Foto Derita Pilu dan Menyedihkan Kerja Paksa Romusa Rakyat Indonesia Tempo dulu
Romusa adalah panggilan bagi  orang Indonesia yang dipekerjakan secara paksa  pada masa penjajahan  Jepang di indonesia dari tahun 1942 hingga 1945.  Kebanyakan romusha  adalah petani, dan sejak Oktober 1943 pihak Jepang  mewajibkan para  petani menjadi romusa. Jumlah orang-orang yang menjadi  romusa tidak  diketahui pasti-perkiraan yang ada bervariasi dari 4-10  juta
Dalam  sejarah kolonialisme, Jepang merupakan negara pertama di Asia yang  memiliki pandangan dan aksi kolonialisme. Kolonialisme Jepang  memang  pada akhirnya menjadi kolonialisme yang sangat pendek.  Kolonialime  Jepang memang belum sebanding jika disandingkan dengan  kolonialime  bangsa bangsa Eropa atas Asia, Afrika, dan Amerika dalam  sejarah abad  ke-15 hingga ke-20.
Memang  harus diakui, Jepang  sempat mengejutkan Eropa, menjelma menjadi  kekuatan kapital-militeristik  yang membuat repot Eropa dan Amerika.  Beroperasinya kolonialisme Jepang  disusun oleh Tanaka arsitek perang  modern yang juga menjadi perdana  menteri Jepang waktu 1927-1929.  Pikiran pikiran Tanaka ditungakannya ke  dalam Memorandum Tanaka.  Memorandum ini berisi rencana Jepang untuk  memikul tugas suci untuk  memimpin bangsa bangsa Asia Timur. Pandangan  ini pada akhirnya mewujud  menjadi doktrin dengan nama Hakko I Chiu;  dunia dalam satu keluarga  dibawah pimpinan Jepang.
Terinsipirasi  dari semangat ini,  berubahlah Jepang menjadi kekuatan militer yang  sangat disegani. Dalam  sejarah perang dunia 2, kemampuan militer Jepang  dalam sesaat mampu  menghancurkan sekutu, dan dalam sekepap menguasai  Asia Tenggara dan  sebagian pasifik. Dominasi Jepang ini pada akhirnya  berakhir dengan  tragis, dalam satu hari pada 9 Agustus 1945 pesawat  pembom B 29 milik  Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di KotaHiroshima  dan Nagasaki.  Inilah momentum kekalahan Jepang, serta berakhir pulalah  dominasinya di  Asia timur dan sebagian Pasifik.
Masuknya  Jepang ke Indonesia, awalnya disambut gembira oleh para pejuang  kemerdekaan  waktu itu. Jepang dianggap sebagai saudara, sesama Asia  yang membantu  mengusir Kolonial Belanda . Namun, sesaat setelah Jepang  mendarat di  Hindia Belanda (Indonesia-saat ini), ternyata Jepang  berbuat yang tak  kalah licik dan bengisnya. Jepang berupaya menghapus  pengaruh kultural  barat yang telah hinggap di Hindi Belanda, dan yang  kedua Jepang  mengeruk sumber sumber kekayaan alam startegi yang ada di  tanah air  kita. Pasokan sumber sumber ala mini digunakan untuk  membiayai perang  Jepang dengan Sekutu di Asia Timur dan Pasifik.
Luasnya  daerh pendudukan Jepang  membuat Jepang memerlukan tenaga kerja yang  begitu besar. Tenaga kerja  ini dibutuhkan untuk membangun kubu  pertahanan, lapangan udara darurat,  gudang bawah tanah, jalan raya dan  jembatan. Tenaga tenaga kerja ini  diambilkan dari penduduk Jawa yang  cukup padat. Para tenaga kerja ini  dipaksa yang popular di sebut denga  Romusa. Jejaring tentara Jepang  untuk menjalankan romusha hingga ke  desa desa. Dalam catatan buku ini,  setidaknya ada 300.000 tenaga  romusha yang dikirim ke berbagai negara di  Asia Tenggara, 70.000 orang  diantaranya dalam kondisi menyedihkan da  berakhir dengan kematian.
Para  romusa juga melibatkan kaum  perempuan. Mereka dibujuk rayu di iming  iming mendapatkan pekerjaan,  namun mereka di bawa ke kamp kamp tertutup  untuk dijadikan wanita  penghibur (Jugun Ianfu).
Romusa juga melibatkan tokoh  tokoh pergerakan waktu itu. Mereka dipaksa oleh  Jepang untuk menjadi  tenaga tenaga paksa tersebut. Diantara para  romusa yang berasal dari  tokoh pergerakan adalah Soekarno dan Otto  Iskandardinata. Mereka berdua  dipaksan tentara pendudukan Jepang untuk  membuat lapangan udara darurat.
Jepang  melakukan rekruitmen calon  calon romusa, pola tingkatan, serta alokasi  tenaga kerja paksa ini.  Basis paparannya melihat praktik romusa dan  proyek proyeknya di Gunung  Madur dan sekitar Banten. Namun pada saat  yang sama, Jepang berhasil  memanipulasi keberadaan romusa ini ke dunia  internasional. Untuk  menyamarkan keberadaan romusa, Jepang memperhasul  istilah romusa dengan  “pekerja ekonomi” atau pahlawan pekerja.
Pada  pertengahan tahun 1943,  para romusa semakin di eksploitasi oleh  Jepang. Karena kekalahan Jepang  pada Perang Pasifik, Romusa-romusa ini  digunakan sebagai tenaga  swasembada untuk mendukung perang secara  langsung. Karena disetiap  angkatan perang Jepang membutuhkan tenaga-tenaga kerja paksa ini untuk  mengefisiensikan biaya perang Jepang. Pada  situasi seperti ini,  permintaan terhadap romusa semakin tak  terkendali.
Jika  kita melihat angka  tahunnya, proyek romusa di Indonesia berjalan dalam  tempo dua tahun.  Bukanlah waktu yang pendek untuk menghasilkan  penderitaan dan kematian  sebagaimana yang terungkap dalam data diatas.  Barulah pada tahun 1945,  Hindia Belanda merdeka menjadi Indonesia,  serta mengakhiri proyek dan  impian kolonialisasi Jepang.
Inilah Foto-Foto Rakyat Indonesia Ketika Kerja Paksa Jaman Penjajahan









Foto  ini adalah foto penemuan  tulang-tulang manusia akibat kekerasan dan  kekejian kerja paksa Romusa  yang ditemukan di jalan baru menuju  Bandara SSK II, Kecamatan Marpoyan  Damai
Betapa sedihnya kita melihat orang Indonesia pada jaman penjajahan harus kerja paksa seperti itu
ada   yang sampai kurus kering , ada yang sudah tua masih aja di paksa untuk   bekerja , bahkan ibu yang sedang hamil pun juga dipaksa untuk berkerja  .
Bersyukurlah kita yang hidup sekarang ini , sudah bebas dari masa-masa penjajahan .
Dan   jangan lupa hormati jasa-jasa para pahlawan kita yang sudah  membebaskan  kita dari masa penjajahan dan berjuang untuk kemerdekaan  negara kita.[sumber;http://zonamantap.blogspot.com]

