dibangun pada 1918 dan baru berfungsi pada  1924. Dalam penjara  terdapat  552 sel. Saat ini, penjara dihuni sekitar  480 narapidana.  Bangunan  asli khas Belanda, kental terlihat di Penjara  Sukamiskin.  Bahkan, ruang  bawah tanah yang dipakai untuk penjahat  berbahaya masih  tetap  dipelihara oleh petugas. Sayangnya, penjara bawah  tanah tersebut   tertutup untuk umum. Penjara bawah tanah tidak  dipergunakan lagi.  Sejak  1945, penjara bawah tanah sudah ditutup.  Ruangan tersebut kini  dipakai  sebagai gudang penyimpanan.
5. Penjara Sukamiskin,  BandungMerupakan   salah satu penjara yang pernah mengurung  Bung Karno. Penjara   Sukamiskin, merupakan peninggalan pemerintah  Belanda. Penjara tersebut   dibangun pada 1918 dan baru berfungsi pada  1924. Dalam penjara  terdapat  552 sel. Saat ini, penjara dihuni sekitar  480 narapidana.  Bangunan  asli khas Belanda, kental terlihat di Penjara  Sukamiskin.  Bahkan, ruang  bawah tanah yang dipakai untuk penjahat  berbahaya masih  tetap  dipelihara oleh petugas. Sayangnya, penjara bawah  tanah tersebut   tertutup untuk umum. Penjara bawah tanah tidak  dipergunakan lagi.  Sejak  1945, penjara bawah tanah sudah ditutup.  Ruangan tersebut kini  dipakai  sebagai gudang penyimpanan. 4. Gedung Polwiltabes  SurabayaGedung   ini telah direstorasi pada saat Irjen Pol  Anang Iskandar menjadi   Kapolwitabes Surabaya 2007 lalu. Gedung utama  menjadi utuh lagi. Bunker   untuk penjara bawah tanah dibuka lagi meskipun  tidak lagi dihuni.Gedung   utama ini memiliki empat ruangan utama.  Semua ruangan itu termasuk   kusen pintunya tidak ada yang berubah.  Sekarang Kapolwil, Wakapolwil   dan sejumlah kabag menempati gedung ini.   termasuk ada ruang rapat dan   lobi yang langit langitnya tinggi. Di  bawahnya ada penjara bawah tanah   yang tingginya satu meter. Pintu  masuknya ada dua, namun sekarang  yang  terlihat hanya satu di sisi utara.
4. Gedung Polwiltabes  SurabayaGedung   ini telah direstorasi pada saat Irjen Pol  Anang Iskandar menjadi   Kapolwitabes Surabaya 2007 lalu. Gedung utama  menjadi utuh lagi. Bunker   untuk penjara bawah tanah dibuka lagi meskipun  tidak lagi dihuni.Gedung   utama ini memiliki empat ruangan utama.  Semua ruangan itu termasuk   kusen pintunya tidak ada yang berubah.  Sekarang Kapolwil, Wakapolwil   dan sejumlah kabag menempati gedung ini.   termasuk ada ruang rapat dan   lobi yang langit langitnya tinggi. Di  bawahnya ada penjara bawah tanah   yang tingginya satu meter. Pintu  masuknya ada dua, namun sekarang  yang  terlihat hanya satu di sisi utara.
3. Gedung Merdeka, BandungGedung Merdeka di jalan Asia-Afrika, Bandung, Indonesia, adalah gedung yang pernah digunakan sebagai tempat Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika tahun 1955. Pada saat ini digunakan sebagai museum.Pada usianya yang lebih dari satu abad, gedung ini masih menyimpan banyak cerita. Selain ruangan bawah tanahnya yang penuh tanda tanya, termasuk penjara bawah tanahnya. Satu terowongan bawah tanah di sekitar ruangan bawah tanah itu juga disinyalir menghubungkan Gedung Merdeka dengan gedung tua lainnya.Jalan masuk ke ruang bawah tanah di Gedung Merdeka dapat diakses dari pinggir gedung itu, tepatnya dari Jl. Cikapundung Timur. Pintu masuk ruangan bawah tanah berada di depan gedung yang dulunya berfungsi sebagai Perpustakaan Daerah Jawa Barat. Jika tidak saksama, pintu masuk ke ruang bawah tanah tidak akan terlihat. Namun, jika diperhatikan, lorong menurun selebar satu meter dan tinggi sekitar dua meter.

2. Museum Fatahillah, JakartaMuseum Fatahillah yang juga dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta atau Museum Batavia adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 2, Jakarta Barat dengan luas lebih dari 1.300 meter persegi.Gedung ini dulu adalah Stadhuis atau Balai Kota, yang dibangun pada tahun 1707-1710 atas perintah Gubernur Jenderal Johan Van Hoorn. Bangunan balaikota itu serupa dengan Istana Dam di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara. Pada tanggal 30 Maret 1974, gedung ini kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah.
1. Gedung Lawang Sewu, SemarangGedung yang sudah sangat terkenal dengan wisata angkernya ini berada di Semarang. Merupakan kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Terletak di bundaran Tugu Muda yang dahulu disebut Wilhelmina Plein.Pada masa penjajahan Jepang, Ruangan bawah tanah gedung ini dirubah menjadi Penjara bawah tanah atau dikenal sebagai Penjara Jongkok, hal ini karena penjara ini memiliki luas ruangan yang sempit dengan atap yang rendah.Penjara bawah tanah Lawang Sewu ini sering dijadikan sebagai tempat eksekusi para pemuda Indonesia yang melakukan perlawanan terhadap Jepang dan jasad-jasad mereka dibuang ke kali yang terletak di sebelah gedung ini. Saksi bisu perlawanan bangsa Indonesia ketika penjajahan Jepang.