Seringkali  dalam hidup ini kita merasakan suatu peristiwa yang kita alami sudah  pernah dialami berkali-kali dalam hidup ini,peristiwa atau kejadian yang  sedang berlangsung kita anggap telah terjadi pada kehidupan masa lalu  kita. Saya pun pernah mengalami hal seperti itu suatu peristiwa yang  akan berlangsung telah saya rasakan pada kehidupan saya yang dulu,akan  tetapi bila di cari faktanya ternyata saya tidak mengetahui dan  mengalami peristiwa tersebut, sehingga saya pernah mengira apakah  fenomena ini yang si katakan KARMA, ternyata melalui salah satu artikel  saya menemukan jawabnya hal ini di sebut DEJA
Déjà  vu berasal dari salah saru kata atau frasa bahasa Perancis yang arti  secara harfiahnya adalah "pernah melihat" . Maksudnya, seseorang  mengalami suatu pengalaman yang dirasakan olehnya pernah dialami  sebelumnya.
Venomena ini (Deja vu) pertama kali di temukan dan diungkapkan oleh seorang ilmuwan Perancis yang bernama Emile Boirac yang telah mempelajarinya pada tahun (1851-1917) dan dibukukan yang berjudul "L'Avenir des sciences Psychiques" yang ditulisnya pada saat dia mengenyam pendidikan di University of Chicago
Definisi  déjà vu secara ilmu kejiwaan, menurut Dr. Vernon Neppe MD, PhD,  Direktur Pacific Neuropsychiatric Institute (PNI), adalah pengaruh  subjektif mengenai anggapan adanya kesamaan pengalaman saat ini dengan  masa lalu yang sulit dijelaskan. Sedangkan James Lampinen, profesor  psikologi dari University of Arkansas mendefinisikan déjà vu sebagai  perasaan begitu kuat mengenai adanya kesamaan global yang terjadi pada  situasi baru. Kesamaan pengalaman dalam déjà vu ini bersifat  keseluruhan, hingga setiap detail terkecil, mirip sekali dengan yang  pernah dialami seseorang di masa lampau. Tapi pengalaman ini selalu  disertai dengan perasaan tidak nyata.
Pengalaman déjà vu biasanya dibarengi dengan perasaan "sudah kenal" atau "sudah tahu" atau merasa "sudah pernah Mengalami". Sering kali déjà vu menjadi pengalaman yang kurang menyenangkan karena manusia seperti dipaksa secara tidak sengaja untuk menyaksikan potongan film kehidupannya yang mungkin menyeramkan, ganjil, atau bahkan tidak masuk akal. Biasanya pengalaman ini berhubungan dengan mimpi walaupun dibeberapa kasus secara jelas pengalaman ini "pernah benar terjadi sebelumnya".

Pengalaman déjà vu biasanya dibarengi dengan perasaan "sudah kenal" atau "sudah tahu" atau merasa "sudah pernah Mengalami". Sering kali déjà vu menjadi pengalaman yang kurang menyenangkan karena manusia seperti dipaksa secara tidak sengaja untuk menyaksikan potongan film kehidupannya yang mungkin menyeramkan, ganjil, atau bahkan tidak masuk akal. Biasanya pengalaman ini berhubungan dengan mimpi walaupun dibeberapa kasus secara jelas pengalaman ini "pernah benar terjadi sebelumnya".
Déjà vu ini memiliki beberapa variasi, yaitu:
1. Déjà vecu yang artinya pernah mengalami.
2. Déjà senti yang artinya memikirkannya.
3. Déjà visite yang artinya mengunjunginya.
Ada juga 3 tipe déjà vu, yaitu:
1. déjà vu yang berkaitan dengan kehidupan pribadi (life déjà vu)
2. déjà vu yang berkaitan dengan perasaan (sense/feeling déjà vu)
3. déjà vu yang berkaitan dengan tempat (place déjà vu)
4. Kombinasi dari ketiga gejala déjà vu tersebut, di mana seseorang merasa pernah hidup sebagai orang lain di satu tempat dan waktu yang sama, bahkan merasakan perasaan yang sama pula.
Dari beberapa variasi dan tipe déjà vu diatas, maka dapat ditarik hubungan bahwa:
• Déjà vecu merupakan déjà vu yang berkaitan dengan kehidupan pribadi (life déjà vu)
• Déjà senti merupakan déjà vu yang berkaitan dengan perasaan (sense/feeling déjà vu)
• Déjà visite merupakan déjà vu yang berkaitan dengan tempat (place déjà vu)
• Déjà vecu merupakan déjà vu yang berkaitan dengan kehidupan pribadi (life déjà vu)
• Déjà senti merupakan déjà vu yang berkaitan dengan perasaan (sense/feeling déjà vu)
• Déjà visite merupakan déjà vu yang berkaitan dengan tempat (place déjà vu)
Terkadang  déjà vu juga diuraikan seperti perasaan yang telah melihat atau  mengalami sesuatu sebelum ketika orang yang mengalami hal tersebut  mengetahui kapan dia pernah melakukannya. Namun déjà vu disalahgunakan  sebagi suatu pengalaman precognitive, perasaan pernah mengalami sesuatu  dan mengetahui persisnya apa yang akan terjadi berikutnya, dan itu  terjadi.
Suatu hal yang penting dari déjà vu adalah mengalami sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sedangkan suatu hal yang penting dari precognitive adalah menunjukkan sesuatu yang akan terjadi di masa depan, namun bukan suatu hal yang pernah dilakukan atau dilihat di masa depan.
Déjà vu dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu:
1. Associative Déjà Vu
Tipe déjà vu yang paling umum dialami oleh orang-orang sehat normal adalah associative secara alami di dunia ini. Manusia melihat, mendengar, membaui atau mengalami suatu kejadian yang berkaitan dengan suatu perasaan bahwa manusia tersebut berhubungan dengan sesuatu yang telah dilihat, didengar, dibaui, atau dialami oleh manusia tersebut. Ilmuwan terdahulu berpikir bahwa déjà vu jenis ini adalah suatu pengalaman "ingatan dasar" dan berasumsi bahwa pusat memori otak yang bertanggung jawab untuk itu.
2. Biological Déjà vu
Ada juga kejadian déjà vu antar orang-orang dengan epilepsi cuping sementara. Tepat sebelum epilepsi, penderita sering mengalami atau merasa déjà vu. Dengan adanya pengklasifiasian di atas dapat teridenfikasi bahwa isyarat otak dimana déjà vu jenis ini dimulai. Namun, dengan alasan ini pula déjà vu jenis ini berbeda gengan tipikal déjà vu sendiri. Orang yang mengalami déjà vu jenis ini mungkin akan mempercayai bahwa mereka telah mengalami peristiwa atau keadaan yang sama sebelumnya, disbanding dengan perasaan yang cepat berlalu.
Pengertian  Déjà vu dari sudut pandang psikologi adalah ilusi seperti sudah kenal/  sudah akrab dengan suatu tempat yang sama sekali asing. Timbulnya  peristiwa ini diyakini orang sebagai akibat adanya syarat yang sudah  dikenali, namun ada dalam sub-ambang kesadaran. Sebagai contoh, ketika  berjalan-jalan ditengah kota, beberapa ciri tampak seperti sama dengan  penghayatan yang pernah dialami di tempat lain.
Intinya deja vu merupakan suatu fenomena aktivitas otak manusia yang berkaitan dengan memori yang lazim disebut "pemanggilan ulang" Penjelasan ini memperkuat fakta bahwa "penataan ulang memori" pada saat tertentu mempengaruhi keadaan alam sadar manusia ,Bannister  dan Zangwill (1941) mencoba menganalisis déjà vu dengan menggunakan  hypnosis pada 10 subjek penelitian. Ternyata 3 dari 10 di antaranya  mengalami déjà vu. Cleary (2008) mengajukan hipotesis bahwa déjà vu  merupakan bentuk dari sesuatu yang telah familiar diketahui yang disebut  cripyamnesia adalah susuatu yang telah dipelajari namun tidak disimpan  baik di otak, namun pada suatu waktu memori dalam "membukanya" .
Yang  jelas hampir 70% manusia pernah mengalami deja vu walau tanpa mereka  sadari, dan deja vu bukan merupakan suatu penyakit psikologis maupun  penyakit gangguan pada Otak,tatepi lebih pada suatu akibat dari kegiatan  otak/memori tentang suatu objek tanpa kita sadari.
