1. Tidak menghadapi masalah hutang
Ternyata, menurut data dari thenest.com, masalah keuangan adalah masalah paling utama yang dipermasalahkan oleh pasangan. Jika Anda sudah menikah, ada baiknya untuk mengeluarkan dan mengutarakan semua masalah perhutangan Anda, toh ia adalah pasangan Anda, tak ada yang perlu ditutup-tutupi, tetapi perlu dihadapi bersama. Kemudian, cobalah berhitung dan rencanakan keuangan Anda untuk ke depannya. Jika perlu, temui ahli perencana keuangan.
2. Mengasingkan diri dari pertemanan
Teman-teman adalah kunci sukses dari pernikahan. Jadi, jangan mengasingkan diri dari mereka. Jika teman-teman Anda yang lajang berkumpul, pastikan segalanya sudah dalam keadaan aman di rumah, lalu ikutlah pergi bersama mereka, tentu dengan seizin suami. Hanya karena Anda tidak ikut-ikutan flirting bersama pria di klub, bukan berarti Anda tidak bisa menjadi teman yang suportif, kan?
3. Tidak cukup seks
Sebanyak 60 persen pasangan baru menikah yang mengikuti survey mengatakan bahwa kehidupan seks mereka berantakan. Alasan terbanyak, sibuk, tentunya. Tetapi itu bukan alasan yang cukup untuk memadu kasih di atas ranjang bersama pasangan Anda, kan? Cobalah untuk menginisiasikan acara berhubungan intim dengan pasangan. Bahkan, kalau perlu, buat jadwalnya. Jika Anda mulai terbiasa untuk melakukannya, Anda akan makin menginginkannya, tak tertutup kemungkinan akan makin menyukainya juga.
4. Tidak menjaga tubuh
Pernahkah Anda menyadari, biasanya orang-orang yang baru saja menikah akan terlihat lebih "makmur" dalam hal berat badan? Ya, entah mengapa, ini selalu terjadi. Mungkin karena kebiasaan minum atau makan di malam hari atau karena sibuk berlelah-lelahan di malam hari, sehingga di pagi harinya jadi lebih semangat untuk sarapan dalam jumlah banyak. Wah, ini mesti diwaspadai. Sebaiknya Anda mulai memperbanyak agenda untuk berolahraga bersama si pasangan. Tak ingin, kan, si dia merasa Anda tampil tak segar atau terlihat lebih tambun dari sebelum menikah?
5. Mertua dan ipar
Lima puluh persen pasangan yang disurvei oleh thenest.com memiliki masalah dengan mertua dan ipar mereka. Cobalah untuk mengatur ekspektasi, seperti Anda akan datang berkunjung bersama pasangan setidaknya seminggu sekali untuk menengoknya. Jangan sekalipun tergoda untuk mengungkap hal yang tak menyenangkan tentang anggota keluarga si dia, pada akhirnya, ini akan kembali menghantui Anda.
6. Pertengkaran tak penting
Anda tahu, kadang hidup seatap dengan orang yang meski Anda pikir sudah Anda kenal, bisa jadi hal yang sangat memusingkan. Cobalah untuk tidak mudah terpancing amarah. Tetapi jika memang emosi marah sudah memuncak, ucapkan permisi, bilang bahwa Anda butuh waktu untuk sendiri dulu. Tenangkan diri Anda sejenak. Pastikan Anda dalam keadaan tenang dan kepala dingin saat ingin menyelesaikan masalah tadi. Saat emosi, pikiran Anda tidak tenang dan bisa saja mengucapkan hal-hal yang tak Anda maksudkan yang bisa saja malah memperburuk masalah.
7. Terobsesi dengan bayi
Tentu, ingin memiliki bayi adalah langkah besar berikut dalam hidup setelah menikah. Namun, tenanglah, jangan terburu-buru dan menjadi terobsesi untuk memilikinya segera. Rata-rata, pasangan memiliki bayi dalam jangka waktu 3 tahun pernikahan mereka. Jadi, mengapa terburu-buru? Nikmati waktu Anda bersama pasangan, berlibur bersama, menikmati waktu tanpa perlu pusing memikirkan kerepotan akan keperluan bayi, dan lainnya. Toh, ketika Anda dalam keadaan rileks, kemungkinan untuk hadirnya momongan justru lebih besar.