Rabu, 31 Oktober 2012

Pondok Pesantren Tertua di Indonesia

Daftar Pondok Pesantren Tertua di Indonesia

Inilah Daftar Nama PONPES Tertua di Indonesia (tidak otomatis terbesar atau terbaik) sistem salafiyah, modern atau kombinasi keduanya. Pondok pesantren ini umumnya secara kultural berafilias ke NU (Nahdlatul ULama) walaupun tidak otomatis berafiliasi ke NU secara organisasi

PONDOK PESANTREN YANG BERDIRI PADA TAHUN 1700-an
Pondok pesantren generasi pertama tertua yang berdiri pada abad ke-17 yaitu pada tahun 1700-an. Pesantren-pesantren ini sampai sekarang masih eksis dan berdiri kokoh. Sebagian masih mempertahankan sistem salaf sedang yang lain sudah berubah menjadi pesantren modern dengan ciri khasnya adanya sekolah formal.

Ponpes Sidogiri Pasuruan Jawa Timur (berdiri tahun 1718)
Pondok Pesantren Tertua
Pondok Pesantren Sidogiri
Sidogiri dibabat oleh seorang Sayyid dari Cirebon Jawa Barat bernama Sayyid Sulaiman. Beliau adalah keturunan Rasulullah dari marga Basyaiban.

Terdapat dua versi tentang tahun berdirinya Pondok Pesantren Sidogiri yaitu 1718 atau 1745. Dalam suatu catatan yang ditulis Panca Warga tahun 1963 disebutkan bahwa Pondok Pesantren Sidogiri didirikan tahun 1718. Catatan itu ditandatangani oleh Almaghfurlahum KH Noerhasan Nawawie, KH Cholil Nawawie, dan KA Sa’doellah Nawawie pada 29 Oktober 1963.

Dalam surat lain tahun 1971 yang ditandatangani oleh KA Sa’doellah Nawawie, tertulis bahwa tahun tersebut (1971) merupakan hari ulang tahun Pondok Pesantren Sidogiri yang ke-226. Dari sini disimpulkan bahwa Pondok Pesantren Sidogiri berdiri pada tahun 1745. Dalam kenyataannya, versi terakhir inilah yang dijadikan patokan hari ulang tahun/ikhtibar Pondok Pesantren Sidogiri setiap akhir tahun pelajaran.

Pondok Sidogiri sampai saat ini masih mempertahankan sistem pesantren salaf. Yaitu pengajian kitab dan madrasah diniyah yang murni mengajarkan agama. Lebih detailPondok Pesantren Sidogiri. (http://sidogiri.net)


Ponpes Jamsaren Jawa Tengah (berdiri tahun 1750)

Pondok pesantren Jamsaren berlokasi di Jalan Veteran 263 Serengan Solo. Ponpes ini pertama berdiri sekitar tahun 1750. Dalam sejarahnya, pondok ini melewati dua periode, setelah mengalami kevakuman hampir 50 tahun, antara 1830 - 1878.
Semula, pondok pesantren yang didirikan pada masa pemerintahan Pakubuwono IV ini hanya berupa surau kecil. Kala itu, PB IV mendatangkan para ulama, di antaranya Kiai Jamsari (Banyumas). Nama Jamsaren itu juga diambil dari nama kediaman Kiai Jamsari yang kemudian diabadikan hingga sekarang. Lebih detail: Pondok Pesantren Jamsaren.


Pondok PPMH Gading Malang Jatim (berdiri tahun 1768)

Pondok Pesantren Miftahul Huda (PPMH) Malang didirikan oleh KH. Hasan Munadi pada tahun 1768. PPMH juga dikenal dengan nama Pondok Gading karena tempatnya berada di kelurahan Gading Kasri, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Bahkan nama yang terakhir lebih masyhur dikalangan masyarakat.

KH. Hasan Munadi wafat pada usia 125 tahun. Beliau mengasuh pondok pesantren ini selama hampir 90 tahun. Beliau meninggalkan empat orang putra yaitu: KH. Isma'il, KH. Muhyini, KH. Ma'sum dan Nyai Mujannah. Pada masa itu, Pondok Gading belum mengalami perkembangan yang signifikan. Lebih detail: Pondok Pesantren Gading Malang.


Pondok Pesantren Buntet Cirebon Jawa Barat (berdiri tahun 1785)

Buntet Pesantren adalah nama sebuah Pondok Pesantren yang umurnya cukup tua. Berdiri sejak abad ke 18 tepatnya tahun 1785. Menurut catatan sejarah seperti yang tertulis dalam buku Sejarah Pondok Buntet Pesantren karya H. Amak Abkari, bahwa tokoh Ulama yang pertama kali mendirikan Pesantren ini adalah seorang Mufti Besar Kesultanan Cirebon bernama Kyai Haji Muqoyyim (Mbah Muqoyyim).

Tempat yang pertama kali dijadikan sebagai pondok pesantren Buntet, letaknya di Desa Bulak kurang lebih 1/2 km dari perkampungan Pesantren yang sekarang. Sebagai buktinya di Desa Bulak tersebut terdapat peninggalan Mbah Muqoyyim berupa makan santri yang sampai sekarang masih utuh. Lebih detail: Pondok Pesantren Buntet Cirebon


PP Darul Ulum Banyuanyar Pamekasan Madura (berdiri tahun 1787)

Pondok Pesantren Banyuanyar bermula dari sebuah langgar (musholla) kecil yang didirikan oleh Kyai Itsbat bin Ishaq sekitar tahun + 1787 M/1204 H. Beliau adalah salah seorang ulama kharismatik yang terkenal dengan kezuhudan, ketawadhuan dan kearifannya yang kemudian melahirkan tokoh-tokoh masyarakat dan pengasuh pondok pesantren di Pulau Madura dan Pulau Jawa.

Pada awal berdirinya, Pondok Pesantren Banyuanyar hanya berlokasi di atas sebidang tanah tegalan yang sempit dan gersang yang kemudian dikenal dengan sebutan “Banyuanyar”. Di lokasi inilah Kyai Itsbat mengasuh para santrinya dengan penuh istiqomah dan sabar, sekalipun sarana dan fasilitas yang ada pada saat itu jauh dari kecukupan. Setelah wafat, beliau meninggalkan amanah suci pada generasi penerusnya yaitu cita-cita luhur untuk mendirikan sebuah pondok pesantren yang representatif yang mampu menjawab tantangan zaman dan tuntutan umat. Lebih detail: Pondok Pesantren Banyuanyar Madura


PONDOK PESANTREN YANG BERDIRI PADA TAHUN 1800-an

Berikut 5 (lima) pesantren generasi kedua yang eksis pada abad ke-18 yaitu didirikan pada tahun 1800-an

Ponpes Tremas Pacitan Jawa Timur (berdiri tahun 1830)

Pondok Tremas yang dipelopori oleh beliau KH. Abdul Manan pada tahun 1830 M. Usaha pertama kali yang dilakukan untuk membangun tempat pengajian sudah barang tentu mendirikan sebuah masjid (terletak agak ke sebelah timur dari masjid yang sekarang). Dan setelah santri-santri dari jauh yang sebagian berasal dari bekas santri-santrinya di Semanten mulai berdatangan, maka dibangunlah sebuah asrama pondok di sebelah selatan masjid. Sudah barang tentu keadaan masjid dan asrama pondok pada waktu itu masih sangat sederhana sekali, atapnya masih menggunakan daun ilalang dan kerangka lainnya masih banyak yang menggunakan bahan dari bambu. Lebih detail: Pondok Pesantren Tremas Pacitan


Ponpes Langitan Tuban Jawa Timur (berdiri tahun 1852)

Perjalanan Pondok Pesantren Langitan dari periode ke periode selanjutnya senantiasa memperlihatkan peningkatan yang dinamis dan signifikan namun perkembangannya terjadi secara gradual dan kondisional. Bermula dari masa KH. Muhammad Nur yang merupakan sebuah fase perintisan, lalu diteruskan masa H. Ahmad Sholeh dan KH. Muhammad Khozin yang dapat dikategorikan periode perkembangan. Kemudian berlanjut pada iepengasuhan KH. Abdul Hadi Zahid, KH. Ahmad Marzuqi Zahid dan KH. Abdulloh Faqih yang tidak lain adalah fase pembaharuan.

KH. Muhammad Nur mengasuh pondok ini kira-kira selama 18 tahun (1852-1870 M). Lebih detail: Pondok Psantren Langitan Tuban


Ponpes Syaikhona Kholil Bangkalan (berdiri tahun 1861)

Syaikhona (Syaichona) Kholil mendirikan sebuah pesantren di daerah Cengkubuan, Bangkalan. Setelah putrinya, Siti Khatimah, dinikahkan dengan keponakannya sendiri, yaitu Kiai Muntaha (Muhammad Thaha); pesantren di desa Cengkubuan itu kemudian diserahkan kepada menantunya tersebut. Dan Kiai Khalil sendiri, pada tahun 1861 M., mendirikan pesantren lagi di daerah Kademangan, hampir di pusat kota; sekitar 200 meter sebelah Barat alun-alun kota Kabupaten Bangkalan. Letak pesantren yang baru itu, hanya selang 1 kilometer dari pesantren lama dan desa kelahirannya. Pesantren yang terakhir ini kemudian dikenal sebagai pesantren Syaikhona Kholil.


Pondok Pesantren Sukamiskin Bandung Jabar (berdiri tahun 1881)

Pondok Pesantren Sukamiskin yang didirikan oleh K.H. Raden Muhammad bin Alqo pada tahun 1881 M ini telah mampu mencetak berbagai alumni yang tersebar di berbagai pelosok. Tak sedikit diantara alumni tersebut yang telah mendirikan pondok pesantren sebagai wadah memanfaatkan ilmu yang didapatnya selama di Sukamiskin. Wajar saja, karena pada kenyataannya pesantren yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda ini merupakan pesantren tertua di Bandung.


Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Jatim
(berdiri tahun 1899)

Pondok Pesantren Tebuireng didirikan oleh Kyai Haji Hasyim Asy’ari pada tahun 1899 M. Pesantren ini didirikan setelah ia pulang dari pengembaraannya menuntut ilmu di berbagai pondok pesantren terkemuka dan di tanah Mekkah, untuk mengamalkan ilmu yang telah diperolehnya.

Awal mula kegiatan dakwah K.H. Hasyim Asy’ari dipusatkan di sebuah bangunan yang terdiri dari dua buah ruangan kecil dari anyam-anyaman bambu (Jawa: gedek), bekas sebuah warung yang luasnya kurang lebih 6 x 8 meter, yang dibelinya dari seorang dalang. Satu ruang digunakan untuk kegiatan pengajian, sementara yang lain sebagai tempat tinggal bersama istrinya, Nyai Khodijah. Lebih detail: Pondok Pesantren Tebuireng.


PONDOK PESANTREN YANG BERDIRI PADA TAHUN 1900-an
Pondok pesantren generasi ke-3 yang lahir pada 1900-an. Pada era inipun, pesantren lama masih didominasi oleh pesantren NU (Nahdlatul Ulama) secara kulturaln kecuali Pondok Gontor yang cenderung Muhammadiyah.


Ponpes Al-Munawwir Krapyak Jogjakarta (berdiri tahun 1911)

Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta berdiri pada tahun 1911 masehi oleh K.H M. Munawwir.

Pada tahun 1911, sepulang dari belajardi Mekkah selama 21 tahun, KH. Munawir yang tinggal di kampung Kauman, Yogyakarta (di belakang Masjid Agung alun-alun Yogyakarta) membuka pengajian di rumahnya. Kian hari santri terus bertambah, dan rumah Kyai tak mampu lagi menampung. Maka dipindahkanlah tempat pengajian itu ke desa Krapyak Kulon. Beberapa bangunan pondok yang dibangun di tempat baru inilah yang kemudian dikenal sebagai kompleks Pondok Pesantren al-Munawwir Krapyak.


Ponpes Musthafawiyah Purba Baru Sumut (berdiri tahun 1912)

Ponpes Musthafawiyah yang lebih dikenal dengan nama Pesantren Purba Baru didirikan pada tahun 1912 oleh Syeikh Musthafa bin Husein bin Umar Nasution Al-Mandaily. Pesantren ini berlokasi di kawasan jalan lintas MEDAN-PADANG, desa Purbabaru Kabupaten Mandailing Natal(MADINA)Sumut Sumatera Utara Indonesia.

Sang pendiri dan pengasuh pertama, yang belajar ilmu agama selama 13 tahun di Makkah itu, meninggal pada November 1955. Pimpinan pesantren berpindah kepada anak lelaki tertuanya, H. Abdullah Musthafa.

Pondok Modern Gontor Ponorogo Jatim (berdiri tahun 1926)

Pondok Gontor didirikan pada 10 April 1926 di Ponorogo, Jawa Timur oleh tiga bersaudara putra Kiai Santoso Anom Besari. Tiga bersaudara ini adalah KH Ahmad Sahal, KH Zainudin Fananie, dan KH Imam Imam Zarkasy dan yang kemudian dikenal dengan istilah Trimurti.

Pada masa itu pesantren ditempatkan di luar garis modernisasi, dimana para santri pesantren oleh masyarakat dianggap pintar soal agama tetapi buta akan pengetahuan umum. Trimurti kemudian menerapkan format baru dan mendirikan Pondok Gontor dengan mempertahankan sebagian tradisi pesantren salaf dan mengubah metode pengajaran pesantren yang menggunakan sistem watonan (massal) dan sorogan (individu) diganti dengan sistem klasik seperti sekolah umum. Pada awalnya Pondok Gontor hanya memiliki Tarbiyatul Atfhfal (setingkat taman kanak-kanak) lalu meningkat dengan didirikannya Kulliyatul Mu'alimin Al-Islamiah (KMI) yang setara dengan lulusan sekolah menengah. Pada tahun 1963 Pondok Gontor mendirikan Institut Studi Islam Darussalam (ISID).

PP Bata-bata Pamekasan Madura Jawa Timur (berdiri tahun 1943)

Pondok pesantren Mambaul Ulum Bata Bata didirikan oleh RKH .Abd Majid bin Abd Hamid bin RKH Itsbat, Banyuanyar pada tahun 1943 M / 1363 H. Kepemimpinan RKH Abd Majid berlangsung selama 14 tahun terhitung mulai tahun 1943 M sampai dengan 1957 M. Beliau Wafat pada tanggal 6 Syawal 1364 H/ 1957 M dengan jumlah santri yang telah mencapai 700 orang.

Selama dua tahun (1957–1959 M) Pondok pesantren Mambaul Ulum Bata Bata mengalami kekosongan kepemimpinan. Hal ini disebabkan karena putera beliau, RKH Abd Qadir masih belajar di Mekah dan menantunya, RKH Ahmad Mahfudz Zayyadi (Ayah RKH Abd Hamid, Pengasuh sekarang) sudah menetap di pondok pesantren Nurul Abror, Alasbuluh, Wongsorejo, Banyuwangi. Bahkan, kekosongan yang cukup lama ini menyebabkan lokasi pesantren banyak ditumbuhi rumput hingga setinggi lutut. Lebih detail: Pondok Pesantren Bata-Bata Pamekasan


PP Nurul Jadid Paiton Probolinggo Jatim (berdiri tahun 1950)

Pondok Pesantren Nurul Jadid adalah salah satu pesantren yang – ditinjau dari jumlah santri dan kelengkapan lembaganya – termasuk Pondok Pesantren yang besar. Sebagaimana Pondok Pesantren yang lain, peran yang dijalankan adalah sebagai lembaga pendidikan, dakwah dan perjuangan sekaligus sebagai agen perubahan sosial masyarakat, khususnya bagi masyarakat di desa lokasi Pondok Pesantren.

Pondok Pesantren Nurul Jadid didirikan oleh almarhum KH. Zaini Munim pada tahun 1950. Berlokasi di desa Karanganyar Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Lebih detail: Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Jatim


PP Al-Khoirot Malang Jawa Timur (berdiri tahun 1963)

Pondok Pesantren Al-Khoirot (PPA) Karangsuko Pagelaran (dulu, Gondanglegi), Malang, Jatim didirikan pada tahun 1963 oleh K.H. Syuhud Zayyadi.

PPA dikenal sebagai pesantren berkualitas dengan biaya terjangkau oleh seluruh kalangan strata ekonomi. Karena visi PPA adalah mencerdaskan generasi muda tanpa memandang level kemampuan ekonomi. Cerdas dalam bidang keilmuan umum dan agama dan cerdas dalam perilaku (akhlakul karimah).
[sumber;alkhoirot.net]

MISTERI BENDA BAWAH AIR TAK DIKENAL (UFO Air)

MISTERI Unidentified Submerged Object /USO - UFO AIR

Lebih dari 100 tahun belakangan, para awak kapal yang sedang menjelajahi lautan dibingungkan dengan penampakan-penampakan objek tak dikenal yang muncul dari dalam laut dan terbang dengan kecepatan tinggi.

Objek-objek seperti ini kemudian diberi julukan Unidentified Submerged Object (USO) atau Objek bawah air tak dikenal.
MISTERI USO

Banyak yang percaya kalau objek misterius ini sesungguhnya sama dengan UFO yang sering terlihat di udara. Karena itu, kadang objek ini juga sering disebut dengan istilah UFO air.

Pada tahun 329 SM, pasukan Alexander agung disebut menjumpai dua objek berbentuk piringan yang muncul dari sungai Jaxartes di india.

Menurut legenda, Alexander begitu terpesona dengan penampakan itu sehingga ia menghabiskan 6 tahun berikutnya untuk menjelajahi sungai itu dengan peralatan penyelam pertama di dunia.

Christopher Colombus juga disebut pernah menjumpai objek bawah air tak dikenal. Pada tanggal 11 Oktober 1492, kapal Santa Maria yang ditumpangi oleh Colombus sedang melewati wilayah segitiga Bermuda. Kemudian, mereka melihat cahaya-cahaya aneh berkelap-kelip di dalam air disusul dengan munculnya sebuah objek berbentuk piringan yang segera terbang dengan cepat ke angkasa.

Tidak ada yang bisa memastikan apa yang dilihat oleh Alexander agung atau Colombus. Ratusan tahun kemudian, kita kembali menemukan banyak laporan penampakan serupa. Contohnya seperti kesaksian-kesaksian di bawah ini.

Pada tanggal 18 Juni 1845, Malta Times melaporkan, "Saat itu kapal brigantine Victoria berada sekitar 900 mil di sebelah timur Adalia ketika para awak kapal melihat tiga objek bercahaya muncul dari dalam air. Objek-objek itu terlihat selama 10 menit dan terbang setengah mil dari kapal."

Menurut para awak yang menyaksikannya, objek-objek itu terlihat berukuran seperti bulan purnama. Penampakan ini juga dilaporkan oleh saksi lain yang berasal dari Adalia, Siria dan Malta.

Pada tanggal 12 November 1887, di dekat tanjung Race, sebuah bola api besar muncul dari laut, naik 20 meter, lalu mendekati sebuah kapal yang ada di dekatnya, yaitu kapal uap Inggris bernama Siberian.

Objek itu bergerak menentang arah angin, kemudian mundur dan terbang menjauh. Peristiwa ini dilaporkan dan didiskusikan oleh majalah Nature, L"Astronomie, dan Meteorological Journal.

Pada malam tanggal 10 Februari 1951 seorang pilot angkatan udara Amerika bersama rekannya sedang menerbangkan pesawatnya dari Islandia menuju Newfoundland. Ketika pesawatnya berada pada jarak sekitar 300 mil dari Newfoundland, mereka melihat sebuah objek bercahaya muncul dari dalam laut.

"Ketika kami semakin dekat dengan objek yang berkilauan ini, ia berubah menjadi lingkaran-lingkaran cahaya putih yang besar di atas air. Lalu, kami melihat sebuah lingkaran cahaya berwarna kuning yang kecil, lebih kecil dibanding objek yang melepaskan lingkaran cahaya itu, pada jarak 15 mil. Ketika objek itu terbang mendekati pesawat kami, kami bisa melihat sebuah pesawat berkubah yang melepaskan korona."

7 tahun kemudian, objek bawah air tak dikenal kembali menjadi subjek pemberitaan. Pada bulan Mei 1958, sebuah kapal selam misterius terlihat oleh para awak kapal perang Argentina. Kapal selam itu, walaupun kadang terlihat oleh mata, tidak bisa terlacak oleh sonar, hydrophones atau radar.

14 kapal perang Argentina kemudian memburu kapal selam itu sambil sesekali menembakkan torpedo kearahnya. Namun tidak terlihat adanya tanda kerusakan dan kapal selam itu terus melaju hingga menghilang dari pantauan.

Pada Oktober 1959 dan Januari 1960, kapal selam serupa kembali terpantau oleh militer Argentina. Perburuan kembali terjadi, namun kapal selam itu kembali menghilang.

Kapten Ray.M Pitts, salah seorang spesialis peperangan kapal selam yang ikut dalam perburuan ketiga mengkonfirmasi kalau objek itu memang kapal selam. Namun ia juga mengatakan kalau ia dilarang untuk berbicara lebih jauh mengenai peristiwa itu.

Tahun 1963, perburuan USO yang lain kembali terjadi. Kali ini sonar kapal selam Amerika yang sedang berada di Puerto Rico menangkap sebuah objek yang bergerak dengan kecepatan 150 knots dan berada pada jarak 20.000 kaki di bawah kapal selam.

Kapal selam itu membuntuti objek itu selama 4 hari lamanya. Pada hari ke-4, objek itu tiba-tiba bergerak dengan kecepatan yang tinggi sehingga lolos dari pantauan sonar.

Pada Agustus 1965, para awak kapal Raduga dari Rusia, sementara sedang berlayar di laut merah, melihat sebuah objek elips berapi muncul dari dalam air dan melayang di permukaan selama beberapa lama. Jarak objek itu hanya 2 mil dari kapal. Para awak memperkirakan kalau objek itu memiliki diameter 60 meter dan melayang pada ketinggian sekitar 150 meter dari atas permukaan laut.

Pada tanggal 30 Juni 1967, para awak kapal Naviero dari Argentina melihat sebuah objek silinder di dalam air. Objek itu mengeluarkan cahaya berwarna biru putih dan panjangnya diperkirakan sekitar 33 meter.

Yang aneh adalah, objek itu tidak mengeluarkan suara sama sekali walaupun ia bergerak di air dengan kecepatan yang cukup tinggi. Bahkan hampir tidak ada ombak yang tercipta karena pergerakan benda itu.

Ketika objek itu nyaris menabrak kapal Naviero, ia segera berubah arah dan menyelam kembali ke dalam air.

Pada tahun 1967, para saksi yang terdiri dari belasan orang melihat sebuah objek tak dikenal jatuh ke air di Shag Harbour, Nova Scotia, Kanada. Objek tersebut, yang terlihat seperti sebuah pesawat aneh, diperkirakan memiliki panjang sekitar 18 meter. Para saksi mata juga menyebutkan kalau pesawat itu melayang sebentar, mengeluarkan cahaya berwarna oranye, lalu masuk ke dalam air.

Insiden ini sempat diberitakan oleh media-media seluruh dunia hingga menyebabkan pihak militer dan polisi Kanada melakukan pencarian besar-besaran. Namun, pesawat misterius tersebut tidak ditemukan sama sekali.


Insiden Shag Harbour adalah salah satu insiden UFO yang paling terkenal di dunia.
Salah satu peristiwa perjumpaan USO yang paling aneh, mungkin yang berhubungan dengan kapal Volga. Pada tanggal 7 Oktober 1977, Volga, sebuah kapal Rusia yang digunakan untuk memperbaiki kapal selam, sedang berada di laut karena panggilan untuk memperbaiki sebuah kapal selam.

Tiba-tiba 9 objek bulat terlihat muncul dari air dan segera mengelilinginya. Peristiwa ini berlangsung selama 18 menit. Saat itu juga, seluruh sistem komunikasi di atas Volga mengalami gangguan. Kapten Tarantin yang memimpin segera memerintahkan para awak untuk mengamati objek-objek tersebut:

"Aku ingin kalian mengamati objek tersebut dengan hati-hati dan mengingatnya baik-baik! Aku juga ingin kalian menggambarnya supaya ketika kita kembali ke Sovyet, tidak ada yang bisa bilang kalau kapten kalian ini gila dan mabuk!"

Pada tanggal 26 Juli 1980, para pelaut dari kapal Brazil, Caioba-Seahorse, melihat objek bulat berwarna abu-abu dengan diameter sekitar 10 meter sedang meluncur di air. Pada saat yang sama, cahaya terang muncul di horizon dan mendekati objek tersebut.

Lalu, semua peralatan di atas kapal mati secara mendadak. Cahaya itu kemudian bergabung dengan USO yang ada di dalam air. Setelah itu, USO itu naik, melayang selama beberapa saat dan terbang dengan kecepatan tinggi ke angkasa.

Salah satu penampakan USO yang paling spektakuler mungkin adalah yang terjadi pada tanggal 14 Juni 1992. Para saksi mata di California, mengaku melihat ratusan pesawat aneh muncul dari laut tanpa mengeluarkan suara.

Penampakan ini kemudian segera dilaporkan ke pihak kepolisian. Namun, karena sifat penampakan yang terlalu luar biasa, pihak kepolisian tidak menindaklanjuti laporan ini. Kisah penampakan California ini pernah diangkat oleh History Channel dalam sebuah film dokumenternya.

Hingga hari ini, tidak ada yang bisa memberikan penjelasan mengenai identitas objek-objek tersebut.

Bagi mereka yang percaya dengan keberadaan makhluk luar angkasa yang cerdas, USO adalah bukti kalau makhluk luar angkasa sesungguhnya memantau bumi secara terus menerus dari markas yang dibuat di dalam laut.

Jika memang ada makhluk luar angkasa yang berniat membuat markas di bumi, maka pilihan mereka untuk membuatnya di dalam laut menjadi sebuah pilihan yang tepat karena memang sebagian besar samudera kita sesungguhnya belum terjelajahi.

Ivan T Sanderson, dalam bukunya yang berjudul Invisible Resident (1970) menyatakan kalau USO adalah bukti adanya intelijensi lain di bawah air yang sedang mengembangkan peradabannya.

"Jika memang ada sejenis peradaban teknologis yang unggul berkembang dalam planet di bawah air, maka peradaban ini tampaknya lebih maju dibandingkan dengan peradaban kita, sekitar beberapa juta bahkan mungkin miliaran tahun di depan kita."

Tentu saja, argumen ini tidak bisa dibuktikan. Namun, Sanderson tidak sendirian karena pemahaman ini juga dipercaya oleh banyak pihak.

Bagi mereka yang lebih skeptis, penjelasan mengenai penampakan ini bisa bervariasi, mulai dari salah lihat hingga rekayasa. Memang tidak bisa disangkal kalau ada kemungkinan para awak kapal telah melihat sebuah fenomena alam dan menyangkanya sebagai USO.

Kejadian seperti ini banyak terjadi dalam kasus penampakan UFO. Namun pertanyaannya, fenomena alam apa yang memiliki ciri-ciri sesuai dengan deskripsi laporan para saksi?

Inilah yang masih belum dipastikan.

Beberapa orang lain percaya kalau USO yang sering terlihat sebenarnya adalah torpedo yang sedang melaju. Namun, torpedo tidak terbang ke udara. Ini tidak sesuai dengan deskripsi saksi.

Jadi, sebagian lain mengajukan teori kalau sesungguhnya USO adalah pesawat militer yang canggih.

Teori ini juga sering digunakan untuk menjelaskan laporan penampakan UFO. Jika kita kaitkan USO dengan pesawat militer, maka itu artinya cuma satu: pesawat itu haruslah sebuah pesawat yang mampu menyelam ke dalam air dan kemudian terbang dengan cepat.

Menariknya, pesawat jenis ini ternyata pernah ada, paling tidak dalam rupa prototipe.

Pada tahun 1934, Boris Petrovich Ushakov, seorang mahasiswa teknik dari akademi militer Sovyet, mengajukan sebuah rancangan pesawat yang bisa menyelam di dalam air.

Pesawat ini ditujukan untuk menyergap kapal musuh yang lewat dengan cara menyelam di kedalaman tertentu, menunggu kapal musuh, dan menembakkan torpedo ketika kapal musuh itu lewat di atasnya. Konsep Ushakov tidak pernah dibuat karena dianggap tidak efektif.

30 tahun kemudian, ide Ushakov direalisasikan oleh Donald Reid, seorang insinyur di North American Aviation. Ia membuat pesawat itu pada tahun 1963 dan diberi nama Reid Flying Submarine (RFS-1). Hebatnya, Reid membuat rancangannya dengan menggunakan suku cadang bekas pesawat dan mengerjakannya hanya di waktu luang.

Dalam uji coba perdana, pesawat itu mampu terbang hingga ketinggian 10 meter, mendarat di air dan menyelam hingga kedalaman beberapa meter. Walaupun terlihat menjanjikan, pihak militer sepertinya tidak tertarik untuk membuat pesawat itu hingga RFS-1 berakhir hanya sebagai sebuah prototipe.

RFS-1
Namun, jangan salah. Militer Amerika tidak tertarik dengan RFS-1 bukan karena tidak menyadari manfaatnya, melainkan karena mereka sendiri sedang membuat pesawat sejenis yang disebut Convair yang kemudian sering disebut subplane.

Menurut Eugene Handler, seorang insinyur dari pihak angkatan laut, pesawat ini sangat ideal untuk menyerang kapal Sovyet di laut Baltik dan Kaspia. Tetapi, Convair ternyata bernasib sama dengan RFS-1. Malah, convair tidak sempat dibuat prototipenya karena proyek ini dibatalkan kongres pada tahun 1966.

Hasrat mengenai pesawat sejenis USO tidak pernah pupus dari pikiran militer Amerika. Pada tahun 2008, DARPA, badan riset milik Pentagon, mengumumkan kalau mereka telah memulai proyek pembuatan subplane. Pada tahun 2010 ini, pesawat ini telah masuk kedalam tahap pengajuan proposal karena berbagai rancangan telah diterima oleh mereka.

Dalam beberapa tahun, sepertinya kita akan melihat banyak USO mondar-mandir di lautan lepas. Mungkinkah USO yang terlihat oleh para pelaut itu adalah pesawat canggih milik militer?

Jika kita mempercayainya, maka pertanyaannya selanjutnya adalah apakah pada masa perang dunia I dan II, pihak militer (negara manapun) telah berhasil membuat pesawat secanggih itu?

[sumber;memantau.blogspot.com]

ASTRONOMI ISLAM MENGUAK RAHASIA LANGIT

Astronomi Sebagai salah satu ilmu pengetahuan tertua dalam peradaban manusia, kerap dijuluki sebagai ‘ratu sains’. Astronomi memang menempati posisi yang terbilang istimewa dalam kehidupan manusia. Sejak dulu, manusia begitu terkagum-kagum ketika memandang kerlip bintang dan pesona benda-benda langit yang begitu luar biasa.

Awalnya, manusia menganggap fenomena langit sebagai sesuatu yang magis. Seiring berputarnya waktu dan zaman, manusia pun memanfaatkan keteraturan benda-benda yang mereka amati di angkasa untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti penanggalan. Dengan mengamati langit, manusia pun bisa menentukan waktu utuk pesta, upacara keagamaan, waktu untuk mulai menabur benih dan panen.

Jejak astronomi tertua ditemukan dalam peradaban bangsa Sumeria dan Babilonia yang tinggal di Mesopotamia (3500 – 3000 SM). Bangsa Sumeria hanya menerapkan bentuk-bentuk dasar astronomi. Pembagian lingkaran menjadi 360 derajat berasal dari bangsa Sumeria.

Orang Sumeria juga sudah mengetahui gambaran konstelasi bintang sejak 3500 SM. Mereka menggambar pola-pola rasi bintang pada segel, vas, dan papan permainan. Nama rasi Aquarius yang dikenal saat ini berasal dari bangsa Sumeria.

Astronomi juga sudah dikenal masyarakat India kuno. Sekitar tahun 500 SM, Aryabhata melahirkan sistem matematika yang menempatkan bumi berputar pada porosnya. Aryabhata membuat perkiraan mengenai lingkaran dan diameter bumi. Brahmagupta (598 – 668) juga menulis teks astronomi yang berjudul Brahmasphutasiddhanta pada 628. Dialah astronom pendahulu yang menggunakan aljabar untuk memecahkan masalah-masalah astronomi.

Masyarakat Cina kuno 4000 SM juga sudah mengenal astronomi. Awalnya, astronomi di Cina digunakan untuk mengatur waktu. Orang Cina menggunakan kalender lunisolar. Namun, kerena perputaran matahari dan bulan berbeda, para ahli astronomi Cina sering menyiapkan kalender baru dan membuat observasi.

Bangsa Yunani kuno juga amat tertarik dengan astronomi. Adalah Thales yang mengawalinya pada abad ke-6 SM. Menurut dia, bumi itu berbentuk datar. Phytagoras sempat membantah pendapat itu dengan menyatakan bumi itu bulat. Dua abad berselang, Aristoteles melahirkan terobosan penting yang menegaskan menyatakan bahwa bumi itu bulat bundar.

Aristachus pada abad ke-3 SM sempat melontarkan pendapat bahwa Bumi bukanlah pusat alam semesta. Teori itu tak mendapat tempat pada masa itu. Era astronomi klasik ditutup Hipparchus pada abad ke-1 SM yang melontarkan teori geosentris. Bumi itu diam dan dikelilingi oleh matahari, bulan, dan planet-planet yang lain. Sistem geosentris itu disempurnakan Ptolomeus pada abad ke-2 M .

Astronomi Islam
Setelah runtuhnya kebudayaan Yunani dan Romawi pada abad pertengahan, maka kiblat kemajuan ilmu astronomi berpindah ke bangsa Arab. Astronomi berkembang begitu pesat pada masa keemasan Islam (8 – 15 M). Karya-karya astronomi Islam kebanyakan ditulis dalam bahasa Arab dan dikembangkan para ilmuwan di Timur Tengah, Afrika Utara, Spanyol dan Asia Tengah.

Salah satu bukti dan pengaruh astronomi Islam yang cukup signifikan adalah penamaan sejumlah bintang yang menggunakan bahasa Arab, seperti Aldebaran dan Altair, Alnitak, Alnilam, Mintaka (tiga bintang terang di sabuk Orion), Aldebaran, Algol, Altair, Betelgeus.
Selain itu, astronomi Islam juga mewariskan beberapa istilah dalam `ratu sains’ itu yang hingga kini masih digunakan, seperti alhidade, azimuth, almucantar, almanac, denab, zenit, nadir, dan vega. Kumpulan tulisan dari astronomi Islam hingga kini masih tetap tersimpan dan jumlahnya mencapaii 10 ribu manuskrip.

Ahli sejarah sains, Donald Routledge Hill, membagi sejarah astronomi Islam ke dalam empat periode. Periode pertama (700-825 M) adalah masa asimilasi dan penyatuan awal dari astronomi Yunani, India dan Sassanid. Periode kedua (825-1025) adalah masa investigasi besar-besaran dan penerimaan serta modifikasi sistem Ptolomeus. Periode ketiga (1025-1450 M), masa kemajuan sistem astronomi Islam. Periode keempat (1450-1900 M), masa stagnasi, hanya sedikit kontribusi yang dihasilkan.

Geliat perkembangan astronomi di dunia Islam diawali dengan penerjemahan secara besar-besaran karya-karya astronomi dari Yunani serta India ke dalam bahasa Arab. Salah satu yang diterjemahkan adalah karya Ptolomeus yang termasyhur, Almagest. Berpusat di Baghdad, budaya keilmuan di dunia Islam pun tumbuh pesat.

Sejumlah, ahli astronomi Islam pun bermunculan, Nasiruddin at-Tusi berhasil memodifikasi model semesta episiklus Ptolomeus dengan prinsip-prinsip mekanika untuk menjaga keseragaman rotasi benda-benda langit. Selain itu, ahli matematika dan astronomi Al-Khawarizmi, banyak membuat tabel-tabel untuk digunakan menentukan saat terjadinya bulan baru, terbit-terbenam matahari, bulan, planet, dan untuk prediksi gerhana.

Ahli astronomi lainnya, seperti Al-Batanni banyak mengoreksi perhitungan Ptolomeus mengenai orbit bulan dan planet-planet tertentu. Dia membuktikan kemungkinan gerhana matahari tahunan dan menghitung secara lebih akurat sudut lintasan matahari terhadap bumi, perhitungan yang sangat akurat mengenai lamanya setahun matahari 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik.

Astronom Islam juga merevisi orbit bulan dan planet-planet. Al-Battani mengusulkan teori baru untuk menentukan kondisi dapat terlihatnya bulan baru. Tak hanya itu, ia juga berhasil mengubah sistem perhitungan sebelumnya yang membagi satu hari ke dalam 60 bagian (jam) menjadi 12 bagian (12 jam), dan setelah ditambah 12 jam waktu malam sehingga berjumlah 24 jam.

Buku fenomenal karya Al-Battani pun diterjemahkan Barat. Buku ‘De Scienta Stelarum De Numeris Stellarum’ itu kini masih disimpan di Vatikan. Tokoh-tokoh astronomi Eropa seperti Copernicus, Regiomantanus, Kepler dan Peubach tak mungkin mencapai sukses tanpa jasa Al-Batani. Copernicus dalam bukunya ‘De Revoltionibus Orbium Clestium’ mengaku berutang budi pada Al-Battani.

Dunia astronomi juga tak bisa lepas dari bidang optik. Melalui bukunya Mizan Al-Hikmah, Al Haitham mengupas kerapatan atmofser. Ia mengembangkan teori mengenai hubungan antara kerapatan atmofser dan ketinggiannya. Hasil penelitiannya menyimpulkan ketinggian atmosfir akan homogen di ketinggian lima puluh mil.

Teori yang dikemukakan Ibn Al-Syatir tentang bumi mengelilingi matahari telah menginspirasi Copernicus. Akibatnya, Copernicus dimusuhi gereja dan dianggap pengikut setan. Demikian juga Galileo, yang merupakan pengikut Copernicus, secara resmi dikucilkan oleh Gereja Katolik dan dipaksa untuk bertobat, namun dia menolak.

Menurut para ahli sejarah, kedekatan dunia Islam dengan dunia lama yang dipelajarinya menjadi faktor berkembangnya astronomi Islam. Selain itu, begitu banyak teks karya-karya ahli astronomi yang menggunakan bahasa Yunani Kuno, dan Persia yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab selama abad kesembilan. Proses ini dipertinggi dengan toleransi terhadap sarjana dari agama lain. Sayang, dominasi itu tak bisa dipertahankan umat Islam.

Jejak Abadi di Kawah ke Bulan
Ilmuwan Islam begitu banyak memberi kontribusi bagi pengembangan dunia astronomi. Buah pikir dan hasil kerja keras para sarjana Islam di era tamadun itu diadopsi serta dikagumi para saintis Barat. Inilah beberapa ahli astronomi Islam dan kontribusi yang telah disumbangkannya bagi pengembangan `ratu sains’ itu.

Al-Battani (858-929).
Sejumlah karya tentang astronomi terlahir dari buah pikirnya. Salah satu karyanya yang paling populer adalah al-Zij al-Sabi. Kitab itu sangat bernilai dan dijadikan rujukan para ahli astronomi Barat selama beberapa abad, selepas Al-Battani meninggal dunia. Ia berhasil menentukan perkiraan awal bulan baru, perkiraan panjang matahari, dan mengoreksi hasil kerja Ptolemeus mengenai orbit bulan dan planet-planet tertentu. Al-Battani juga mengembangkan metode untuk menghitung gerakan dan orbit planet-planet. Ia memiliki peran yang utama dalam merenovasi astronomi modern yang berkembang kemudian di Eropa.

Al-Sufi (903-986 M)
Orang Barat menyebutnya Azophi. Nama lengkapnya adalah Abdur Rahman as-Sufi. Al-Sufi merupakan sarjana Islam yang mengembangkan astronomi terapan. Ia berkontribusi besar dalam menetapkan arah laluan bagi matahari, bulan, dan planet dan juga pergerakan matahari. Dalam Kitab Al-Kawakib as-Sabitah Al-Musawwar, Azhopi menetapkan ciri-ciri bintang, memperbincangkan kedudukan bintang, jarak, dan warnanya. Ia juga ada menulis mengenai astrolabe (perkakas kuno yang biasa digunakan untuk mengukur kedudukan benda langit pada bola langit) dan seribu satu cara penggunaannya.

Al-Biruni (973-1050 M)
Ahli astronomi yang satu ini, turut memberi sumbangan dalam bidang astrologi pada zaman Renaissance. Ia telah menyatakan bahwa bumi berputar pada porosnya. Pada zaman itu, Al-Biruni juga telah memperkirakan ukuran bumi dan membetulkan arah kota Makkah secara saintifik dari berbagai arah di dunia. Dari 150 hasil buah pikirnya, 35 diantaranya didedikasikan untuk bidang astronomi.

Ibnu Yunus (1009 M)
Sebagai bentuk pengakuan dunia astronomi terhadap kiprahnya, namanya diabadikan pada sebuah kawah di permukaan bulan. Salah satu kawah di permukaan bulan ada yang dinamakan Ibn Yunus. Ia menghabiskan masa hidupnya selama 30 tahun dari 977-1003 M untuk memperhatikan benda-benda di angkasa. Dengan menggunakan astrolabe yang besar, hingga berdiameter 1,4 meter, Ibnu Yunus telah membuat lebih dari 10 ribu catatan mengenai kedudukan matahari sepanjang tahun.

Al-Farghani
Nama lengkapnya Abu’l-Abbas Ahmad ibn Muhammad ibn Kathir al-Farghani. Ia merupakan salah seorang sarjana Islam dalam bidang astronomi yang amat dikagumi. Beliau adalah merupakan salah seorang ahli astronomi pada masa Khalifah Al-Ma’mun. Dia menulis mengenai astrolabe dan menerangkan mengenai teori matematik di balik penggunaan peralatan astronomi itu. Kitabnya yang paling populer adalah Fi Harakat Al-Samawiyah wa Jaamai Ilm al-Nujum tentang kosmologi.

Al-Zarqali (1029-1087 M)
Saintis Barat mengenalnya dengan panggilan Arzachel. Wajah Al-Zarqali diabadikan pada setem di Spanyol, sebagai bentuk penghargaan atas sumbangannya terhadap penciptaan astrolabe yang lebih baik. Beliau telah menciptakan jadwal Toledan dan juga merupakan seorang ahli yang menciptakan astrolabe yang lebih kompleks bernama Safiha.

Jabir Ibn Aflah (1145 M)
Sejatinya Jabir Ibn Aflah atau Geber adalah seorang ahli matematik Islam berbangsa Spanyol. Namun, Jabir pun ikut memberi warna da kontribusi dalam pengembangan ilmu astronomi. Geber, begitu orang barat menyebutnya, adalah ilmuwan pertama yang menciptakan sfera cakrawala mudah dipindahkan untuk mengukur dan menerangkan mengenai pergerakan objek langit. Salah satu karyanya yang populer adalah Kitab al-Hay’ah.

Kegemilangan Observatorium Ulugh Beg
Sejatinya observatorium pertama di dunia dibangun astronom Yunani bernama Hipparchus (150 SM). Namun, di mata ahli astronomi Muslim abad pertengahan, konsep observatorium yang dilahirkan Hipparcus itu jauh dari memadai. Sebagai ajang pembuktian, para sarjana Muslim pun membangun observatorium yang lebih moderen pada zamannya.

Sejumlah astronom Muslim yang dipimpin Nasir al-Din al-Tusi berhasil membangun observatorium astronomi di Maragha pada 1259 M. Observatorium itu dilengkapi perpustakaan dengan koleksi buku mencapai 400 ribu judul. Observatorium Maragha juga telah melahirkan sejumlah astronom terkemuka seperti, QuIb al-Din al-Shirazy, Mu’ayyid al-Din al-Urdy, Muiyi al-Din al-Maghriby, dan banyak lagi.

Ahli astronomi Barat, Kevin Krisciunas dalam tulisannya berjudul The Legacy of Ulugh Beg mengungkapkan, observatorium termegah yang dibangun sarjana Muslim adalah Ulugh Beg. Observatorium itu dibangun seorang penguasa keturunan Mongol yang bertahta di Samarkand bernama Muhammad Taragai Ulugh Beg (1393-1449). Dia adalah seorang pejabat yang menaruh perhatian terhadap astronomi.

`’Ketertarikan dalam astronomi bemula, ketika dia mengunjungi Observatorium Maragha yang dibangun ahli astronomi Muslim terkemuka, Nasir al-Din al-Tusi,” tutur Krisciunas.

Geliat pengkajian astronomi di Samarkand mulai berlangsung pada tahun 1201. Namun, aktivitas astronomi yang sesungguhnya di wilayah kekuasaan Ulugh Beg mulai terjadi pada 1408 M.

Ghirah astronomi di Samarkand mengalami puncaknya ketika Ulugh Beg mulai membangun observatorim pada 1420. Menurut Kriscunas, berdasarkan laporan yang ditulis ahli astronomi pada saat iru, Al-Kashi aktivitas pengkajian astronomi di Observatorium Ulugh Beg didukung oleh tujuh puluh sarjana. Para ahli astronomi itu mendapatkan perlakukan istimewa dengan fasilitas dan gaji yang luar biasa besarnya.

Observatorium ini beroperasi selama 50 tahun. Sayangnya, setelah Ulugh Beg meninggal, obeservatorium itu pun mengalami kehancuran. Sejumlah astronom telah lahir dari lembaga itu yakni, Giyath al-Din Jamshid al-Kushy, Qadizada al-Rumy dan `Ali ibn Muhammad al-Qashji. Observatorium yang terakhir milik Islam dibangun di Istanbul tahun 1577, di zaman kekuasaan Sultan Murad III (1574-1595) yang didirikan Taqi al-Din Muhammad ibn Ma’ruf al-Rashyd al-Dimashqiy. 
[sumber;memantau.blogspot.com]

Asal Usul Suku Batak 27 dan suku Gayo Aceh

Asal Usul Suku Batak 27 (Batak Bebesen) | Asal Usul suku Gayo Aceh

Tanah Gayo adalah suatu daerah di belahan bumi sebelah utara garis khatulistiwa yang terletak di tengah-tengah propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Gayo merupakan daerah sentral bagi daerah-daerah sekitarnya seperti Aceh Utara, Aceh Barat, Pidie, Aceh Timur dan Sumatera Utara. Terletak di tengah-tengah pegunungan daerah Aceh yang membujur dari utara ke bagian tenggara sepanjang bukit barisan bagian ujung pulau Sumatera.

Secara administrative, suku bangsa Gayo adalah orang-orang yang mendiami kabupaten yang disebut Aceh Tengah dan Bener Meriah. Penduduk daerah Gayo pada masa sekarang ini terdiri dari suku bangsa Gayo sendiri, yang juga berasal dari suku bangsa lain seperti Aceh, Jawa, Minangkabau bahkan orang-orang Cina, baik WNI maupun WNA yang menetap di Takengon.

Tetapi pada masa lampau penduduk daerah Gayo dibagi menjadi dua bagian, yaitu penduduk daerah Gayo yang bertempat tinggal di Kebayakan dan penduduk Gayo yang bertempat tinggal di Bebesan.
Kampung Kebayakan terletak di sebelah barat laut danau Laut Tawar. Sedangkan Kampung Bebesan terdapat di sebelah barat Kebayakan. Kedua kampung tersebut dihubungkan oleh jalan kurang lebih 1 Km.

Asal Usul
Dalam sejarah, penduduk yang mendiami kampun Kebayakan dan Bebesan merupakan kampung “inti” di Gayo Laut, mempunyai satu anggapan bahwa asal usul mereka berbeda. Penduduk kampung Kebayakan mengatakan mereka adalah penduduk asli di daerah Gayo ini.

Sedangkan yang satu pihak lagi, yakni penduduk kampung Bebesan, memang menyadari bahwa mereka berasal dari Batak (Tapanuli), lebih popular disebut dengan Batak 27 (disebut dengan Batak 27 karena dalam sejarah kedatangan mereka ke Gayo pada jaman lampau, orang-orang Batak ini berjumlah 27 orang).

Belum jelas pada abad berapa peristiwa kedatangan Batak Karo 27 tersebut ke Tanah Gayo. Namun, pada masa pemerintahan Sultan Alauddin Riayat Syah Al Kahar, pada abad ke 16 M pernah tujuh pemuda dari tanah Karo bertamasya ke Tanah Gayo. Kedatangan mereka guna menyaksikan kebenaran keindahan laut tawar (H. AR. Latief, 1995 : 81).

Sementara menurut Dr. C. Snouck Hougronje, kedatangan Batak Karo 27 adalah pada masa kejuruan (raja) bukit telah memeluk Islam. Kejuruan Bukit adalah suatu bagian dari raja-raja yang terdapat di tanah Gayo yang memiliki hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan (kejuruan) lain.

Kedatangan orang-orang dari Tapanuli yang dikenal dengan istilah “Batak 27” ini melahirkan nama-nama Belah atau Clan di Gayo dengan nama yang hamper sama dengan marga yang ada di Tanah Karo sendiri. Seperti Clan Munthe, Cibero, Melala, Lingga, Tebe yang di Karo disebut Munthe, Sibero, Meliala dan sebagainya.

Batak 27 pada masa itu mendapat sebagian wilayah kekuasaan Raja Bukit sebagai diyat untuk mengganti kerugian akibat matinya suku Batak Karo yang terbunuh dalam peperangan.
Ganti rugi tersebut diwujudkan dengan membelah danau Laut Tawar menjadi dua sampai Kala Bintang sebelah utara termasuk daratan, mulai dari kampung Kebayakan, Rebe Gedung, Simpang Tiga, Delung Tue win Ilang hingga Ramung Kengkang perbatasan Aceh Timur (sekarang Kabupaten Bener Meriah, red) dan arah selatan sampai perbatasan Lingga.

Setelah batas wilayah ditentukan oleh kedua belah pihak yang berdamai, Raja Bukit ke II Panglima Perang Dagang mengajukan sebuuah tuntutan kampung bukit berikut bangunannya yang telah diduduki oleh Batak 27.

Raja Leube Keder berkata dengan tegas bebaskan, dalam bahasa Karo artinya dibebaskan dari tuntutan, lambat laun kata bebaskan berubah menjadi kata Bebesan sampai sekarang ini (AR. Latief, 1995). Raja Bukit Panglima Perang Dagang, kemudian bersumpah tidak berkeberatan kampung Bebesan berikut bangunannya dijadikan hak milik Batak 27.

Beberapa hari kemudian penduduk bukit sendiri membangun pemukiman baru yang terletak dipinggir Danau Laut Tawar yang sekarang disebut dengan daerah Kebayakan. Mula-mula kampung ini disebut dengan Kebanyakan karena penduduknya yang terbanyak, kemudian setelah penjajah Belanda datang dan tidak dapat menyebutkan nama kampung tersebut dengan tepat, berubah menjadi Kebayakan.
Marcopolo yang pernah singgah di Peureulak, Aceh Timur sekembali dari Cina menuju Italia tahun 1292 mengatakan bahwa penduduk Aceh telah memeluk agama Islam. Penduduk yang tidak mau memeluk agama Islam menyingkir ke pedalaman dan menjumpai kerajaan kecil di pedalaman tersebut.

Penduduk asli pedalaman ini menyebut daerahnya sebagai “Lainggow” dan menyebut rajanya dengan Ghayo-Ghayo atau raja gunung yang suci. Di daerah Lianggow tersebut telah berdiri kerajaan kecil, yaitu “Kerajaan Linggow” dan kerajaan besar yaitu kerajaan ‘Lingga’ dan sudah memiliki hubungan dengan kerajaan Peureulak di Aceh Timur dengan mengirim bingkisan (MH Gayo, 1983).
Adalah masuk akal jika catatan Marcopolo tersebut dipegang kebenarannya, maka dalam perkembangan sejarah selanjutnya penduduk pedalaman ini disebut dengan Suku Gayo.

Sementara itu ada pula orang yang beranggapan bahwa orang Gayo adalah berasal dari orang-orang yang lari dari daerah Peureulak, Aceh Timur ke daerah pedalaman karena tidak mau masuk Islam. Dan kata-kata Gayo sama artinya dengan kata-kata dalam bahasa Aceh, yaitu “Ka-yo” yang artinya “sudah takut.

Meskipun tidak ada penjelasan ilmiah mengenai hal ini, namun demikian jika dilihat dari letak daerah Gayo dalam peta Aceh, tidaklah mustahil jika orang-orang Gayo di zaman dahulu kala berasal dari penduduk daerah Peureulak, Aceh Timur atau daerah  Pasee, Aceh Utara melalui sungai-sungai yang hulunya berada di daerah Gayo di pedalaman.

Kemungkinan itu lebih besar lagi mengingat kedua daerah Peureulak dan Pasee berada di pinggir pantai Aceh yang menghadap ke Selat Melaka, yaitu daerah hubungan lalu lintas antar bangsa-bangsa yang ramai dalam sejarah di kawasan Asia Tenggara.

Komunitas Gayo
Hingga saat ini penduduk Gayo ini dibagi menurut daerah kediamannya. Suku Gayo disebut sebagai orang Gayo Laut atau Gayo Lut bagi mereka dan berdiam di sekitar Gayo Lues dan orang Gayo serba jadi bagi mereka yang berdiam diri di sekitar serba jadi sembung-lukup (sekarang Kabupaten Gayo Lues-red).

Selain itu masih ada orang-orang Gayo yang terdapat dalam kelompok-kelompok kecil yang terpisah-pisah yang berdiam di sekitar Aceh Timur dan sekitar perbatasan Aceh Timur-Sumatera Utara, seperti orang Gayo Kalul, orang Gayo Johar dan lain-lain. Sedangkan suku Alas berdiam di berbagai daerah tanah Alas yang berbatasan langsung dengan Gayo Lues, Asel, daerah Karo dan Sumatera Utara.

Islam Di Gayo
Memperhatikan keaneka ragaman penduduk Gayo yang tinggal di tanah Gayo, Aceh Tengah itu menunjukkan bahwa daerah gayo itu tidak menutup pintu bagi orang-orang yang hendak tinggal di sana. Kemungkinan besar bagi pendatang itu mendapat tempat yang layak dikalangan masyarakat, maka suatu dugaan keras bahwa masuknya Islam ke daerah Gayo di bawa oleh pendatang-pendatang.
Baik pendatang itu sebagai pedagang maupun sebagai mubaligh. Salah satu bukti yang dapat dilihat adalah adanya sebuah kuburan Ya’kub, saudara Misan dari Al-Malik Al-Kamil yang terdapat di desa Lingga. Ya’kub meninggal pada hari Jum’at, 15 Muharram 630 H (1232 M). Namun, untuk hal ini diperlukan lagi penelitian yang lebih mendalam.

Menurut Belanda, daerah Gayo adalah suatu daerah yang menentukan hidup matinya kekuasaan Belanda di Aceh. Sebab ketika Batee Iliek jatuh ke tangan Belanda, Sultan mundur ke Tanah Gayo yang bertepatan dengan disusunnya gerakan mempertahankan kemerdekaan yang dipimpin oleh Teungku Tapa sejak tahun 1898.

Rakyat Gayo yang menyadari Agresi Belanda sangat berbahaya, maka dengan serempak rakyat Gayo menaikkan bendera putih yang disebut “Pepanyi ni Umah”, panji tersebut dilukis dengan kalimah Allah, Rasul dan keempat sahabat. Panji-panji tersebut dinaikkan oleh rakyat di tiap-tiap rumahnya sebagai pertanda datangnya syaitan yang bermaksud menjahanamkan ummat Islam (Mohd. Said 1981: 632) sehingga rakyat Gayo dengan serta merta mengadakan perlawanan terhadap Belanda.

Batak 27 di Laut Tawar
Batak 27 yang datang ke Gayo mempunyai seorang pemimpin Batak Karo muslim dan seorang ulama yang arif dan bijaksana. Pemimpinnya tersebut bernama Leubee Kader yang merupakan cucu dari Adi Genali, anak dari Johansyah atau Sibayak Lingga (AR. Latief 1995 : 68) yang kemudian berhasil menjadi raja Bebesan yang pertama setelah menuntut diyat dari raja bukit. Setelah menguasai daerah dan masyarakat sekitarnya pun ikut memeluk agama Islam. Bahkan anggota Batak Karo itu ikut meleburkan diri dalam masyarakat Gayo melalui perkawinan.

Leubee Kader sendiri menikahi seorang putri raja Bukit yang bernama Sri Bulan Si Merah Mata. Proses peleburan diri itu telah berlangsung demikian rupa hingga lambat laun menjadi satu dengan penduduk, baik agamanya, bahasa maupun adat istiadatnya.
Oleh : Maya Agusyani, S.Pd

Sekilas Suku Batak 27 (Batak Bebesen)

Suku Batak 27, atau suku Batak Bebesen, adalah suatu kelompok masyarakat yang berada di dalam adat istiadat suku Batak Gayo, yang dahulunya berasal dari tanah Batak tanah Utara yang bermigrasi ke wilayah Tanah Gayo. Suku Batak 27 ini bermukim di wilayah Bebesen, yang masih termasuk wilayah adat suku Gayo.

Dahulu banyak orang Batak dari tanah Utara datang ke Tanah Gayo dengan bermacam-macam cara, yang kini bermukim di sebelah barat Danau Laut Tawar, Pengasingan serta Celala, sekarang keturunannya tidak dapat dibedakan lagi. Akan tetapi, ada satu kenangan yang masih melekat dalam benak orang Gayo, yaitu yang terjadi terhadap anak buah Reje Cik Bebesan dan Ketol. Seterusnya adalah pada keturunan salah seorang reje yang ternama dan terkemuka di Tanah Gayo yang mendiami bagian timur daerah aliran sungai Jemer yaitu, Reje Linge. Orang Gayo yang dimaksud ialah orang Gayo Bebesen yang berdiam di bagian barat Danau Laut Tawar yang kalau bertengkar dengan kampung tetangganya sering diejek Batak Bebesan atau Batak 27.

Dalam cerita rakyat tersebut dikisahkan tentang seorang yang bernama Lebe Keder, yang datang untuk menuntut bela kematian kawannya yang meninggal karena dibunuh dan hartanya dirampok. Ketika itu, sebanyak 20 orang Batak, yang salah satunya bernama Lebe Keder, lewat Alas dan Tanah Gayo, berangkat menuju Aceh, dengan tujuan untuk masuk Islam dan belajar mengaji. Selain untuk ongkos dan belanja sendiri, mereka juga membawa titipan ongkos untuk pulang bagi tujuh teman mereka. Melihat pundi-pundi penuh dengan uang, timbul niat jahat dalam hati salah seorang raja Gayo, yaitu Reje Bukit, yang memerintah di bagian barat Danau Laut Tawar yang mengajaknya bermain judi.

Ternyata, pada waktu itu, Reje Bukit bernasib sial. Dia kalah dan mau tidak mau harus merelakan sebagian kekayaannya berpindah ke dalam pundi-pundi orang Batak Utara tadi. karena dihantui oleh perasaan marah, kesal, malu dan iri, Reje Bukit nekad memancung salah seorang di antara mereka, lalu menggantungkan kepalanya di atas sebatang pohon bambu tidak jauh dari Bebesan. Karena itulah tempat itu disebut Pegantungan sampai saat ini. Kesembilan belas orang-orang Batak Utara pun merasa takut dan langsung melarikan diri menuju Aceh untuk menemui kawan-kawannya, sekaligus bermaksud untuk mengadukan kezaliman reje Gayo tersebut kepada raja Aceh. Sultan memberi mereka restu untuk memerangi reje Gayo itu dan yakin bahwa mereka akan dapat mengalahkannya, tetapi Reje Bukit sendiri tidak boleh dibunuh.

Pada serangan balasannya, ke 26 orang dari Batak Utara ini mengalahkan pasukan Reje Bukit. Reje Bukit sendiri, dalam keadaan panik, melarikan diri dan tersesat ke dalam suatu paya (rawa-rawa) dekat kampung Kebayakan, sehingga tempat itu disebut Paya Reje sampai saat ini. Setelah itu dibuatlah perjanjian yang menyatakan bahwa Reje Bukit bersama anak buahnya ditunjuk untuk menempati kampung Kebayakan sekarang dan ke-26 orang Batak Utara tersebut, yang semua sudah masuk Islam, menempati wilayah yang sekarang sudah menjadi kampung induk Raja Cik, yaitu kampung Bebesen. Di tempat ini mereka berkembang dan keturunannya disebut sebagai suku Batak Bebesen atau suku Batak 27.

Dalam kalangan suku Batak 27 ini juga berkembang tradisi marga-marga yang masih dipertahankan oleh mereka hingga saat ini. Marga-marga tersebut adalah Munthe, Cibero, Melala, Lingga dan Tebe.

{sumber:sopopanisioan.blogspot.com}
   

Selasa, 30 Oktober 2012

Inilah Bentuk Ranjang Erotis

Bagaimana Bentuk Ranjang Erotis ?

Guru yang membuat ranjang ini betul-betul terinspirasi oleh Kama Sutra. Setiap bagian diukir secara detail, semua bermotifkan Kama Sutra. Hasil karya yang sangat bagus?!

Namun jika anda berharap bahwa pasangan anda membawa anda ke ranjang tersebut dan mencoba beberapa adegan seks yang terdapat di motif ukiran tsb, anda terlebih dahulu harus mengeluarkan kocek sebesar 75.000 dolar untuk memiliki ranjang tersebut.
Ranjang Erotis

  ranjang
erotis
ranjang erotis
ranjang erotis
ranjang
ranjang erotis
bentuk ranjang
ranjang erotis
ranjang
erotis
kamasutra
Bagaimana, Apakah Anda Tertarik untuk membeli Ranjang Erotis tsb?
[sumber;adaadasaja.net]

Diet Paling unik Sepanjang Sejarah

Diet Terunik Sepanjang Sejarah

Saat ini berkembang berbagai macam jenis diet, mulai dari diet protein tinggi, diet makanan bayi, diet karbohidrat, hingga diet golongan darah. Sebenarnya, program diet sudah ada sejak era 1700-an. Beragam cara dilakukan untuk mendapatkan berat badan ideal termasuk cara-cara ekstrim.
Berikut 15 diet Terunik sepanjang sejarah, seperti dikutip dari Womans Day.

1. 1727: Menghindari tinggal di sekitar rawa. Pada 1727, Thomas Short menulis risalah yang berjudul 'The Causes and Effects of Corpulence'. Untuk membuat tulisan tersebut Short melakukan observasi dan berkesimpulan, orang yang tinggal di sekitar rawa, cenderung bertubuh gemuk. Ia merekomendasikan orang harus memilih dan pindah ke tempat yang kering untuk menghindari efek samping dari rawa.

2. 1800an : Histeria kelaparanSelama paruh kedua abad ke-19, suatu bentuk "Anorexia Victoria" adalah hal yang dilakukan di kalangan kelas menengah dan aristokrasi di Eropa Barat. Orang-orang sengaja membuat lapar dirinya sendiri untuk hidup sesuai dengan ide Victoria, yang berhubungan dengan kemurnian spiritual dan feminitas.

3. 1820: Diet cuka Seorang penyair bulimia dan anokreksia, Lord Byron mempopulerkan diet cuka pada 1820an. Niatnya adalah untuk membersihkan rancun dalam tubuh dengan meminum cuka dan air setiap hari. Tetapi, yang terjadi adalah ia muntah dan terkena diare, dan tak heran jika berat badannya menurun.

4. 1903: Mengunyah tanpa menelan
Seorang kurator seni asal San Francisco, Horace Fletcher terkenal sebagai 'The Great Masticator', setelah ia kehilangan 40 pon berat badannya. Hal itu karena ia mengunyah makanan dan tidak menelannya. Pola makan Fletcher, ia mengunyah setiap makanan sebanyak 32 kali (satu untuk setiap gigi), lalu memuntahkannya. Ia melakukannya dengan logika, tubuh akan menyerap nutrisi yang dibutuhkan tanpa harus bertambah bobot berat badan.

5. 1925: Diet Rokok
Sulit memang membayangkan iklan rokok mempromosikan kehidupan yang sehat. Tetapi, pada 1920an, beberapa perusahaan rokok di Amerika Serikat, mempromosikan produk rokok dengan menonjolkan kelebihan 'bisa menghilangkan nafsu makan'.

6. 1928: Diet daging mentah
Seorang pengembara benua Arktik, Vilhjalmur Stefansson, mempromosikan bahwa diet versi ekstrim yang dilakukan suku Atkin cukup efektif. Setelah tinggal di tundra utara, Stefánsson takjub melihat betapa sehatnya orang Inuit, yang hidup di Arktik, meskipun makan ikan mentah dan lapisan lemak ikan paus, tanpa mengonsumsi buah atau sayuran.
Stefánsson begitu tertarik pada diet tersebut dan mengklaim dia telah melakukannya sendiri dan membuktikan efektivitasnya. Ia lalu memeriksakan diri ke New York Bellevue Hospital, di mana oleh dokter dipantau kesehatannya selama beberapa bulan. Setelah observasi, dia dinyatakan sehat.

7. Awal 1930an: Sabun pelangsing
Cuci dan hilangkan lemak di kamar mandi? Walaupun kedengarannya mustahil, sabun pelangsing cukup populer pada 1930an, di Amerika Serikat. Produk sabun berlabel 'Fatoff', 'Fat-O-NO' dan 'La-Mar Reducing Shop', berhasil menipu para wanita untuk membeli. Meskipun perusahaan sabun tersebut mengklaim bisa mengurangi lemak, tetapi produk-produk itu sebenarnya seperti sabun mandi biasa.

8. 1954: Diet cacing
Ketika orang tahu bahwa cacing parasit yang hidup di usus, menghisap nutrisi dan menyebabkan kehilangan berat badan, ada beberapa orang yang jusru memanfaatkannya. Beberapa orang mulai menelan kista cacing pita (cacing pita bayi) untuk bisa makan banyak tanpa harus pusing memikirkan berat badan. Namun, diet ini sempat menuai kontroversi, karena ada fakta menyeramkan tentang cacing tersebut. Cacing itu dapat tumbuh hingga 25 kaki, sehingga bisa menyebabkan kejang, meningitis atau demensia.

9. 1960an: Diet tidur
Tidur dilakukan untuk menekan nafsu makan dan menurunkan berat badan. Itulah ide di belakang 'The Sleeping Beauty Diet', yang dipopulerkan pada 1960-an. Pengikut diet ini seperti Elvis Presley, menurunkan berat badan dengan tidur dalam waktu lebih dari 8 jam tiap harinya.

10. 1961: Tidak menghitung kalori
Herman Taller, MD, menyatakan tidak perlu untuk menghitung kalori saat makan, selama Anda menghindari karbohidrat dan mengonsumsi makanan mengandung lemak tinggi dan protein. Caranya, Anda harus mencuci bahan makanan dengan 80 gram minyak nabati tak jenuh ganda, yang tersedia dalam pil yang dijual Taller.
Teorinya, ketika dikonsumsi bersamaan, minyak dan protein bisa meluruhkan lemak, yang mengakibatkan penurunan berat badan hingga 30 kg dalam delapan bulan. Tapi, Taller mendapat masalah dengan hukum ketika ia menggunakan bukunya untuk mempromosikan sebuah label minyak tertentu, dan pada 1967 ia dihukum atas penipuan dan konspirasi.

11. 1970san : Diet Prolinn Pada 1970-an, Roger Linn, MD, merekomendasikan tidak perlu makan apapun kecuali 'cairan ajaib' yang disebut Prolinn. Prolinn terdiri dari tanduk hewan tanah, kuku, kulit, urat, tulang dan bagian lainnya yang diberikan rasa buatan, warna dan enzim, agar menjadi cair. Minuman ini mengandung 400 kalori dan tanpa gizi. Diet ini memang bisa bikin tubuh langsing dengan cepat, tapi setidaknya 58 orang yang mencoba diet ini, terkena penyakit jantung.

12. 1980-2000an: Diet udara Diet ini mengharuskan hidup hanya dengan udara. Breatharians (pengikut diet ini) percaya bahwa ketika manusia menemukan arti paling murni di dunia, mereka tidak lagi membutuhkan makanan, air atau tidur. Seorang wanita Australia bernama Jasmuheen, mengaku sebagai Breatharian, dan mencoba untuk membuktikannya. Tapi, pembuktian dibatalkan setelah empat hari, ketika ia sedang berpidato pupil matanya membesar dan ia mengalami dehidrasi akut.

13. 2000an: Diet kacamata biru. Pernah memperhatikan bagaimana logo makanan cepat saji menggunakan warna merah dan kuning dalam logo mereka dan restoran? Mereka mengatakan kedua warna itu merangsang nafsu makan. Sebaliknya, warna biru bisa digunakan untuk menekan nafsu makan. Sebuah perusahaan Jepang menggunakan informasi ini untuk menciptakan sepasang kacamata dengan lensa diet berwarna biru. Cara ini dianggap bisa mengubah makanan yang tampak menggiurkan, menjadi tidak menarik, sehingga mengurangi keinginan Anda untuk makan.

14. 2000an: Diet akunpunktur. Praktik akupunktur pada tulang rawan bagian dapat menekan nafsu makan Anda. Hal itu berdasarkan aurikularis akupunktur, suatu bentuk penyembuhan terapi Cina, ketika jarum sengaja dipasang di telinga sampai satu minggu. Dengan cara itu, tubuh akan beradaptasi dan diet lebih efektif.
Para pendukung metode ini mengatakan dengan merangsang titik tekanan di telinga bisa mengendalikan nafsu makan. Metode penurunan berat badan ini belum terbukti efektif, dan dapat menyebabkan berbagai efek samping berbahaya, seperti infeksi serius.

15. 2000an: Diet bola kapas Siapa yang butuh makanan ketika dapat kenyang dengan mengonsumsi bola kapas yang rendah kalori. Itulah yang diungkapkan penggemar diet ini. Beberapa orang memakannya dalam keadaan kering, tetapi ada juga yang mencelupnya dalam gelatin sehingga mudah dikonsumsi. Menurut pecinta diet kapas, perut terasa kenyang dan tubuh tidak gemuk. Kapas memang mengandung serat tinggi, tetapi itu bukan jenis kebutuhan serat manusia.

[sumber;unknown-mboh.blogspot.com]

Senin, 29 Oktober 2012

Cara Membesarkan Pantat Secara Alami

Bagaimana Cara Membesarkan Pantat Secara Alami ?

Banyak orang sepakat bahwa pantat yang besar adalah menarik. Membesarkan pantat secara alami adalah sangat mungkin melalui latihan-latihan yang berfokus pada pembesaran pantat, diet dan perubahan gaya hidup lainnya. Dalam artikel ini anda akan mengetahui bagaimana membuat pantat anda lebih besar dan lebih kencang dibanding sebelumnya. Tentu saja anda akan meraih kepercayaan diri dalam hal penampilan dan kecantikan.
cara Membesarkan Pantat

Berikut ini adalah instruksi-instruksi yang harus anda jalani Untuk Membesarkan Pantat Secara Alami :

1. Mulailah melakukan latihan-latihan yang berfokus pada otot pantat, paha dan area pinggul.

Tiga bentuk latihan terbaik untuk itu adalah squats, lunges dan step-ups.

Squats :
Squats adalah latihan yang sederhana dan sangat mudah untuk dilakukan. Berdirilah dengan kaki terbuka, sedikit lebih lebar dibanding bahu anda. Jagalah kepala dan punggung tetap lurus, tekuk lutut anda sampai paha sejajar dengan lantai. Jangan biarkan lutut anda lebih panjang dibanding jari kaki. Tahan sebentar kemudian luruskan kaki anda lagi.

Lakukan sebanyak 3 set yang masing-masing terdiri dari 10 sampai 15 kali pengulangan dengan tiga sampai lima menit periode istirahat di antaranya. Untuk hasil yang lebih optimal, peganglah barbel di tangan anda saat melakukan squats.

Lunges :
Pada posisi berdiri, posisikan kedua kaki menghadap ke depan selebar bahu. Setelah itu langkahlah salah satu kaki anda kira-kira sepanjang satu meter tergantung panjang kaki dan kekuatan kaki anda. Jagalah tubuh anda tegak lurus dan tekuk lutut ke depan sejauh yang anda bisa, atau sampai paha sejajar dengan tanah. Lutut kaki belakang akan menyentuh tanah. Dengan menggunakan otot paha kaki depan, angkat tubuh anda kembali ke posisi semula. Ulangi dengan kaki berikutnya yang melangkah ke depan. Lakukan tiga set yang masing-masing terdiri dari 10 sampai 15 kali pengulangan dengan tiga sampai lima menit periode istirahat di antaranya. Anda pun bisa sambil memegang barbel untuk lebih memberi beban pada otot paha dan pantat anda.

Harmstring curls :
Anda dapat menggunakan peralatan yang ada di tempat kebugaran atau bisa juga dilakukan di rumah. Ikatkan beban di kedua pergelangan kaki anda dengan posisi berdiri menghadap ke tembok atau suatu benda yang bisa dijadikan pegangan untuk anda, seperti bagian belakang kursi. Perlahan-lahan angkat satu kaki ke arah belakang sampai setinggi paha anda. Tahan sebentar kemudian turunkan kaki anda secara perlahan-lahan juga. Lakukan tiga set yang masing-masing terdiri dari 10 sampai 15 kali pengulangan dengan tiga sampai lima menit periode istirahat di antaranya.

Latihan-latihan tersebut dapat membantu membesarkan dan mengencangkan pantat anda serta membentuk bagian belakang tubuh lebih indah.

Latihan-latihan lainnya yang disarankan adalah berjalan kaki, bersepeda dan berenang. Lakukan selama minimal 15 menit.

2. Aturlah berat badan anda dengan mengkonsumsi makanan rendah lemak dan tingkat protein tinggi.

Pola diet yang benar akan membantu anda mendapatkan berat badan ideal termasuk dalam membuat pantat anda lebih besar. Mengkonsumsi protein akan membantu pembentukan otot termasuk otot pantat anda. Perlu dicatat bahwa perubahan pola makan anda harus selaras dengan kesehatan pribadi anda, sehingga setiap perubahan gaya hidup drastis seharusnyahanya dilakukan di bawah pengawasan seorang profesional kesehatan atau dokter.

3. Pertimbangkanlah bagaimana pakaian anda akan mengangkat atau sebaliknya menyembunyikan pantat Anda.

Persepsi anda atau orang lain tentang ukuran pantat anda sangat berpengaruh dalam hal ini. Kenakanlah pakaian yang pas dengan ukuran pantat anda. Jika anggaran anda memungkinkan, mintalah seorang konsultan untuk merekomendasikan pakaian yang cocok untuk anda.

Jika anda tidak sabar ingin segera membesarkan pantat anda, ya tidak ada cara lain anda harus melakukan operasi plastik pada pantat anda. Ada 2 cara yang biasa dilakukan, yaitu menyuntikkan sel lemak ke dalam pantat anda dan cara kedua dengan memasang implant. Tentu saja biayanya tidak murah sehingga anda harus bersiap-siap menguras kantong.
[sumber;adaadasaja.net]

Cara Mengidentifikasi Aliran Sesat

Bagaimana Cara Mengidentifikasi Aliran Sesat?

Aliran Sesat” yang dimaksud dalam tulisan ini adalah istilah khas dari kaum muslimin Indonesia untuk sebuah kelompok agama atau pemikiran yang menyatakan diri bagian dari Islam tetapi menyimpang dari Islam. Dikatakan sebagai “istilah khas” karena memang istilah ini bukan istilah resmi keagamaan Islam yang diturunkan dari al-Qur`an dan hadits.Pengertian “sesat” dalam al-Qur`an dan hadits berbeda dengan pengertian “sesat” dalam istilah “aliran sesat” yang dimaksud tulisan ini. Pengertian “sesat” dalam al-Qur`an dan hadits mencakup semua jenis penyimpangan dari jalan yang lurus, baik dalam level kecil atau besar, disengaja atau tidak disengaja.[1] Sementara pengertian “sesat” dalam istilah “aliran sesat” adalah penyimpangan dari dasar-dasar Islam (ushuluddin) yang dirumuskan oleh MUI ke dalam 10 kriteria Aliran Sesat, yaitu:

  1.     Mengingkari salah satu rukun iman dan rukun islam
  2.     Meyakini atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan dalil syar’i
  3.     Meyakini turunnya wahyu sesudah al-Qur`an
  4.     Mengingkari otentisitas dan kebenaran al-Qur`an
  5.     Menafsirkan al-Qur`an tidak berdasar kaidah-kaidah tafsir
  6.     Mengingkari kedudukan hadits Nabi sebagai sumber ajaran Islam
  7.     Menghina, melecehkan, dan/atau merendahkan Nabi dan Rasul
  8.     Mengingkari Nabi Muhammad saw sebagai Nabi dan Rasul terakhir
  9.     Mengubah, menambah, dan mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syari’at
  10.     Mengafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i.[2]

Rumusan yang dikeluarkan oleh MUI tersebut tentu bukan rumusan langsung yang diturunkan dari ayat al-Qur`an atau hadits Rasulullah saw. Sebab, sampai saat ini belum ditemukan ayat al-Qur`an dan hadits Rasulullah saw yang langsung menunjuk kesepuluh kriteria tersebut sebagai aliran sesat. Kesepuluh kriteria aliran sesat di atas hanya merupakan “fatwa” yang pastinya didasarkan pada penelitian lapangan terkait fenomena penyimpangan keberagamaan umat Islam Indonesia yang kemudian dirujukkan pada dalil-dalil naqli(al-Qur`an-hadits)yang ada.

Maka dari itu jangan heran kalau kemudian ditemukan rumusan kriteria aliran sesat yang berbeda dengan yang telah dikeluarkan MUI di atas. Bisa lebih banyak, lebih sedikit, atau mungkin sama tetapi dengan point-point yang berbeda. Contohnya, kriteria serupa yang dikeluarkan oleh Syaikh ‘Abdul-‘Aziz ibn ‘Abdillah ibn Baz perihal nawaqidlul-Islam (hal-hal yang membatalkan Islam), yaitu:

    Syirik dalam ibadah. Contohnya berdo’a dan beristighatsah kepada orang yang sudah meninggal, bernadzar dan menyembelih sembelihan untuk mereka. Dalilnya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya(QS. an-Nisa` [4] : 48 dan 116) dan Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun (QS. al-Ma`idah [5] : 72)
    Membuat perantara antara dirinya dan Allah, lalu berdo’a, memohon syafa’at dan bertawakkal kepada perantara tersebut. Ini sudah ijma’ termasuk kufur.
    Tidak mengkafirkan orang-orang musyrik atau ragu akan kekufuran mereka atau membenarkan madzhab mereka.
    Meyakini bahwa petunjuk selain Nabi saw lebih sempurna daripada petunjuk Nabi saw, atau hukum yang lain lebih baik dari hukum Nabi. Seperti orang-orang yang lebih mengutamakan hukum-hukum Thaghut, mereka jelas kafir.
    Membenci ajaran Rasul saw meskipun ia mengamalkannya, ini termasuk kufur. Dalilnya: Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al-Qur’an) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka(QS. Muhammad [47] : 9).
    Mempermainkan sebagian ajaran Islam, termasuk tentang pahala dan siksa Allah swt. Ini termasuk kufur. Dalilnya: Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman(QS. at-Taubah [9] : 65-66).
    Sihir dan sejenisnya. Orang yang mempraktikannya atau menyetujuinya termasuk kafir. Dalilnya: Sedang keduanya (Harut dan Marut) tidak mengajarkan (semacam sihir) kepada seorang pun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”(QS. al-Baqarah [2] : 102).
    Mendukungdan membantu kaum musyrikin yangmemerangi kaum muslimin. Dalilnya: Barang siapa di antara kamu mengambil mereka (Yahudi dan Kristen) menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim(QS. al-Ma`idah [5] : 51).
    Meyakini bahwa sebagian orang boleh keluar dari sebagian syari’at Muhammad saw, ini termasuk kufur. Dalilnya: Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi(QS. Ali ‘Imran [3] : 85).
    Berpaling dari agama Allah, tidak mempelajarinya dan mengamalkannya. Dalilnya: Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa(QS. as-Sajdah [32] : 22).

Perbedaan rumusan dari Syaikh Ibn Baz dengan MUI di atas tentu bukan disebabkan al-Qur`an dan haditsnya berbeda, tetapi lebih disebabkan oleh fakta lapangan yang ditemukan oleh kedua ulama di atas yang berbeda, sehingga menghasilkan “fatwa” yang berbeda.[3] Diduga kuat kesepuluh kriteria kebatalan Islam yang dikeluarkan oleh Syaikh Ibn Baz dilatarbelakangi oleh fakta penyimpangan keberagamaan di Arab Saudi yang didominasi oleh syirik dan pengabaian terhadap syari’at, juga oleh latar belakang madzhab Syaikh Ibn Baz yang Hanbali/ahlul-hadits dan cenderung bersikap sangat keras terhadap orang-orang musyrik. Hal yang sama tidak terjadi pada MUI yang umatnya (umat Islam Indonesia) memang masih banyak yang hidup dengan ke-jahiliyyah-an syirik, meski tidak berarti MUI menyetujui kemusyrikan. Terlebih,untuk kasus Indonesia, masih banyak ikhtilaf terkait praktik-praktik yang dikategorikan syirik antara kelompok yang diwakili oleh NU dan kelompok yang diwakili oleh Persis. Maka dari itu, MUI rupanya mengambil langkah aman dengan merumuskan kriteria pada hal-hal yang disepakati oleh umat Islam Indonesia. Hal yang sebaliknya juga berlaku pada Syaikh Ibn Baz yang tidak menyinggung tentang otentisitas al-Qur`an dan tafsir sebagai bagian dari kriteria aliran sesat yang dirumuskannya. Bukan berarti Syaikh Ibn Baz menyetujui penyimpangan dalam dua hal tersebut, melainkan disebabkan fenomena tersebut belum muncul di Arab Saudi ketika fatwa ini dikeluarkan.[4]


Aliran Sesat dalam Tinjauan Khabar[5]

Dalam khabar sendiri, khususnya hadits Nabi saw, setidaknya ada beberapa pedoman yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi aliran sesat, yaitu:

Pertama, tidak menjadikan al-Qur`an dan sunnah[6] sebagai rujukan utama. Di antara hadits yang dengan jelas menginformasikannya adalah:

Dari Ibn ‘Abbas, bahwasanya Rasulullah saw berkhutbah kepada jama’ah haji wada’: “Sungguh setan sudah putus asa untuk disembah di negeri kalian, tetapi ia masih rela ditaati dalam hal lain yakni amal-amal yang hina. Maka berhati-hatilah hai manusia. Sungguh aku telah tinggalkan di tengah-tengah kalian perkara yang kalian berpegang teguh padanya maka kalian tidak akan tersesat selamanya, yaitu kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya.[7]

Dalam riwayat lain, Nabi saw menegaskan bahwa sebaik-baiknya petunjuk dan arahan adalah kitab Allah (al-Qur`an) dan petunjuk Nabi-Nya (sunnah), sementara sejelek-jeleknya urusan dalam agama adalah penyimpangan dari kitab Allah dan petunjuk Nabi-Nya tersebut karena terjebak pada bid’ah.[8]

Dari Jabir ibn ‘Abdillah, ia berkata: Rasulullah saw apabila berkhutbah memerah matanya, tinggi suaranya, dan keras marahnya, sampai seolah-olah beliau komandan pasukan yang berkata: Bersiagalah! Bersiagalah! Beliau bersabda: “Antara aku diutus dan kiamat seperti ini.” Beliau menyandingkan antara jari telunjuk dan tengahnya. Beliau bersabda lagi: “Amma ba’du, sesungguhnya sebaik-baiknya berita adalah kitab Allah, sebaik-baiknya petunjuk adalah petunjuk Muhammad, sejelek-jeleknya perkara adalah muhdatsah (perkara baru yang dibuat-buat), dan setiap bid’ah adalah sesat.”[9]

Masuk dalam kelompok ini semua aliran yang tidak menjadikan al-Qur`an dan sunnah sebagai rujukan utamanya, baik itu dari ahli bid’ah yang sampai kafir seperti Syi’ah, Ahmadiyah, Zindiq(atheis), ataupun yang tidak sampai kafir seperti kaum muslimin yang masih mempraktikkan ritual-ritual peribadatan yang tidak ada dalam sunnah.Demikian juga aliran-aliran yang menolak atau sekadar meragukan sebagian sunnah (inkar-sunnah).[10]

Kedua, mengingkari salah satu rukun iman di antaranya mengingkari taqdir Allah swt. Aliran ini sudah muncul dari sejak zaman shahabat. Dua orang tabi’in; Yahya ibn Ya’mar dan Humaid ibn ‘Abdirrahman pernah mengadukannya kepada ‘Abdullah ibn ‘Umar sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim berikut ini:

Dari Yahya ibn Ya’mar, ia berkata: Orang yang pertama kali mempermasalahkan qadar di Bashrah adalah Ma’bad al-Juhani. Maka ketika aku dan Humaid ibn ‘Abdirrahman al-Himyari ibadah haji/umrah, kami berbincang-bincang: “Kalau kita bertemu dengan salah seorang shahabat Rasulullah saw kita tanyakan kepadanya tentang permasalahan qadar.” Maka kebetulan kami dipertemukan dengan ‘Abdullah ibn ‘Umar ibn al-Khaththab yang sedang masuk masjid. Aku dan sahabatku pun menghampirinya, aku di sebelah kanan dan sahabatku di sebelah kiri. Karena aku yakin sahabatku akan mewakilkan pertanyaan kepadaku, maka aku pun bertanya: “Wahai Abu ‘Abdirrahman (panggilan Ibn ‘Umar), sungguh telah tampak di tengah-tengah kita sekelompok orang yang membaca al-Qur`an dan memperdalam ilmu—ia pun panjang lebar menjelaskan sifat mereka—tapi mereka berkeyakinan bahwa qadar itu tidak ada, dan sungguh semua urusan itu baru, tanpa permulaan.” Ibn ‘Umar menjawab: “Jika kamu bertemu dengan mereka beritahukan kepada mereka bahwasanya aku berlepas diri dari mereka, dan mereka pun berlepas diri dariku. Demi Zat yang disumpahi oleh ‘Abdullah ibn ‘Umar (Allah), kalau saja seandainya salah seorang di antara mereka mempunyai tumpukan emas sebesar gunung uhud lalu menginfaqkannya, Allah tidak akan menerimanya sehingga orang tersebut beriman kepada qadar.” Kemudian Ibn ‘Umar berkata: “Ayahku, ‘Umar ibn al-Khaththab, telah menyampaikan hadits kepadaku…”[11]

Hadits yang disampaikan Ibn ‘Umar di atas mengindikasikan bahwa penyimpangan sedikit saja dari dasar-dasar agama (iman, islam dan ihsan/rukun iman dan rukun islam) merupakan bentuk penyimpangan dari agama Islam itu sendiri. Atau dengan kata lain sudah termasuk aliran sesat.

Ketiga, mengingkari salah satu rukun islam, di antaranya meninggalkan shalat dan menolak membayar zakat. Berkaitan dengan meninggalkan shalat, Rasul saw sudah mengingatkan:

Sesungguhnya yang membedakan antara seseorang dan syirik juga kufur adalah meninggalkan shalat.[12]

Ikatan yang membedakan antara kita dan mereka adalah shalat. Siapa yang meninggalkannya, maka ia kafir.[13]

Sementara penolakan untuk membayar zakat, pertama kali terjadi secara terang-terangan pada zaman Abu Bakar ra. Dialog berikut ini memberikan gambarannya:

Abu Hurairah berkata: Tatkala Rasulullah saw wafat lalu Abu Bakar jadi khalifah, dan kembali kafir orang-orang Arab yang kafir, ‘Umar berkata: “Bagaimana mungkin anda memerangi orang-orang tersebut padahal sungguh Rasulullah saw pernah bersabda: “Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka mengatakan La Ilaha illal-’Llah. Siapa yang mengatakannya, maka ia telah menjaga harta dan jiwanya dariku kecuali dengan sebab haqnya. Sedangkan hisabnya diserahkan kepada Allah.” Maka Abu Bakar berkata: “Demi Allah, aku akan memerangi orang yang memisahkan antara shalat dan zakat, karena sesungguhnya zakat itu hak harta. Demi Allah, kalau seandainya mereka menahan dariku satu ekor anak kambing betina yang biasa mereka setorkan kepada Rasulullah saw, tentu aku akan memerangi mereka disebabkan hal itu.” ‘Umar lalu berkata: “Demi Allah, tidaklah Abu Bakar itu, melainkan telah dilapangkan dadanya oleh Allah. Sehingga aku tahu bahwa itu benar.”[14]

Keempat,mengamalkan syirik. Ini masih termasuk pada penyimpangan rukun iman/islam tepatnya iman kepada Allah swt/syahadat la ilaha illal-‘Llah. Masuk dalam point ini praktik-praktik sinkretisme; mencampuradukkan ibadah Islam dengan non-Islam.

Dari Abu Waqid al-Laitsi, saat Rasulullah saw pergi ke Hunain, beliau melintasi sebuah pepohonan kaum musyrikin bernama Dzat Anwath, orang-orang biasa menggantungkan persenjataan mereka di pohon itu. Kemudian para shahabat berkata: “Wahai Rasulullah, buatkan kami Dzat Anwath seperti milik mereka.” Lalu Nabi saw bersabda: “Subhaanallaah, ini seperti yang dikatakan kaum Musa: Buatkan kami ilah seperti ilah-ilah mereka. Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian akan melakukan perilaku-perilaku orang sebelum kalian.”[15]

Kelima, mengaku sebagai nabi atau meyakini adanya nabi sesudah Nabi Muhammad saw.

Dari Nu’aim, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda kepada dua orang utusan Musailamah ketika mereka membacakan surat dari Musailamah: “Bagaimana keyakinan kalian?” Mereka menjawab: “Kami meyakini pengakuan Musailamah.” Rasul saw menjawab: “Demi Allah, seandainya utusan tidak boleh dibunuh, pasti aku penggal leher kalian.”[16]

Dalam riwayat lain, Nabi saw dengan tegas menyatakan bahwa siapa saja yang mengaku sebagai nabi sesudah beliau saw, pasti ia seorang pendusta dengan gelar “Dajjal”[17].

Tidak akan terjadi kiamat sehingga berdatangan Dajjal-dajjal pendusta, kurang lebih 30 orang. Mereka semuanya mengaku bahwa diri mereka adalah rasul Allah.[18]

Keenam, mengkafirkan (takfir) sesama muslim. Dalam ajaran Islam persoalan ini tidak bisa dianggap sepele karena akan mendatangkan konsekeunsi hukum lanjutan seperti haram nikah dan waris, termasuk menjadi halal darah dan hartanya dalam situasi perang. Rasul saw sudah mengingatkan:

Siapa saja yang menyebut kepada saudaranya: Hai Kafir, maka sungguh telah kena hal itu kepada salah seorang dari mereka. Jika memang benar apa yang dikatakan itu, maka benar, dan jika tidak, maka kekafiran itu kembali pada yang mengatakannya.[19]

Jika baru hanya tanda-tandanya saja yang mengarah pada kekafiran, dan belum terbukti benar bahwa ia sudah terang-terangan menyatakan kafir, maka vonis kafir pun tetap haram untuk dinyatakan.

‘Itban berkata:Orang-orang dari satu kampung berkumpul di rumah, jumlah mereka banyak. Lalu ada seseorang bertanya: “Di mana Malik ibnud-Dukhaisyin (ibnud-Dukhsyun)?” Dijawab oleh sebagian orang: “Dia orang munafiq yang tidak mencintai Allah dan Rasul-Nya.” Maka Rasulullah saw bersabda: “Kamu jangan berkata seperti itu. Bukankah kamu sudah pernah melihatnya mengatakan La ilaha illal-’Llah sembari berharap bisa berjumpa Allah.” Orang itu menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu. Akan tetapi kami melihat wajahnya dan perhatiannya cenderung kepada orang-orang munafiq.” Rasul menimpali: “Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi mereka yang mengucapkan La ilaha illal-’Llah sembari berharap bisa berjumpa Allah.“[20]

Rasul saw pernah memarahi Usamah ibn Zaid atas sikap cerobohnya “memvonis kafir” kepada seorang musuh yang mengucapkan la ilaha illal-‘Llah, dan kemudian Usamah membunuhnya. Padahal sabda Nabi saw, dalam tahap awal, ketika seorang musuh mengucapkan la ilaha illal-‘Llah,ikrarnya tersebut harus diakui dan jangan dinilai kafir sehingga kemudian dibunuh juga.

Usamah ibn Zaid berkata: Rasulullah saw pernah mengutus kami ke Huraqah. Maka kami menunggu waktu pagi lantas kami menyerang mereka. Aku dan seorang pria Anshar bertemu dengan seorang laki-laki dari pihak musuh. Ketika kami mengepungnya ia berkata ‘La ilaha Illal-’Llah’. Pria Anshar itu lalu menahan diri, tapi aku menikamnya dengan tombakku sampai membunuhnya. Tatkala kami datang dan sampai berita itu kepada Nabi saw, beliau menegurku: “Hai Usamah, kau berani membunuhnya sesudah ia mengucapkan ‘La ilaha Illal-’Llah’?”Aku menjawab: “Ia hanya berdalih untuk berlindung diri.” Tapi Nabi terus-terusan mengulangi pertanyaan tersebut sampai aku berangan-angan seandainya saja aku belum masuk Islam sebelum hari itu (saking takutnya dengan kemarahan Rasulullah saw).[21]

Dalam al-Qur`an, Allah swt juga sudah lebih dahulu mengingatkan:

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan “salam” kepadamu: “Kamu bukan seorang mukmin” (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.[22]

Dalam hal ini maka tabayyun (klarifikasi) berdasarkan ilmu mutlak diperlukan. Kepada orang yang zhahirnya kafir lalu bersyahadat saja tidak boleh disebut kafir, apalagi kepada orang-orang yang memang dari asalnya sudah Islam;haram memvonis kafir kepada mereka.

Maka dari itu, para ulama sudah sangat berhati-hati dalam urusan takfir ini dengan selalu membagi pengertian kufur pada dua bagian; kufur akbar dan kufur ashghar. Hal yang sama juga berlaku pada pengertian syirk, nifaq, dan bid’ah (mukaffirah dan ghair mukaffirah). Tidak berarti setiap vonis kafir, syirk, nifaq, dan bid’ah yang ditemukan dalam hadits otomatis merupakan vonis kafir dalam makna keluar dari Islam (khuruf ‘anil-millah).[23]

Ketujuh, khuruj (separatisme). Bentuknya bisa memberontak kepada Pemimpin Muslim(imam) atau menebar terorisme di tengah-tengah umat Islam.Dalam berbagai riwayat diketahui bahwa penyebab khuruj ini adalah ketidaksabaran kepada pemimpin muslim dan atau terlalu ekstrem menilai muslim yang berbeda pendapat dengannya sebagai kafir.

Barang siapa yang tidak menyukai dari pemimpinnya sesuatu hal, maka bersabarlah. Karena sesungguhnya orang yang keluar dari sulthan (pemerintahan) sejengkal saja, lalu ia mati, maka matinya seperti mati jahiliyyah.[24]

Barang siapa yang melihat dari pemimpinnya sesuatu yang tidak disukainya, maka bersabarlah. Karena sesungguhnya orang yang memecah belah al-Jama’ah sejengkal saja, lalu ia mati, maka matinya seperti mati jahiliyyah.[25]

Berdasarkan dua hadits di atas, setiap orang harus bersabar dalam menghadapi pemimpinnya dan tidak boleh khuruj (keluar, menyimpang, dan memberontak) darinya. Kelompok pertama yang berani keluar dari pemerintahan Islamini dikenal dalam sejarah dengan nama khawarij.[26]Mereka dengan terang-terangan mencabut bai’at dan memberontak kepada imam. Terhadap kelompok seperti itu, oleh karenanya Nabi saw tidak memberikan toleransi.

Barang siapa yang melepaskan tangan dari ketaatan, ia akan bertemu Allah pada hari kiamat dalam keadaan tidak mempunyai hujjah. Dan siapa yang mati dengan tidak ada bai’at di lehernya, maka matinya seperti mati jahiliyyah.[27]

Siapa saja yang datang kepada kalian, di saat urusan kalian ada dalam seorang pemimpin, sedangkan ia hendak mematahkan tongkat kalian atau memecah belah kesatuan kalian, maka bunuhlah ia.[28]

Khusus terkait khawarij yang sampai berani mengkafirkan para shahabat, juga menebar teror di kalangan kaum muslimin dengan membunuh muslim yang menurut mereka sudah kafir, Ibn ‘Umar memberikan komentar:

Dari Abdullah bin Umar ketika ia menceritakan tentang Haruriyyah,[29] ia manyatakan,Nabi saw bersabda: “Mereka keluar dari Islam, sebagaimana anak panah keluar dari busurnya.”[30]

Abu Salamah dan ‘Atha pernah secara khusus datang kepada shahabat Abu Sa’id untuk bertanya tentang Haruriyyahini.

Dari Abu Salamah dan ‘Atha’ ibn Yasar bahwasanya keduanya pernah mendatangi Abu Sa’id Al-Khudri dan menanyainya tentang Haruriyyah: “Apakah engkau mendengar riwayat dari Nabi saw?” Ia mengatakan: “Saya tidak tahu menahu tentang Haruriyyah. Hanyasaja aku mendengar Nabi saw bersabda; “Akan muncul di kalangan umat ini -dan ia tidak mengatakan dari umat ini- suatu kaum yang kalian akan meremehkan shalat kalian bila dibandingkan dengan shalat mereka, mereka membaca al-Qur`an namun tidak melewati kerongkongan atau tenggorokan mereka, mereka keluar dari agama sebagaimana anak panah keluar dari busurnya, lantas sang pelempar melihat anak panahnya, mata panahnya hingga kain panahnya, hingga seolah-olah anak panah itu keluar dalam tempat senar, apakah ada darah yang menempel?”[31]

Penyebab Kesesatan

Nabi Muhammad saw sudah menginformasikan bahwa menjelang kiamat yang sudah dekat ini akan banyak kebodohan karena hilangnya ilmu. Ilmu hilang ditandai dengan banyaknya ulama yang wafat, sehingga kemudian muncullah para tokoh agama yang bodoh terhadap agama yang berfatwa tanpa ilmu. Dari sinilah, sabda Nabi saw, awal merebaknya kesesatan dan penyesatan (dlal mudlil). Informasi dari Nabi saw tersebut merupakan pertanda yang jelas bahwa kesesatan dan penyesatan (dlal mudlil) yang mengatasnamakan agama penyebabnya adalah kesesatan dalam masalah ilmu yang ditandai dengan dijadikannya orang-orang yang tidak otoritatif sebagai rujukan ilmu.

Di antara tanda-tanda permulaan kiamat adalah dicabutnya ilmu, kokohnya kebodohan, diminumnya khamer, dan terang-terangannya perzinahan.[32]

Di antara tanda-tanda permulaan kiamat adalah sedikitnya ilmu, terang-terangannya kebodohan, terang-terangannya perzinahan, banyaknya wanita dan sedikitnya laki-laki, sehingga bandingannya 50 wanita seorang lelaki.[33]

Dua hadits di atas mengaitkan antara ilmu-kebodohan dengan kemaksiatan. Sebuah pertanda bahwa ilmu yang dimaksud bukan ilmu sains dan ilmu-ilmu sosial, sebab ilmu-ilmu ini semakin bertambah hari semakin berkembang, tetapi ilmu yang dimaksud adalah yang mampu menangkal kemaksiatan dan dekadensi moral. Demikian juga, kebodohan yang dimaksud bukan berarti keterbelakangan dari iptek dan ilmu sosial lainnya, melainkan kebodohan yang membawa pada dekadensi akhlaq. Jelas sekali bahwa ilmu yang dimaksud adalah ilmu-ilmu fardlu ‘ain (dasar-dasar aqidah, ibadah, dan akhlaq) dan kebodohan yang dimaksud adalah kebodohan dalam bidang ilmu fardlu ‘ain tersebut. Karena hanya ilmu inilah yang bisa membentuk karakter manusia seutuhnya; kuat aqidah, giat ibadah, dan terhormat akhlaq.

Tentang latar penyebab dan dampak dari hilangnya ilmu tersebut dijelaskan dalam hadits berikut:

Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu secara sekaligus dari hamba-hamba, melainkan mencabut ilmu dengan mencabut para ulama. Sehingga ketika tidak tersisa seorang ulama pun, orang-orang mengangkat tokoh-tokoh yang bodoh, mereka ditanya lalu memberi fatwa tanpa berdasar ilmu, akibatnya mereka sesat dan menyesatkan.[34]

Kuncinya terletak pada ulama atau tokoh otoritatif yang layak dijadikan sumber ilmu. Kewafatan ulama yang diisyaratkan Nabi Muhammad saw dalam hadits di atas memang belum 100% terjadi, dalam arti tidak ada seorang ulama yang benar satu pun yang tersisa di bumi. Akan tetapi isyarat dari Nabi Muhammad saw di atas itu pun merupakan pengajaran yang jelas bahwa siapa saja yang salah mengambil rujukan ilmu, maka itulah pangkal kesesatan. Aliran sesat akan muncul merebak di tengah-tengah masyarakat karena banyaknya kegiatan menimba ilmu tidak dari sumber ilmu yang otoritatif.

Ini semua mengindikasikan bahwa penyebab utama munculnya aliran sesat adalah kesesatan dalam ilmu yang ditandai dengan dijadikannya orang-orang yang tidak otoritatif sebagai rujukan ilmu.

Pertanyannya sekarang adalah bagaimana mengidentifikasi ilmu yang sesat itu?

Pertama, ilmu yang benar adalah ilmu yang didasarkan pada al-Qur`an dan hadits. Sebagaimana dijelaskan dalam berbagai hadits di atas, menyimpang dari keduanya adalah sebuah kesesatan.[35]

Kedua, ilmu yang benar itu sudah Nabi saw ajarkan kepada para shahabat dan para khalifah sesudahnya yang berpegang teguh pada petunjuk Nabi saw (khulafa rasyidin mahdiyyin).[36] Maka dari itu, sesudah al-Qur`an dan sunnah, mesti dirujuk pula bagaimana para shahabat dan khalifah rasyidin mempraktikkannya. Jika kemudian berbeda dengan yang diamalkan oleh para shahabat dan khalifah rasyidin, maka meski diakui sebagai ilmu yang diambil dari al-Qur`an dan sunnah, statusnya tetap sebagai sebuah kesesatan.[37]

Kalian mesti mengikuti sunnahku dan sunnah para khalifah yang mendapatkan hidayah dan petunjuk, peganglah ia dengan teguh dan gigitlah dengan gigi geraham. Dan jauhilah olehmu perkara yang dibuat-buat, karena setiap yang dibuat-buat itu adalah bid’ah, dan setiap bid’ah itu adalah sesat.[38]

Akan menimpa umatku apa yang pernah menimpa Bani Isra`il setahap demi setahap. Sampai jika ada di antara mereka yang menzinahi ibunya terang-terangan, maka akan ada juga di antara umatku yang berbuat itu. Sungguh Bani Isra`il terpecah pada 72 sekte, sementara umatku terpecah pada 73 sekte. Semuanya masuk neraka kecuali satu sekte saja.” Mereka bertanya, “Siapa dia wahai Rasulullah Saw?” Beliau menjawab, “Apa yang aku dan para shahabatku ada padanya.[39]

Ketiga, sunnah Nabi saw dan ijma’ dari para shahabat itu kemudian dilestarikan oleh generasi sesudahnya yang dikenal kemudian dengan sebutan ahlus-sunnah, untuk membedakannya dari ahlul-bid’ahyang mengabaikan sunnah dan ijma’ para shahabat.

Ibn Sirin berkata: Sesungguhnya ilmu ini (hadits) agama. Maka telitilah dari siapa kamu mengambil agamamu.[40]

Ibn Sirin berkata: Mereka tidak bertanya tentang isnad, tapi setelah terjadi fitnah (perang di antara sesama muslim) mereka berkata: Sebutkan kepada kami nama rijal-rijal (periwayat) kalian. Lalu diperiksa, jika dari ahli sunnah maka haditsnya diambil, dan jika dari ahli bid’ah maka haditsnya tidak diambil.[41]

 Sepanjang sejarah keilmuan Islam telah tercatat beberapa ulama ahlus-sunnah yang otoritatif di bidangnya. Dalam bidang ilmu tafsir/kajian al-Qur`an, nama-nama seperti Ibn Jarir at-Thabari, al-Qurthubi, Ibn Taimiyyah, Ibn Katsir, dan yang menempuh metode keilmuan seperti mereka harus dijadikan rujukan. Dalam bidang ilmu hadits, nama-nama seperti Ahmad ibn Hanbal, al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, Abu Dawud, an-Nasa`i, al-Hafizh Ibn Hajar al-’Asqalani, as-Syaukani, as-Shan’ani, dan yang menempuh metode keilmuan seperti mereka harus dijadikan rujukan. Dalam bidang fiqh, nama-nama seperti as-Syafi’i, Abu Hanifah, Malik, Ahmad ibn Hanbal, tidak boleh dikesampingkan. Dalam bidang aqidah-akhlaq, nama-nama seperti Ahmad ibn Hanbal, Ibn Taimiyyah, Ibnul-Qayyim, al-Ghazali, dan yang menempuh metode keilmuan seperti mereka tidak boleh diabaikan. Jika kemudian yang dijadikan rujukan adalah tokoh-tokoh yang sama sekali tidak pernah merujuk kepada nama-nama di atas, besar kemungkinan ilmu yang dipelajari adalah ilmu yang sesat.Wal-’Llahu a’lam.

___________________

Maraji’

Kutubus-Sunnah

Ahmad ibn ‘Ali ibn Hajar al-’Asqalani, Fathul-Bari bi Syarh Shahih al-Bukhari, Beirut: Darul-Fikr, 2000.

Abdul-‘Aziz ibn ‘Abdillah ibn Baz, Nawaqidlul-Islam. Al-Maktabah as-Syamilah

Ar-Raghib al-Ashfahani, Mu’jam Mufradat Alfazhil-Qur`an. Beirut: Darul-Fikr, t.th.

Ibnul-Qayyim al-Jauziyyah, I’lamul-Muwaqqi’in ‘an Rabbil-‘Alamin, Riyadl: Dar Ibnul-Jauzi, 1423 H.

Ibrahim ibn Musa as-Syathibi, al-I’tisham, Beirut: Darul-Fikr, t.th.

Muhammad ‘Ajjaj al-Khathib, Ushul al-Hadits; ‘Ulumuhu wa Mushthalahuhu, Beirut : Darul-Fikr, 1409 H/1989 M.

Muhammad ibn Shalih al-‘Utsaimin al-Qaulul-Mufid ‘ala Kitab at-Tauhid.Riyadl: Darul-‘Ashimah, 1415.

Muhammad Mushtafaal-A’zhami, Studies in Hadith Methodology and Literature, terj. Memahami Ilmu Hadits.

Mushthafa as-Siba’i, as-Sunnah wa Makanatuha fit-Tasyri’il-Islami, Darul-Warraq, 2000.

[1]‘Allamah ar-Raghib al-Ashfahani dalam kitab Mu’jam Mufradat Alfazhil-Qur`an menjelaskan:

Sesat: Menyimpang dari jalan yang lurus. Kebalikannya ‘hidayah (petunjuk)’. Allah swt berfirman: Siapa yang mendapatkan petunjuk, maka ia mendapat petunjuk untuk dirinya sendiri. Dan siapa yang sesat, maka ia sesat sendiri(QS. al-Isra` [17] : 15). Istilah sesat ditujukan pada setiap penyimpangan dari manhaj, baik itu disengaja atau tidak disengaja, baik itu sedikit atau banyak.

Maka dari itu, ar-Raghib menjelaskan lebih lanjut, istilah “sesat” ditujukan kepada orang-orang durhaka juga para Nabi ‘alaihimus-salam, meski tentu kadar ketersesatan mereka jauh berbeda. Jika istilah “sesat” itu ditambah dengan “sesat sekali” (dlalal ba’id, dlalal mubin) maka itu ditujukan kepada penyimpangan yang sudah masuk pada ranah kufur (keluar dari Islam).

Berdasarkan pengertian ini, tentu setiap perbuatan yang menyimpang dari jalan yang benar adalah sesat. Dengan sendirinya, MUI, Persis, Muhammadiyah, NU, dan sebagainya juga bisa dikategorikan kelompok sesat dalam kasus-kasus tertentu yang menyimpang dari kebenaran meski motifnya karena tidak disengaja atau tidak tahu. Para Nabi alaihimus-salam saja, sebagaimana dijelaskan oleh ar-Raghib di atas, ada yang disebut sesat oleh Allah swt dalam al-Qur`an (tentunya karena ketidaksengajaan dan ketidaktahuan).

[2]Diputuskan dalam Rakernas MUI di Jakarta, 6 November 2007 M. Dalam hal ini MUI menggarisbawahi bahwa 10 kriteria di atas tidak boleh diterapkan berdasarkan praduga semata, melainkan harus berdasar pada penelitian yang shahih.

[3]Ibnul-Qayyim al-Jauziyyah dalam kitabnya I’lamul-Muwaqqi’in menjelaskan khusus pada bab ke-17 tentang kemungkinan fatwa berubah/berbeda tergantung perubahan waktu, tempat, situasi, motivasi dan adat kebiasaan. Hukum memang tetap, tetapi fatwa tidak menutup kemungkinan berubah dan berbeda.

[4]Penulis sependapat dengan Syaikh ‘Utsaimin yang menyatakan bahwa vonis kafir, musyrik, dan laknat, tidak bisa ditujukan begitu saja kepada para pelaku kekufuran, syirik, dan perbuatan terlaknat, disebabkan ada faktor-faktor lain yang harus diteliti lebih dahulu (dalam bahasa Syaikh ‘Utsaimin: asbab; syarat penunjang sahnya vonis dan mani’; penghalang vonis dijatuhkan). Misalnya faktor kebodohan, taqlid, dan semisalnya. Jika pelaku kufur/syirik/perbuatan terlaknat itu ternyata tidak tahu, tidak sadar, tidak paham, dan hanya sekedar taqlid, maka mereka tidak boleh langsung divonis kafir, musyrik, atau terlaknat. Mereka harus didakwahiterlebih dahulu, meski dengan cara berdebat, sampai mereka tahu, sadar, dan hujjah sampai kepada mereka (lihat al-Qaulul-Mufid ‘ala Kitab at-Tauhid 1 : 29).

[5]Khabar adalah berita dari/tentang Nabi saw atau yang lainnya. Khabar mencakup hadits Nabi saw dan atsar (berita dari/tentang shahabat, tabi’in dan ulama lainnya. Rujuk pengertian khabar dan hadits dalam M. ‘Ajjaj al-Khathib, Ushulul-Hadits).

[6]Sunnah (jama’: sunan, sanan, sunun) artinya aturan, model kehidupan, atau tabiat/watak (QS. al-Ahzab [33] : 38, an-Nisa` [4] : 26, al-Hijr [15] : 12-13). Pada masa awal Islam ketika berbicara model kehidupan (sunnah) maka yang mendominasi adalah “model kehidupan Nabi saw”, sehingga menyebarlah penggunaan istilah “sunnah” sebagai tertuju khusus pada “sunnah Nabi saw”. (M.M. Azhami, Studies in Hadith Methodology and Literature, terj. Memahami Ilmu Hadits, hlm. 26). Maka dari itu, istilah ini kadang dipadankan dengan hadits.

[7]Al-Mustadrak al-Hakim kitab al-‘ilm no. 290; as-Sunan al-Kubra al-Baihaqi 10 : 114; Muwaththa` Malik kitab al-jami’ bab an-nahy ‘anil-qaul bil-qadar no. 1395

[8]Bid’ah adalah “peribadatan/syari’at/aturan agama yang dibuat-buat tanpa ada sunnahnya”. Bid’ah tidak selalu menyebabkan kufur seperti halnya Ahmadiyah dan Syi’ah. Bid’ah juga harus dibedakan dengan ikhtilaf(persoalan yang dipersilihkan). Misalnya: Tarawih 23 raka’at bukan bid’ah, tetapi ikhtilaf. Dalam menilai bid’ah tidak boleh gegabah, apalagi sampai mencabut akar-akar sunnahnya. Contoh: Shalawatan ba’da adzan, bid’ahnya pada suaranya yang dikeraskan dan dilagukan saja, bukan pada shalawatnya itu sendiri.

Para ulama membagi bid’ah kepada haqiqiyyah (sebenarnya)dan idlafiyyah (tidak sebenarnya) [as-Syathibi dalam al-I'tisham 1 : 367]. Menurut Imam as-Syafi’i, sebagaimana dikutip al-Baihaqi dan ditulis al-Hafizh dalam Fath al-Bari, muhdatsat itu ada yang bertentangan dengan al-Qur`an, sunnah, atsar, dan ijma’, dan ini jelas sesat; ada juga muhdatsat yang tidak menyalahi al-Qur`an, sunnah, atsar, dan ijma’. Selanjutnya, mengutip Ibn ‘Abdis-Salam, al-Hafizh Ibn Hajar menjelaskan bahwa bid’ah itu ada lima hukum: (1) Wajib, seperti mempelajari Nahwu, mengkodifikasi ushul fiqh, ilmu hadits, syarah gharib hadits, (2) Sunat, yaitu setiap kebaikan yang tidak diajarkan di zaman Nabi saw, contohnya shalat tarawih berjama’ah, membangun madrasah, kamp militer, tashawwuf yang mahmud, (3) Haram, seperti bid’ah yang dibuat murji`ah, qadariyyah, musyabbbihah, (4) Mubah, seperti bersalaman ba’da shalat, makan dan minum yang enak, (5) Makruh, bid’ah yang lebih dari mubah. Akan tetapi Ibn Baz membantah para ulama Syafi’iyyah di atas. Menurutnya, bid’ah syar’i itu sudah jelas batasannya: kullu bid’ah dlalalah. Nabi saw sendiri tidak memberikan pengecualian. Tentang macam-macam bid’ah di atas, itu bukan bid’ah haqiqiyyah, tapi bid’ah idlafiyyah atau bid’ah secara bahasa (Lihat Fath al-Bari kitab al-i’tisham bil-kitab was-sunnah bab al-iqtida` bi sunani Rasulillah saw)

[9]Shahih Muslim kitab al-jumu’ah bab takhfifis-shalat wal-khutbah no.2042

[10]Menurut Mushthafa as-Siba’i, yang termasuk kelompok ini di antaranya Syi’ah, Khawarij, Mu’tazilah Mutakallimin, penolak kehujjahan hadits Ahad, orientalis, dan kalangan muslim modernis yang terpengaruh orientalis seperti Ahmad Amin (as-Sunnah wa Makanatuha fit-Tasyri’il-Islami, Darul-Warraq, 2000).

[11]Shahih Muslim kitab al-iman bab ma’rifah al-iman wal-islam wal-qadr wa ‘ilmis-sa’ah no. 102. Kelanjutan hadits ini adalah “Hadits Jibril” tentang iman, islam dan ihsan (rukun iman dan rukun islam).

[12]Shahih Muslim kitab al-iman bab bayan ithlaq ismil-kafir, no. 256-257

[13]Sunan at-Tirmidzi kitab al-iman bab ma ja`a fi tarkis-shalat no. 2830; Sunan an-Nasa`i kitab as-shalat bab al-hukmi fi tarikis-shalat no. 467; Sunan Ibn Majah kitab iqamah as-shalat was-sunnah bab ma ja`a fiman tarakas-shalat no. 1132.

[14]Shahih al-Bukhari kitab az-zakat bab wujub az-zakat no. 1399. Abu Bakar sama sekali tidak menentang hadits yang disampaikan ‘Umar ibn al-Khaththab (yang dicetak tebal). Tetapi justru Abu Bakar lebih cermat dalam memahami hadits tersebut. Dalam hadits tersebut dengan jelas disebutkan oleh Nabi saw bahwa yang sudah bersyahadat la ilaha illal-‘Llah mempunyai kewajiban untuk menjalankan haq (kewajiban) Islam, yang jika tidak dipenuhi oleh seseorang maka orang tersebut boleh dipaksa dengan senjata (perang), di antaranya adalah zakat.

[15]Sunan at-Tirmidzi kitab al-fitan bab latarkabunna sunana man kana qablakum no. 2180. Pernyataan kaum Nabi Musa kepada Nabi Musa as yang dimaksud terdapat dalam QS. al-A’raf [7] : 138.

[16]Sunan Abi Dawud kitab al-jihad bab fir-rusul no. 2763 (al-Albani: shahih). Dalam riwayat ad-Darimi (Sunan ad-Darimi kitab as-siyar bab fin-nahy ‘an qatlir-rusul no. 2503) dijelaskan bahwa dua orang utusan Musailamah tersebut—salah seorangnya bernama ‘Abdullah ibn Tawahah—membawa pesan tentang ikrar Musailamah akan kerasulannya dan mereka pun bersyahadat bahwa Musailamah rasul Allah. Ibn Mas’ud yang meriwayatkan hadits tersebut kemudian membunuh ‘Abdullah ibn Tawahah pada masa Abu Bakar di markas para pengikut Musailamah di Bani Hanifah dengan beristidlal pada hadits di atas,.

[17]Dajjal : Nabi palsu. Al-Masih Dajjal : Tuhan palsu (rujuk AR-RISALAH jilid 2 no. hadits 97)

[18]Shahih al-Bukhari kitab al-manaqib bab ‘alamat an-nubuwwah fil-Islam no. 3609; kitab al-fitan bab haddatsana Musaddad, no. 7121, Shahih Muslim kitab al-fitan wa asyrath as-sa’ah bab la taqumus-sa’ah hatta yamurrar-rajul bi qabrir-rajul no. 7526.

[19]Shahih Muslim kitab al-iman bab bayan hal iman man qala li akhihil-muslim ya kafir no. 225

[20]Shahih al-Bukhari kitab as-shalat bab al-masajid fil-buyut no. 425.

[21]Shahih al-Bukhari kitab al-maghazi bab ba’tsin-Nabiy Usamah ibn Zaid ilal-Huraqat min Juhainah no. 4269, 6872; Shahih Muslim kitab al-iman bab tahrim qatlil-kafir ba’da an qala la ilaha illal-llah no. 288

[22]QS. An-Nisa` [4] : 94. Ibn Katsir meriwayatkan beberapa riwayat yang berbeda namun semakna terkait asbabun-nuzul (latar belakang turun) ayat ini. Di antaranya sebagaimana yang dijelaskan Ibn ‘Abbas, sebuah pasukan diutus oleh Nabi saw untuk memerangi satu kaum yang membahayakan umat Islam. Setibanya di tempat, kaum yang hendak diperangi tersebut sudah lari terlebih dahulu. Hanya tinggal tersisa seseorang yang ketika ditemukan ia mengucapkan syahadat. Al-Miqdad ibn al-Aswad kemudian membunuhnya karena berasumsi orang itu hanya hendak melindungi dirinya sendiri dengan syahadat palsu. Seorang shahabat lainnya saat itu menegur al-Miqdad atas perbuatan cerobohnya, dan ia pun melaporkannya kepada Rasulullah saw setibanya di Madinah. Rasul saw saat itu langsung saja menegur al-Miqdad, sebab sebagaimana sudah diajarkan Rasul saw, tidak boleh membunuh seseorang yang sudah mengucapkan la ilaha illal-’Llah. Tentang kebenaran ucapan tersebut, hisabnya diserahkan kepada Allah swt saja. Tidak lama dari itu, Rasul saw juga menjelaskan bahwa tidak mustahil orang yang dibunuh tadi sama seperti para shahabat dahulu ketika di Makkah, tidak berani bersyahadat karena takut dibunuh orang kafir, dan baru berani bersyahadat ketika orang-orang kafir tidak ada.

[23]Persoalan ini insya Allah akan dibahas lebih lanjut. Sebagai pengantar kajian bisa dirujuk buku penulis, AR-RISALAH kajian hadits no. 4, 21, 22, 38, dan 46)

[24]Shahih al-Bukhari, kitab al-fitan, bab satarauna ba’di umuran tunkirunaha, no. 7053. Imam Ibn Hajar menjelaskan: Yang dimaksud dengan mitah jahiliyyah adalah keadaan matinya seperti matinya orang-orang Jahiliyyah, ada dalam kesesatan dan tidak adanya pemimpin yang ditaati, karena sungguh memang mereka tidak mengetahui hal itu. Dan bukanlah yang dimaksud itu mati dalam keadaan kafir, tapi yang benar adalah mati dalam keadaan berma’shiyat. (Fathul-Bari 13 : 7)

[25]Shahih al-Bukhari, kitab al-fitan, bab satarauna ba’di umuran tunkirunaha, no. 7054.

[26]Khawarij, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama hadits, merupakan bentuk jama’ dari kharijah yang berarti tha`ifah (kelompok/golongan). Asal katanya dari kharaja yang bisa berarti keluar (kharaja ‘an) atau memberontak (kharaja ‘ala). Artinya khawarij adalah mereka yang keluar dari Islam dan memberontak kepada kaum muslimin, bahkan kaum muslimin yang terbaik, yakni para shahabat dan generasi salaf sesudahnya. Shahabat Ibn ‘Umar memandang mereka sebagai makhluq Allah yang jahat. Menurutnya: “Mereka telah mengenakan ayat-ayat yang diperuntukkan bagi orang-orang kafir kepada orang-orang beriman.” Dengan kata lain, mengkafirkan orang Islam dengan memakai dalil-dalil al-Qur`an yang sebenarnya ditujukan untuk orang-orang kafir. Menurut Abu Bakar Ibn al-’Arabi, identitas utama dari Khawarij itu ada dua: (1) Menilai siapa yang menyerahkan urusan hukum kepada manusia (tahkim) sebagai kafir, demikian juga siapa saja yang terlibat dalam konflik politik seperti terjadi pada peristiwa Jamal dan Shiffin. Dalam kelompok ini maka ‘Ali, ‘Aisyah dan semua shahabat yang terlibat di sana dinyatakan kafir. (2) Menilai bahwa siapa yang melakukan dosa besar adalah kafir dan akan kekal di neraka (Fath al-Bari 14 : 287-289 kitab istitabah al-murtaddin bab qatlil-khawarij wal-mulhidin ba’da iqamah al-hujjah ‘alaihim).

[27]Shahih Muslim, kitab al-imarah, bab al-amr bi luzum al-jama’ah ‘inda zhuhur al-fitan, no. 4899.

[28]Shahih Muslim kitab al-imarah bab hukmi man farraqa amral-muslimin no. 4904.

[29]Dinisbatkan kepada sebuah tempat yang bernama Harura, yang menjadi markas pertama Khawarij ketika membelot dari pasukan kaum muslimin yang dipimpin oleh ‘Ali ibn Abi Thalib (Fathul-Bari kitab istitabah al-murtaddin bab qatlil-khawarij wal-mulhidin).

[30]Shahih al-Bukhari kitab istitabah al-murtaddin bab qatlil-khawarij wal-mulhidin ba’da iqamah al-hujjah ‘alaihim no. 6932.

[31]Shahih al-Bukhari kitab istitabah al-murtaddin bab qatlil-khawarij wal-mulhidin ba’da iqamah al-hujjah ‘alaihim no. 6931.

[32]Shahih al-Bukhari kitab al-‘ilm bab raf’il-‘ilm no. 80.

[33]Shahih al-Bukhari kitab al-‘ilm bab raf’il-‘ilm no. 81. Banyaknya wanita dan sedikitnya laki-laki mungkin disebabkan banyaknya peperangan sehingga banyak kaum lelaki yang terbunuh, atau juga mungkin di akhir zaman akan lebih sedikit lelaki yang lahir dibanding wanita. Al-Hafizh Ibn Hajar dalam Fathul-Bari lebih setuju pada pendapat yang kedua.

[34]Shahih al-Bukhari kitab al-‘ilm bab kaifa yuqbadlul-‘ilm no. 100. Hadits di atas diriwayatkan pula dalam Shahih Muslim kitab al-‘ilm bab raf’il-‘ilm wa qabdlihi no. 6971-6974, Sunan at-Tirmidzi kitab al-‘ilm bab dzahabil-‘ilm no. 2652, Sunan Ibn Majah kitab iftitah al-kitab bab ijtinabir-ra`yi wal-qiyas no. 52, Musnad Ahmad hadits ‘Abdullah ibn ‘Amr no. 6511, 6787, 6896.

[35]Lihat kembali hlm. 4 tentang al-Qur`an dan sunnah yang harus dijadikan rujukan utama.

[36]Umat Islam semuanya sepakat bahwa Khalifah Abu Bakar, ‘Umar ibnul-Khaththab, ‘Utsman ibn ‘Affan, dan ‘Ali ibn Abi Thalib, termasuk khulafa rasyidin mahdiyyin,sementara selain mereka diperselisihkan, Meski bukan berarti bahwa khalifah Hasan ibn Ali ibn Abi Thalib, Mu’awiyah, ‘Abdullah ibn az-Zubair, dan khalifah-khalifah lain sesudah mereka dianggap kafir, atau khalifah yang tidak sah, hanya sebatas tidak ada “kata sepakat” (ijma’) akan kemurniannya dalam mengikuti petunjuk Rasul saw (rasyidin mahdiyyin).

[37]Para ulama menyebut manhaj ini dengan ijma’ shahabat. Sebagian ikhwah menyebutnya dengan manhaj salafus-shalih.

[38] Sunan Abi Dawud kitab as-sunnah bab fi luzum as-sunnah no. 4609

[39]Sunan at-Tirmidzi, kitab al-iman ‘an Rasulillah, bab ma ja’a fi iftiraqi hadzihi al-ummah, no. 2565

[40] Shahih Muslim kitab al-muqaddimah bab fi annal-isnad minad-din, no. 26

[41] Shahih Muslim kitab al-muqaddimah bab fi annal-isnad minad-din, no. 27

[sumber;pemikiranislam.net]