Tanggal 22 Maret setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Air Sedunia. Sayang, di Indonesia urusan sanitasi dan air bersih masih menjadi masalah besar. Dari data yang dikeluarkan PBB, 2,5 miliar orang di dunia masih hidup dengan sanitasi yang buruk.
Dari 10 negara dengan jumlah tertinggi orang yang belum mendapatkan sanitasi yang layak, Indonesia bahkan menduduki peringkat kedua.
ylpkjatim.com
"22 Negara mencapai lebih dari 80 persen dari buang air besar (BAB) sembarangan di dunia," jelas Jan Eliasson, Wakil Sekretaris Jenderal PBB, seperti dilansir Daily Mail.
Sebenarnya praktik BAB sembarangan sudah mengalami penurunan sebesar 271 juta sejak tahun 1990. Namun masih saja dipraktikkan oleh 1,1 miliar orang atau 15 persen dari populasi di dunia.
PBB menyatakan BAB sembarangan adalah salah satu penyebab utama diare, yang menyebabkan kematian lebih dari 750.000 anak di bawah usia lima tahun setiap tahun.
Negara penyumbang sanitasi terburuk di dunia antara lain Brasil, China, India, Indonesia, Kamboja, Ethiopia, Kenya, Madagaskar, Malawi, Mozambik, Nepal, Nigeria, Pakistan, Sierra Leone, Zambia, Afghanistan, Burkina Faso, Chad, Kongo, Niger, Sudan dan Sudan Selatan.
Menurut laporan PBB, berikut 10 negara dengan jumlah tertinggi orang yang hidup tanpa sanitasi yang layak:
1. India: 626 juta orang hidup tanpa sanitasi yang memadai, 60 persen dari jumlah orang yang masih BAB sembarangan di seluruh dunia.
2. Indonesia: 63 juta orang tidak memiliki toilet
3. Pakistan: 40 juta orang masih buang air besar sembarangan
4. Ethiopia: 38 juta orang tanpa toilet
5. Nigeria: 34 juta orang tanpa sanitasi yang memadai
6. Sudan: 19 juta orang masih buang air besar sembarangan
7. Nepal: 15 juta orang tanpa sanitasi
8. China: 14 juta orang masih buang air besar sembarangan
9. Nigeria: 12 juta orang tanpa sanitasi yang memadai
10. Burkina Faso: 9,7 juta orang tanpa sanitasi yang memadai.
Masalah di Indonesia.
Populasi penduduk Indonesia hampir mencapai 250 juta jiwa, yang 100 juta diantaranya belum memiliki akses untuk sanitasi yang baik. Bahkan pemutakhiran data global pada tahun 2010 mengungkapkan bahwa 63 juta penduduk Indonesia masih buang air besar (BAB) sembarangan di sungai, kali, danau, laut atau di daratan.
www.tempo.co
Mayoritas pelaku praktik BAB sembarangan tinggal di desa. Hanya 38,4 persen penduduk perdesaan yang memiliki akses pada sanitasi yang layak. Menurut data WSP (World Bank's Water and Sanitation Program), akses sanitasi perdesaan tidak bertambah secara berarti selama 30 tahun terakhir.
Setiap tahun tercatat sekitar 121.100 kasus diare yang memakan korban lebih dari 50.000 jiwa akibat sanitasi yang buruk. Tak heran bila biaya kesehatan per tahun akibat sanitasi buruk mencapai Rp 139.000 per orang atau Rp 31 triliun secara nasional.
Oleh karena itu, target Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goal- MGD) untuk sanitasi perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Dengan hanya tersisa 2 tahun lagi sampai tahun 2015, harus ditemukan metode-metode yang lebih cepat, murah dan berkelanjutan untuk meningkatkan akses sanitasi yang layak di Indonesia.
Mengapa sanitasi penting?
Perlu diketahui bahwa 1 gram tinja mengandung 10 juta virus dan 1 juta bakteri. Bisa dibayangkan apa yang terjadi pada badan air dan sungai bila 63 penduduk Indonesia BAB sembarangan setiap hari.
Air limbah yang tidak diolah menghasilkan 6 juta ton kotoran manusia per tahun yang dibuang dan berkontribusi terhadap polusi ke badan air, sehingga biaya pengolahan air bersih semakin mahal.
Setiap tambahan konsentrasi pencemaran BOD (biochemical oxygen demand/kebutuhan oksigen biologis yang merupakan parameter kualitas air) sebesar 1 mg/liter pada sungai, meningkatkan biaya produksi air minum sekitar Rp 9,17/meter kubik. Artinya menyebabkan kenaikan biaya produksi PDAM sekitar 25% dari rata-rata tarif air nasional.
"Indonesia kehilangan Rp 56 triliun (US$ 6,3 miliar) per tahun akibat buruknya sanitasi dan kebersihan," ujar Yosa Yuliarsa, Spesialis Komunikasi Kawasan Asia Timur, Water and Sanitation Program (WSP) World Bank.
Nah, betapa pentingnya memiliki kesadaran soal sanitasi. Bukan hanya bermanfaat bagi kesehatan, namun juga untuk kemajuan bangsa ini.
Sumber:
detik
detik